صحيح البخاري ٤٢٢١: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ قَالَ كُنْتُ أَنَا وَأُمِّي مِنْ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنْ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ
Shahih Bukhari 4221: Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Ubaidillah] dia berkata: Aku mendengar [Ibnu 'Abbas] berkata: Aku bersama Ibuku termasuk dalam ayat: "mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita." (QS. An Nisa: 75, 98).
صحيح البخاري ٤٢٢٢: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ تَلَا { إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنْ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ } قَالَ كُنْتُ أَنَا وَأُمِّي مِمَّنْ عَذَرَ اللَّهُ وَيُذْكَرُ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ { حَصِرَتْ } ضَاقَتْ { تَلْوُوا } أَلْسِنَتَكُمْ بِالشَّهَادَةِ وَقَالَ غَيْرُهُ الْمُرَاغَمُ الْمُهَاجَرُ رَاغَمْتُ هَاجَرْتُ قَوْمِي { مَوْقُوتًا } مُوَقَّتًا وَقْتَهُ عَلَيْهِمْ
Shahih Bukhari 4222: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa [Ibnu 'Abbas] membaca ayat: (kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan untuk hijrah). (QS. An Nisa: 98) lalu dia berkata: Aku dan Ibuku termasuk orang yang mendapat udzur dari Allah. dan disebutkan pula dari Ibnu Abbas, makna {HASHIRAT} yaitu 'sempit.' Sedangkan makna {TALWUU} yaitu 'memutar balikkan lisan kalian dalam bersaksi.' Sedangkan yang lainnya berkata: arti 'Al Muragham' adalah Al Muhajir (orang yang berhijrah). 'Raghamtu' artinya saya berhijrah dari kaumku. Adapun arti {MAUQUUTAN} (QS. An Nisa: 103). adalah waktunya telah ditentukan bagi mereka.
صحيح البخاري ٤٢٢٣: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَدِيٍّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ { فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ } رَجَعَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أُحُدٍ وَكَانَ النَّاسُ فِيهِمْ فِرْقَتَيْنِ فَرِيقٌ يَقُولُ اقْتُلْهُمْ وَفَرِيقٌ يَقُولُ لَا فَنَزَلَتْ { فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ } وَقَالَ إِنَّهَا طَيْبَةُ تَنْفِي الْخَبَثَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْفِضَّةِ
Shahih Bukhari 4223: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dan ['Abdurrahman] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adi] dari ['Abdullah bin Yazid] dari Zaid bin Tsabit radliyallahu 'anhu bahwa Mengenai ayat: {famaa lakum fil munafiqiina fi`atain} (Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafiq) (QS. An Nisa: 88). Zaid berkata: Beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali dari perang Uhud, hingga mereka terpecah menjadi dua kelompok yang menyatakan perang dan sekelompok yang menyatakan tidak berperang, lalu turun ayat ini {famaa lakum fil munafiqiina fi`atain} juga ia berkata: "Merekalah orang yang baik, yang telah membersihkan kotoran sebagaimana api membersihkan karat-karat logam."
صحيح البخاري ٤٢٢٤: حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا مُغِيرَةُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَ سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ قَالَ آيَةٌ اخْتَلَفَ فِيهَا أَهْلُ الْكُوفَةِ فَرَحَلْتُ فِيهَا إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَسَأَلْتُهُ عَنْهَا فَقَالَ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ } هِيَ آخِرُ مَا نَزَلَ وَمَا نَسَخَهَا شَيْءٌ
Shahih Bukhari 4224: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Mughirah bin An Nu'man] ia berkata: Aku mendengar [Sa'id bin Jubair] berkata: Ada sebuah ayat yang menyebabkan penduduk Kufah berselisih tentangnya, maka aku berangkat menemui Ibnu Abbas lalu aku bertanya kepadanya mengenai ayat itu. Lalu Ibnu Abbas berkata: Telah turun ayat ini: {WAMAY YAQTUL MU'MINAN MUTA'AMMIDAN FAJAZAA-UHU JAHANNAMU} (Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam)." (QS. An Nisa: 93). Ayat ini adalah ayat yang terakhir turun (dari surat An Nisa), tidak ada yang menghapusnya sedikit pun.
صحيح البخاري ٤٢٢٥: حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ عَطَاءٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا { وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمْ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا } قَالَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كَانَ رَجُلٌ فِي غُنَيْمَةٍ لَهُ فَلَحِقَهُ الْمُسْلِمُونَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَقَتَلُوهُ وَأَخَذُوا غُنَيْمَتَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِي ذَلِكَ إِلَى قَوْلِهِ { تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا } تِلْكَ الْغُنَيْمَةُ قَالَ قَرَأَ ابْنُ عَبَّاسٍ السَّلَامَ
Shahih Bukhari 4225: Telah menceritakan kepadaku ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Atha] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {WALAA TAQUULUU LIMAN ALQAA ILAYKUMUS SALAAMA LASTA MU'MINAN} (Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan 'salam' kepadamu: 'Kamu bukan seorang mu'min). (QS. An Nisaa: 94) Ibnu Abbas berkata: "Beberapa orang muslim menemui seseorang yang tengah berada dikambing-kambing miliknya lalu ia mengucapkan: Assalaamu 'Alaikum. Namun mereka menangkapnya lalu membunuhnya kemudian mengambil kambing-kambing tersebut, hingga firmanNya: {TABTAGHUUNA 'ARADLAL HAYAATID DUNYAA} (dengan harapan kalian mendapatkan kekayaan dunia), yaitu kambing-kambing itu. Perawi berkata: Ibnu Abbas membacanya: "As Salaama."
صحيح البخاري ٤٢٢٦: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ أَنَّهُ رَأَى مَرْوَانَ بْنَ الْحَكَمِ فِي الْمَسْجِدِ فَأَقْبَلْتُ حَتَّى جَلَسْتُ إِلَى جَنْبِهِ فَأَخْبَرَنَا أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْلَى عَلَيْهِ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } { وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ } فَجَاءَهُ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ وَهْوَ يُمِلُّهَا عَلَيَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَوْ أَسْتَطِيعُ الْجِهَادَ لَجَاهَدْتُ وَكَانَ أَعْمَى فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفَخِذُهُ عَلَى فَخِذِي فَثَقُلَتْ عَلَيَّ حَتَّى خِفْتُ أَنْ تَرُضَّ فَخِذِي ثُمَّ سُرِّيَ عَنْهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { غَيْرَ أُولِي الضَّرَرِ }
Shahih Bukhari 4226: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Sahl bin Sa'ad As Sa'idi] bahwasanya dia melihat [Marwan bin Hakam] sedang berada di masjid maka aku menemuinya hingga aku duduk di sampingnya. Lalu ia mengabarkan kepada kami, bahwa Zaid bin Tsabit mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendiktekan kepadanya ayat {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA} {WAL MUJAAHIDUUNA FII SABIILILLAAH} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang) (dan mereka yang berjihad fii sabilillah). (QS. An Nisa: 95) Kemudian datang kepadanya Ibnu Ummi Maktum dan beliau mendiktekannya kepadaku. Lalu ia berkata: "Wahai Rasulullah, demi Allah, seandainya saya mampu untuk berjihad, niscaya saya akan berjihad." Dan ia adalah orang yang buta, kemudian Allah menurunkan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan pahanya berada di atas pahaku hingga terasa berat bagiku hampir aku merasa takut pahaku patah, kemudian terhilangkan kesusahannya, dan Allah menurunkan ayat {GHAIRU UULIDL DLARAR} (Kecuali orang-orang yang mempunyai halangan).
صحيح البخاري ٤٢٢٧: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْبَرَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَيْدًا فَكَتَبَهَا فَجَاءَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَشَكَا ضَرَارَتَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { غَيْرَ أُولِي الضَّرَرِ }
Shahih Bukhari 4227: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari Al Bara' radliyallahu 'anhu berkata: Tatkala turun ayat: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang). (QS. An Nisa: 95) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Zaid, lalu Zaid menulisnya. Kemudian Ibnu Ummi Maktum datang mengadukan kesulitannya untuk ikut berperang karena buta. Maka Allah menurunkan ayat: {GHAIRU UULIDL DLARAR} (Kecuali orang-orang yang mempunyai halangan).
صحيح البخاري ٤٢٢٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا فُلَانًا فَجَاءَهُ وَمَعَهُ الدَّوَاةُ وَاللَّوْحُ أَوْ الْكَتِفُ فَقَالَ اكْتُبْ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } { وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ } وَخَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَا ضَرِيرٌ فَنَزَلَتْ مَكَانَهَا { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرَ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ }
Shahih Bukhari 4228: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara'] dia berkata: Ketika turun ayat: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang). (QS. An Nisa: 95), Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Panggilkan si fulan!", maka ia datang seraya membawa tempat tinta dan lembaran dari kayu atau tulang. Lalu beliau bersabda: "Tulislah: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA} {WAL MUJAAHIDUUNA FII SABIILILLAAH} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang) (dan mereka yang berjihad fii sabilillah)." (QS. An Nisa: 95) sedangkan di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ada Ibnu Ummi Maktum, lalu dia berkata: "Wahai Rasulullah, aku ini buta." Maka turunlah dalam ayat itu: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA GHAIRU UULIDL DLARAR' WAL MUJAAHIDUUNA FII SABIILILLAAH} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang Kecuali orang-orang yang mempunyai halangan, dan mereka yang berjihad fii sabilillah).
صحيح البخاري ٤٢٢٩: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامٌ أَنَّ ابْنَ جُرَيْجٍ أَخْبَرَهُمْ ح و حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْكَرِيمِ أَنَّ مِقْسَمًا مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ أَخْبَرَهُ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَخْبَرَهُ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } عَنْ بَدْرٍ وَالْخَارِجُونَ إِلَى بَدْرٍ
Shahih Bukhari 4229: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepada mereka: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepadaku ['Abdul Karim] bahwa [Miqsam] -budak- 'Abdullah bin Al Harits mengabarkan kepadanya dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai ayat: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MUKMINIINA} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang). (QS. An Nisa: 95), yaitu yang duduk-duduk tidak ikut perang Badar dan orang-orang yang berangkat untuk berperang.
صحيح البخاري ٤٢٣٠: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ وَغَيْرُهُ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَبُو الْأَسْوَدِ قَالَ قُطِعَ عَلَى أَهْلِ الْمَدِينَةِ بَعْثٌ فَاكْتُتِبْتُ فِيهِ فَلَقِيتُ عِكْرِمَةَ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَأَخْبَرْتُهُ فَنَهَانِي عَنْ ذَلِكَ أَشَدَّ النَّهْيِ ثُمَّ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ أَنَّ نَاسًا مِنْ الْمُسْلِمِينَ كَانُوا مَعَ الْمُشْرِكِينَ يُكَثِّرُونَ سَوَادَ الْمُشْرِكِينَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي السَّهْمُ فَيُرْمَى بِهِ فَيُصِيبُ أَحَدَهُمْ فَيَقْتُلُهُ أَوْ يُضْرَبُ فَيُقْتَلُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمْ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ } الْآيَةَ رَوَاهُ اللَّيْثُ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ
Shahih Bukhari 4230: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yazid Al Muqri] Telah menceritakan kepada kami [Haiwah] dan yang lainnya, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdurrahman Abu Al Aswad] berkata: dia berkata: Penduduk Kufah dipaksa untuk mengirim pasukannya memerangi penduduk Syam dan aku disuruh untuk memimpin mereka. Lalu aku bertemu dengan [Ikrimah] -mantan budak dari- Ibnu Abbas maka aku mengabarkan hal itu kepadanya, namun ia sangat melarangku untuk melalukan hal itu. Ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Ibnu Abbas bahwa sejumlah kaum muslimin pernah bersama orang-orang Musyrikin hingga menambah jumlah mereka. Lalu anak panah datang dan dilepaskan hingga mengenai salah seorang dari mereka (orang-orang muslim yang berada di tengah-tengah kaum musyrikin) dan membunuhnya atau ditebas hingga terbunuh. Kemudian turunlah ayat: {INNAL LADZIINA TAWAFFAAHUMUL MALAA-IKATU DHAALIMII ANFUSIHIM} (Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri mereka sendiri) (QS. An Nisa: 97). diriwayatkan oleh [Al Laits] dari [Abul Aswad].