المستدرك ٥٩١: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا الْعَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ بْنِ مَزْيَدٍ الْبَيْرُوتِيُّ، أَنْبَأَ أَبِي، قَالَ: سَمِعْتُ الْأَوْزَاعِيَّ، قَالَ: أُنْبِئْتُ أَنَّ سَعِيدَ بْنَ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيَّ، حَدَّثَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِذَا وَطِئَ أَحَدُكُمْ بِنَعْلَيْهِ فِي الْأَذَى فَإِنَّ التُّرَابَ لَهُمَا طَهُورٌ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ فَإِنَّ مُحَمَّدَ بْنَ كَثِيرٍ الصَّنْعَانِيَّ هَذَا صَدُوقٌ وَقَدْ حُفِظَ فِي إِسْنَادِهِ ذِكْرُ ابْنِ عَجْلَانَ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 591: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya’qub menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Al Walid bin Mazid Al Bairuti menceritakan kepada kami, ayahku mengabarkan kepadaku, dia berkata: Aku mendengar Al Auza’i berkata: Aku diberitahu bahwa Sa’id bin Abu Sa’id Al Maqburi menceritakan dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian menginjak kotoran dengan kedua terompahnya maka debu suci bagi keduanya." Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, karena Muhammad bin Katsir Ash-Shan’ani orang yang sangat jujur. Dalam sanadnya dihapal nama Ibnu Ajian, tapi keduanya tidak meriwayatkannya.
المستدرك ٥٩٢: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ الْعَدْلُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ خَيْرَانَ، ثنا شُعْبَةُ، قَالَ: وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثنا عَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ الرَّقَّامُ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ حُضَيْنِ بْنِ الْمُنْذِرِ، عَنِ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ، أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ، ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ وَقَالَ: " إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ - أَوْ قَالَ: عَلَى طَهَارَةٍ - «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ بِهَذَا اللَّفْظِ " إِنَّمَا أَخْرَجَ مُسْلِمٌ حَدِيثَ الضَّحَّاكِ بْنِ عُثْمَانَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَجُلًا مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ، وَقَالَ: " إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ - أَوْ قَالَ: - عَلَى طَهَارَةٍ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ بِهَذَا اللَّفْظِ "
Al Mustadrak 592: Ali bin Hamsyad Al Adi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ghalib menceritakan kepada kami, Abdullah bin Khairan menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ghalib menceritakan kepada kami, Abbas bin Al Walid Ar-Raqqam menceritakan kepada kami, Abdul A’la bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Al Hasan, dari Hudhain bin Al Mundzir, dari Al Muhajir bin Qunfuzh, bahwa dia mendatangi Nabi yang ketika itu sedang kencing. Lalu dia mengucapkan salam kepadanya, tapi Nabi tidak menjawabnya sampai dia berwudhu. Beliau lalu meminta maaf seraya bersabda, "Aku tidak suka menyebut nama Allah kecuali dalam keadaan suci" Atau, "Dalam keadaan bersih." Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim. Keduanya tidak meriwayatkan dengan redaksi ini. Muslim hanya meriwayatkan hadits Adh-Dhahhak bin Utsman dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa seorang laki-laki melewati Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan ketika itu beliau sedangkan kencing, lalu dia mengucapkan salam kepada beliau, tapi beliau tidak menjawabnya sampai berwudhu. Beliau kemudian meminta maaf dan bersabda, "Aku tidak suka menyebut nama Allah kecuali dalam keadaan suci" Atau, "Dalam keadaan ber-thaharah" Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya dengan redaksi ini.
المستدرك ٥٩٣: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ الْفَقِيهُ، بِالرِّيِّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَرَحِ الْأَزْرَقِ، ثنا حَجَّاجِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ حُكَيْمَةَ بِنْتِ أُمَيْمَةَ بِنْتِ رُقَيْقَةَ، عَنْ أُمِّهَا، أَنَّهَا قَالَتْ: «كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدَحٌ مِنْ عِيدَانَ تَحْتَ سَرِيرِهِ يَبُولُ فِيهِ بِاللَّيْلِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ وَسُنَّةٌ غَرِيبَةٌ وَأُمَيْمَةُ بِنْتُ رُقَيْقَةَ صَحَابِيَّةٌ مَشْهُورَةٌ مُخَرَّجٌ حَدِيثُهَا فِي الْوُحْدَانِ لِلْأَئِمَّةِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 593: Abu Bakar Ismail bin Muhammad bin Ismail Al Faqih menceritakan kepada kami di Rayy, Muhammad bin Al Farah Al Azraq menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dan Hukaimah binti Umaimah binti Ruqaiqah, dari ibunya, bahwa dia berkata: "Nabi memiliki gelas dari kayu di bawah tempat tidurnya yang beliau gunakan untuk kencing pada malam hari." Sanad hadits ini shahih dan merupakan Sunnah yang gharib. Umaimah binti Ruqaiqah merupakan seorang sahabat wanita terkenal yang haditsnya diriwayatkan dalam kitabnya para Imam, tapi keduanya (Al Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.
المستدرك ٥٩٤: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْفَضْلِ الشَّعْرَانِيُّ، ثنا جَدِّي، أَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنِي نَافِعُ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنِي حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ، أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْحِمْيَرِيَّ، حَدَّثَهُ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " اتَّقُوا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَ: الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ، وَقَارِعَةَ الطَّرِيقِ، وَالظِّلَّ لِلْخِرَاءَةِ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ " إِنَّمَا تَفَرَّدَ مُسْلِمٌ بِحَدِيثِ الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ «اتَّقُوا اللَّاعِنَيْنِ» . قَالُوا: وَمَا اللَّاعِنَانِ؟ قَالَ: «الَّذِي يَتَخَلَّى فِي الطَّرِيقِ»
Al Mustadrak 594: Ismail bin Muhammad bin Al Fadhl Asy-Sya’rani menceritakan kepada kami, kakekku menceritakan kepada kami, Sa’id bin Abu Maryam mengabarkan kepada kami, Nafi' bin Yazid mengabarkan kepada kami, Haiqah bin Syuraih menceritakan kepadaku bahwa Abu Sa’id Al Himyari menuturkan kepadanya dari Mu’adz bin Jabal, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jauhilah (ketika buang air besar atau kencing), di tiga tempat yang menjadi tidak disenangi orang, (yaitu): padang pasir yang menjadi sumber air, tengah jalan, dan naungan yang dipakai sebagai tempat berteduh." Sanad hadits ini shahih, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Muslim menyendiri dalam meriwayatkan hadits Al Ala dari ayahnya, dari Abu Hurairah, "Jauhilah dua hal yang menyebabkan orang-orang mengutuk pelakunya" Mereka lalu bertanya, "Apakah itu dua hal yang menyebabkan orang-orang mengutuk pelakunya?" Dia menjawab, "Yaitu orang-orang yang buang hajat (buang air kecil atau buang air besar) dijalan."
المستدرك ٥٩٥: أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ الْقَاسِمُ بْنُ الْقَاسِمِ السَّيَّارِيُّ، أَنْبَأَ أَبُو الْمُوَجِّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو الْفَزَارِيُّ، أَنْبَأَ عَبْدَانُ، أَنْبَأَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، أَنْبَأَ مَعْمَرٌ، وَأَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، وَاللَّفْظُ لَهُ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ مَعْمَرٌ، أَخْبَرَنِي أَشْعَثُ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنِ ابْنِ مُغَفَّلٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي مُسْتَحَمِّهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيهِ، أَوْ يَتَوَضَّأُ فِيهِ، فَإِنَّ عَامَّةَ الْوَسْوَاسِ مِنْهُ» . «وَاللَّفْظُ لِحَدِيثِ أَحْمَدَ، هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ وَلَهُ شَاهِدٌ»
Al Mustadrak 595: Abu Al Abbas Al Qasim bin Al Qasim As-Sayyari mengabarkan kepada kami, Abu Al Muwajjih Muhammad bin Amr Al Fazari memberitakan (kepada kami), Abdan memberitakan (kepada kami), Abdullah bin Al Mubarak memberitakan (kepada kami), Ma’mar memberitakan (kepada kami). Ahmad bin Ja’far Al Qathi’i mengabarkan kepada kami dengan redaksinya, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar memberitakan (kepada kami), Asy’ats mengabarkan kepadaku dari Al Hasan, dari Ibnu MughafFal, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah salah seorang dari kalian kencing di tempat mandinya kemudian mandi di situ atau berwudhu, karena umumnya keraguan bermula dari itu." Redaksi ini merupakan riwayat Ahmad. Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Hadits ini memiliki syahid.
المستدرك ٥٩٦: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ السَّيَّارِيُّ، ثنا أَبُو الْمُوَجِّهِ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، ثنا زُهَيْرٌ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِيِّ - أَظُنُّهُ - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: «نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَمْتَشِطَ أَحَدُنَا كُلَّ يَوْمٍ، أَوْ يَبُولَ فِي مُغْتَسَلِهِ»
Al Mustadrak 596: Abu Al Abbas As-Sayyari menceritakan kepada kami, Abu Al Muwajjih menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami dari Daud bin Abdullah, dari Humaid bin Abdurrahman Al Himyari, aku menduga (dia meriwayatkan) dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah melarang salah seorang dari kami bersisir setiap hari atau kencing di tempat mandinya.”
المستدرك ٥٩٧: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، أَنْبَأَ عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ الْجُنَيْدِ، ثنا الْمُعَافَى بْنُ سُلَيْمَانَ، ثنا زُهَيْرٌ، ثنا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَرْقَمَ، أَنَّهُ خَرَجَ حَاجًّا، أَوْ مُعْتَمِرًا، وَمَعَهُ النَّاسُ وَهُوَ يَؤُمُّهُمْ فَلَمَّا كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ أَقَامَ الصَّلَاةَ صَلَاةَ الصُّبْحِ ثُمَّ قَالَ: لِيَتَقَدَّمْ أَحَدُكُمْ، وَذَهَبَ إِلَى الْخَلَاءِ ثُمَّ قَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يَذْهَبَ إِلَى الْخَلَاءِ وَقَامَتِ الصَّلَاةُ فَلْيَبْدَأْ بِالْخَلَاءِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَلَهُ شُهُودٌ بِأَسَانِيدَ صَحِيحَةٍ»
Al Mustadrak 597: Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih menceritakan kepada kami, Ali bin Al Husain bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Al Mu’afi bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami dari Urwah, dari Abdullah bin Arqam, bahwa dia keluar untuk menunaikan haji atau umrah bersama orang-orang, dan dia sebagai pemimpin mereka. Pada suatu hari ketika tiba waktu Subuh, dia berkata, "Hendaklah salah seorang dari kalian ada yang maju (untuk menjadi imam)." Dia lalu pergi untuk buang air besar. Kemudian dia berkata, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila salah seorang dari kalian hendak pergi ke kamar mandi dan shalat akan ditunaikan, maka hendaklah dia memulai dengan pergi ke kamar mandi terlebih dahulu'." Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Hadits ini memiliki syahid dengan sanad-sanad yang shahih.
المستدرك ٥٩٨: حَدَّثَنَا أَبُو الْفَضْلِ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمُزَكِّي، ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْمَرْوَزِيُّ، ثنا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ الدِّمَشْقِيُّ، ثنا شُعَيْبُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ شُرَيْحٍ الْحَضْرَمِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يُصَلِّيَ وَهُوَ حَقِنٌ حَتَّى يُخَفِّفَ»
Al Mustadrak 598: Abu Al Fadhl Muhammad Ibrahim Al Muzakki menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa Al Marwazi menceritakan kepada kami, Mahmud bin Khalid Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami, Syu’aib bin Ishaq menceritakan kepada kami dari Tsaur bin Yazid, dari Yazid bin Syuraih Al Hadhrami, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak dibolehkan bagi orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir shalat dengan menahan air kencingnya sampai dia merasa ringan (dengan mengeluarkannya).”
المستدرك ٥٩٩: أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى، ثنا مُسَدَّدٌ، وَأَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَا: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي جَزْرَةَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ، قَالَ: كُنَّا عِنْدَ عَائِشَةَ فَجِيءَ بِطَعَامِهَا فَقَامَ الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدٍ يُصَلِّي فَقَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يُصَلَّى بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ، وَلَا هُوَ يُدَافِعُ الْأَخْبَثَانِ»
Al Mustadrak 599: Abu Abdillah Muhammad bin Ya’qub mengabarkan kepada kami, Yahya bin Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Musaddad menceritakan kepada kami. Ahmad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, keduanya berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Abu Jazrah, Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm menceritakan kepada kami dari Al Qasim bin Muhammad, dia berkata, “Kami sedang bersama Aisyah, lalu didatangkan makanan. Aku kemudian melaksanakan shalat. Aisyah lalu berkata, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh shalat di dekat makanan dan tidak boleh shalat orang yang menahan (rasa ingin buang) air kecil atau (rasa ingin buang) air besar.”
المستدرك ٦٠٠: أَخْبَرَنَا أَهَزُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَمْدُونَ الْمُنَاوِيُّ، بِبَغْدَادَ، ثنا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مُحَمَّدٍ الرَّقَاشِيُّ، ثنا أَبُو عَتَّابٍ سَهْلُ بْنُ حَمَّادٍ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، قَالَ: «جَاءَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْرَجْنَا لَهُ مَاءً فِي تَوْرٍ مِنْ صُفْرٍ، فَتَوَضَّأَ هَذَا» . «حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ» ، وَلَهُ شَاهِدٌ مِنْ حَدِيثِ عَائِشَةَ
Al Mustadrak 600: Ahaz bin Ahmad bin Hamdun Al Munawi mengabarkan kepada kami di Baghdad, Abdul Malik bin Muhammad Ar-Raqqasyi menceritakan kepada kami, Abu Attab Sahi bin Hammad menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah menceritakan kepada kami dari Amr bin Yahya, dari ayahnya, dari Abdullah bin Zaid, dia berkata, “Rasulullah mendatangi kami, lalu kami keluarkan air yang disimpan dalam bejana dari tembaga kuning, kemudian beliau berwudhu dengannya." Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Hadits ini memiliki syahid dari hadits Aisyah.