مسند أحمد ٥٧٠: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ فَاطِمَةَ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْتَخْدِمُهُ فَقَالَ أَلَا أَدُلُّكِ عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكِ مِنْ ذَلِكَ تُسَبِّحِينَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتُكَبِّرِينَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتَحْمَدِينَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ أَحَدُهَا أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ
Musnad Ahmad 570: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ubaidillah Bin Abu Yazid] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abi Laila] dari [Ali], bahwa Fathimah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta budak kepada beliau, kemudian beliau berkata: "Maukah aku tunjukkan kepadamu yang lebih baik dari itu? Yaitu kamu bertasbih (membaca subhanallah) tiga puluh tiga kali, bertakbir (membaca Allahu Akbar) tiga puluh tiga kali dan bertahmid (membaca Al Hamdulillah) tiga puluh tiga kali, salah satunya (dari bacaan tersebut) tiga puluh empat."
Grade
موطأ مالك ٥٧٠: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ أَنَّ عَاتِكَةَ ابْنَةَ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ امْرَأَةَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ كَانَتْ تُقَبِّلُ رَأْسَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ وَهُوَ صَائِمٌ فَلَا يَنْهَاهَا
Muwatha' Malik 570: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa ' [Atikah anak perempuan Zaid bin 'Umar bin Nufail], isteri 'Umar bin Khattab, pernah mencium kepala Umar bin al Khatthab padahal Umar sedang berpuasa. Dan Umar tidak melarangnya."
صحيح البخاري ٥٧١: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ هُوَ ابْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ أَخْبَرَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَمَّا كَثُرَ النَّاسُ قَالَ ذَكَرُوا أَنْ يَعْلَمُوا وَقْتَ الصَّلَاةِ بِشَيْءٍ يَعْرِفُونَهُ فَذَكَرُوا أَنْ يُورُوا نَارًا أَوْ يَضْرِبُوا نَاقُوسًا فَأُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَأَنْ يُوتِرَ الْإِقَامَةَ
Shahih Bukhari 571: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] -yaitu Ibnu Salam- berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdul Wahhab Ats Tsaqafi] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Khalid Al Hadza'] dari [Abu Qilabah] dari [Anas bin Malik] berkata: "Ketika manusia sudah banyak (yang masuk Islam), ada yang mengusulkan cara memberitahu masuknya waktu shalat dengan sesuatu yang mereka bisa pahami. Maka ada yang mengusulkan dengan menyalakan api dan ada juga yang mengusulkan dengan memukul lonceng. Lalu diperintahlah Bilal untuk mengumandangkan kalimat adzan dengan genap (dua kali dua kali) dan mengganjilkan iqamah."
صحيح مسلم ٥٧١: و حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَارِيرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ سَعِيدٍ وَعَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ قَالَا حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ أُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَيُوتِرَ الْإِقَامَةَ
Shahih Muslim 571: Dan telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar al-Qawariri] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] dan [Abdul Wahab bin Abdul Majid] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] dia berkata: "Bilal diperintahkan untuk menggenapkan adzan dan mengganjilkan iqamah."
سنن الترمذي ٥٧١: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ قَالَ سَأَلَنِي عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ صَدَقَةِ الْعَسَلِ قَالَ قُلْتُ مَا عِنْدَنَا عَسَلٌ نَتَصَدَّقُ مِنْهُ وَلَكِنْ أَخْبَرَنَا الْمُغِيرَةُ بْنُ حَكِيمٍ أَنَّهُ قَالَ لَيْسَ فِي الْعَسَلِ صَدَقَةٌ فَقَالَ عُمَرُ عَدْلٌ مَرْضِيٌّ فَكَتَبَ إِلَى النَّاسِ أَنْ تُوضَعَ يَعْنِي عَنْهُمْ
Sunan Tirmidzi 571: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab At Tsaqafi] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dia berkata: Umar bin Abdul Aziz pernah bertanya kepadaku tentang zakat madu, dia berkata: saya berkata: kami tidak memiliki madu untuk dizakati darinya, akan tetapi telah mengabarkan kepada kami [Mughirah bin Hakim] bahwa dia berkata: tidak ada kewajiban zakat pada madu. Lantas Umar berkata: Mughirah merupakan orang yang adil lagi diridlai, lalu dia mengumumkan kepada manusia bahwa mereka tidak wajib membayar zakat madu.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
سنن أبي داوود ٥٧١: حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبَانُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
Sunan Abu Daud 571: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Rapatkan shaf-shaf kalian, dekatkanlah jarak antara keduanya, dan sejajarkanlah antara leher-leher. Demi Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, sesungguhnya saya melihat setan masuk ke dalam celah-celah shaf itu, tak ubahnya bagai anak kambing kecil."
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
سنن النسائي ٥٧١: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ قُدَامَةَ قَالَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مُغِيرَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا مَا دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَّا صَلَّاهُمَا
Sunan Nasa'i 571: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Qudamah] dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Mughirah] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dia berkata: ['Aisyah] Radliyallahu'anha berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menemuiku setelah 'Ashar kecuali setelah mengerjakan shalat dua rakaat (ba'da ashar)."
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
سنن ابن ماجه ٥٧١: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بِنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ سَأَلَهُ رَجُلٌ كَمْ أُفِيضُ عَلَى رَأْسِي وَأَنَا جُنُبٌ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْثُو عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَثَيَاتٍ قَالَ الرَّجُلُ إِنَّ شَعْرِي طَوِيلٌ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثَرَ شَعْرًا مِنْكَ وَأَطْيَبَ
Sunan Ibnu Majah 571: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Khallad Al Ahmar] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Hurairah] bahwa ia pernah ditanya oleh seorang laki-laki, "Berapa kali aku harus menuangkan air ke atas kepalaku ketika junub?" ia menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuangkan tiga siraman di atas kepalanya." Laki-laki itu berkata: "Sesungguhnya rambutku sangat panjang?" Abu Hurairah berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam rambutnya lebih panjang dan lebih baik dari milikmu."
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
سنن الدارمي ٥٧١: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلَامِ بْنُ حَرْبٍ عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى عَنْ الْحَسَنِ أَنَّهُ دَخَلَ السُّوقَ فَسَاوَمَ رَجُلًا بِثَوْبٍ فَقَالَ هُوَ لَكَ بِكَذَا وَكَذَا وَاللَّهِ لَوْ كَانَ غَيْرَكَ مَا أَعْطَيْتُهُ فَقَالَ فَعَلْتُمُوهَا فَمَا رُئِيَ بَعْدَهَا مُشْتَرِيًا مِنْ السُّوقِ وَلَا بَائِعًا حَتَّى لَحِقَ بِاللَّهِ
Sunan Darimi 571: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdus Sallam bin Harb] dari [Abdul A'la] dari [Al Hasan]: "Ia masuk satu pasar dan menawar baju dari seorang, kemudian ia (penjual) berkata: 'Baju ini dengan harga sekian dan sekian, Demi Allah subhanahu wata'ala seandainya selain kamu aku tidak akan memberikannya (dengan harga segitu). Penjual mengatakan: 'Anda masih juga tawar menawar?. Setelah itu ia tidak pernah terlihat di pasar itu melakukan jual-beli hingga wafat' ".
Grade
موطأ مالك ٥٧١: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ أَنَّ عَائِشَةَ بِنْتَ طَلْحَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا كَانَتْ عِنْدَ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلَ عَلَيْهَا زَوْجُهَا هُنَالِكَ وَهُوَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ وَهُوَ صَائِمٌ فَقَالَتْ لَهُ عَائِشَةُ مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَدْنُوَ مِنْ أَهْلِكَ فَتُقَبِّلَهَا وَتُلَاعِبَهَا فَقَالَ أُقَبِّلُهَا وَأَنَا صَائِمٌ قَالَتْ نَعَمْ
Muwatha' Malik 571: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Nadlr] mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah, bahwa [Aisyah binti Thalhah] mengabarkan kepadanya, bahwa dirinya pernah di sisi [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Saat itu suaminya, Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq, yang sedang berpuasa datang menemuinya. Aisyah lalu bertanya, "Apa yang menghalangimu untuk mendekati isterimu, kemudian mencium dan bercanda dengannya." Abdullah berkata: "Apakah aku boleh menciumnya padahal aku sedang berpuasa?" Aisyah menjawab, "Ya."