سنن الترمذي ٣٣٦٩: حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَارِقِيِّ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَافَرَ فَرَكِبَ رَاحِلَتَهُ كَبَّرَ ثَلَاثًا وَيَقُولُ { سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ } ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَفَرِي هَذَا مِنْ الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا الْمَسِيرَ وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَ الْأَرْضِ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ اصْحَبْنَا فِي سَفَرِنَا وَاخْلُفْنَا فِي أَهْلِنَا وَكَانَ يَقُولُ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ آيِبُونَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Sunan Tirmidzi 3369: Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Nashr] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Abu Az Zubair] dari [Ali bin Abdullah Al Bariqi] dari [Ibnu Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila bersafar dan mengenadarai kendaraannya beliau bertakbir tiga kali, dan mengucapkan: "SUBHAANALLADZII SAKHKHARA LANAA HAADZAA WA MAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN, WA INNAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUN (Maha Suci Dzat yang telah menundukkan untuk kami hewan ini, dan tidaklah kami dapat memaksakannya, dan kepada Tuhan kami niscaya kami akan kembali)." (QS. Azzukhruf 13-14) Kemudian mengucapkan: "ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKAL BIRRA WAT TAQWAA WA MINAL 'AMALI MAA TARDHAA, ALLAAHUMMA HAWWIN 'ALAINAL MASIIRA WATHWI 'ANNAA BU'DAL ARDHI. ALLAAHUMMA ANTASH SHAAHIBU FIS SAFARI WAL KHALIIFATU FIL AHLI. ALLAAHUMMASH HABNAA FII SAFARINAA WAKHLUFNAA FII AHLINAA (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikan dan ketakwaan, serta amalan yang Engkau ridhai. Ya Allah, permudahlah perjalanan, dan dekatkanlah jauhnya jarak bumi. Ya Allah, Engkau adalah Teman diperjalanan dan gantilah kami berada diantara keluarga kami). Dan apabila kembali kepada keluarga beliau mengucapkan: "AAYIBUUNA INSYAA ALLAAH, TAAIBUUNA 'AABIDUUNA LIRABBINAA HAAMIDUUN" (Kami kembali insya Allah, kami bertaubat, kami menyembah, dan kepada Tuhan kami, kami memuji). Abu Isa berkata: hadits ini adalah hadits hasan gharib dari jalur ini.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
صحيح البخاري ٣٣٧٠: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا شَبِيبُ بْنُ غَرْقَدَةَ قَالَ سَمِعْتُ الْحَيَّ يُحَدِّثُونَ عَنْ عُرْوَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَاهُ دِينَارًا يَشْتَرِي لَهُ بِهِ شَاةً فَاشْتَرَى لَهُ بِهِ شَاتَيْنِ فَبَاعَ إِحْدَاهُمَا بِدِينَارٍ وَجَاءَهُ بِدِينَارٍ وَشَاةٍ فَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ فِي بَيْعِهِ وَكَانَ لَوْ اشْتَرَى التُّرَابَ لَرَبِحَ فِيهِ قَالَ سُفْيَانُ كَانَ الْحَسَنُ بْنُ عُمَارَةَ جَاءَنَا بِهَذَا الْحَدِيثِ عَنْهُ قَالَ سَمِعَهُ شَبِيبٌ مِنْ عُرْوَةَ فَأَتَيْتُهُ فَقَالَ شَبِيبٌ إِنِّي لَمْ أَسْمَعْهُ مِنْ عُرْوَةَ قَالَ سَمِعْتُ الْحَيَّ يُخْبِرُونَهُ عَنْهُ وَلَكِنْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْخَيْرُ مَعْقُودٌ بِنَوَاصِي الْخَيْلِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ قَالَ وَقَدْ رَأَيْتُ فِي دَارِهِ سَبْعِينَ فَرَسًا قَالَ سُفْيَانُ يَشْتَرِي لَهُ شَاةً كَأَنَّهَا أُضْحِيَّةٌ
Shahih Bukhari 3370: Telah bercerita kepada kami ['Ali bin Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami [Syabib bin Gharfadah] berkata: aku mendengar [orang-orang dari qabilahku] yang bercerita dari ['Urwah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberinya satu dinar untuk dibelikan seekor kambing, dengan uang itu ia beli dua ekor kambing, kemudian salah satunya dijual seharga satu dinar, lalu dia menemui beliau dengan membawa seekor kambing dan uang satu dinar. Maka beliau mendoa'akan dia keberkahan dalam jual belinya itu. Sungguh dia apabila berdagang debu sekalipun, pasti mendapatkan untung. Sufyan berkata: Adalah Al Hasan bin 'Umarah yang datang kepada kami dengan membawa hadits ini darinya (dari Syabib). Katanya (Al Hasan): "Syabib mendengar hadits ini dari ['Urwah], maka aku (Sufyan) menemui Syabib lantas dia berkata: "Aku tidak mendengarnya dari 'Urwah." Syabib berkata: "Aku mendengarnya dari orang-orang yang mengabarkan hadits darinya namun aku mendengar dia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kebaikan senantiasa terikat dengan ubun-ubun kuda hingga hari kiamat." Dia Syabib berkata: "Sungguh aku telah melihat di rumahnya ada tujuh puluh ekor kuda." Sufyan berkata: "Dia ('Urwah) membeli seekor kambing untuk Beliau sepertinya untuk keperluan hewan kurban."
سنن الترمذي ٣٣٧٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ حَدَّثَنَا الْحَجَّاجُ الصَّوَّافُ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هِشَامٍ الدَّسْتُوَائِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ وَزَادَ فِيهِ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ وَأَبُو جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ هَذَا الَّذِي رَوَى عَنْهُ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ يُقَالُ لَهُ أَبُو جَعْفَرٍ الْمُؤَذِّنُ وَلَا نَعْرِفُ اسْمَهُ وَقَدْ رَوَى عَنْهُ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ غَيْرَ حَدِيثٍ
Sunan Tirmidzi 3370: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah menceritakan kepada kami [Al Hajjaj Ash Shawwaf] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Ja'far] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tiga doa yang terkabulkan, yaitu: doa orang yang teraniaya, doa orang musafir, doa orang tua untuk anaknya." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Hisyam Ad Dastuwai] dari [Yahya bin Abu Katsir] dengan sanad ini seperti hadits tersebut, dan ia menambahkan padanya: dikabulkan, tidak diragukan padanya. Abu Isa berkata: hadits ini adalah hadits hasan dan Abu Ja'far Ar Razi ini adalah orang yang darinya Yahya bin Abu Katsir meriwayatkan hadits, ia dipanggil Abu Ja'far Al Muadzdzin dan kami tidak mengetahui namanya. Dan Yahya bin Katsir telah meriwayatkan darinya selain hadits ini.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Hasan,
مسند أحمد ٣٣٧٠: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَنْبَأَنَا مُغِيرَةُ عَنْ أَبِي رَزِينٍ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ سُورَةِ النِّسَاءِ فَلَمَّا بَلَغْتُ هَذِهِ الْآيَةَ { فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا } قَالَ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Musnad Ahmad 3370: Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah memberitakan kepada kami [Mughirah] dari [Abu Razin] dari [Ibnu Mas'ud] ia berkata: Aku membacakan surat An Nisa` kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika sampai ayat ini: (Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)), ia berkata: Lalu berlinanglah kedua air mata Beliau.
Grade
سنن الترمذي ٣٣٧١: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْأَسْوَدِ أَبُو عَمْرٍو الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَبِيعَةَ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى الرِّيحَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا فِيهَا وَخَيْرِ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَفِي الْبَاب عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
Sunan Tirmidzi 3371: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Al Aswad Abu 'Amr Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rabi'ah] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atho`] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melihat angina beliau mengucapkan: "ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA MIN KHAIRIHAA WA KHAIRI MAA FIIHAA WA KHAIRI MAA URSILAT BIHI WA A'UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA URSILAT BIHI" (Ya Allah, aku mohon kepadaMu sebagian dari kebaikannya dan kebaikan yang ada padanya serta kebaikan sesuatu yang dikirim bersamanya, dan aku berlindung dari keburukan dan keburukan yang ada padanya serta keburukan sesuatu ia dikirim bersamanya). Dan dalam bab tersebut terdapat riwayat dari Ubai bin Ka'b radliallahu 'anhu. Abu Isa berkata: hadits ini adalah hadits hasan.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
صحيح مسلم ٣٣٧٢: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ كِلَاهُمَا عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ وَهَذَا حَدِيثُهُ أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَنَفِيُّ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ وَهُوَ ابْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنِي إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ قَدِمْنَا الْحُدَيْبِيَةَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِائَةً وَعَلَيْهَا خَمْسُونَ شَاةً لَا تُرْوِيهَا قَالَ فَقَعَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جَبَا الرَّكِيَّةِ فَإِمَّا دَعَا وَإِمَّا بَصَقَ فِيهَا قَالَ فَجَاشَتْ فَسَقَيْنَا وَاسْتَقَيْنَا قَالَ ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَانَا لِلْبَيْعَةِ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ قَالَ فَبَايَعْتُهُ أَوَّلَ النَّاسِ ثُمَّ بَايَعَ وَبَايَعَ حَتَّى إِذَا كَانَ فِي وَسَطٍ مِنْ النَّاسِ قَالَ بَايِعْ يَا سَلَمَةُ قَالَ قُلْتُ قَدْ بَايَعْتُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي أَوَّلِ النَّاسِ قَالَ وَأَيْضًا قَالَ وَرَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَزِلًا يَعْنِي لَيْسَ مَعَهُ سِلَاحٌ قَالَ فَأَعْطَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَفَةً أَوْ دَرَقَةً ثُمَّ بَايَعَ حَتَّى إِذَا كَانَ فِي آخِرِ النَّاسِ قَالَ أَلَا تُبَايِعُنِي يَا سَلَمَةُ قَالَ قُلْتُ قَدْ بَايَعْتُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي أَوَّلِ النَّاسِ وَفِي أَوْسَطِ النَّاسِ قَالَ وَأَيْضًا قَالَ فَبَايَعْتُهُ الثَّالِثَةَ ثُمَّ قَالَ لِي يَا سَلَمَةُ أَيْنَ حَجَفَتُكَ أَوْ دَرَقَتُكَ الَّتِي أَعْطَيْتُكَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقِيَنِي عَمِّي عَامِرٌ عَزِلًا فَأَعْطَيْتُهُ إِيَّاهَا قَالَ فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ إِنَّكَ كَالَّذِي قَالَ الْأَوَّلُ اللَّهُمَّ أَبْغِنِي حَبِيبًا هُوَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي ثُمَّ إِنَّ الْمُشْرِكِينَ رَاسَلُونَا الصُّلْحَ حَتَّى مَشَى بَعْضُنَا فِي بَعْضٍ وَاصْطَلَحْنَا قَالَ وَكُنْتُ تَبِيعًا لِطَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ أَسْقِي فَرَسَهُ وَأَحُسُّهُ وَأَخْدِمُهُ وَآكُلُ مِنْ طَعَامِهِ وَتَرَكْتُ أَهْلِي وَمَالِي مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَلَمَّا اصْطَلَحْنَا نَحْنُ وَأَهْلُ مَكَّةَ وَاخْتَلَطَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ أَتَيْتُ شَجَرَةً فَكَسَحْتُ شَوْكَهَا فَاضْطَجَعْتُ فِي أَصْلِهَا قَالَ فَأَتَانِي أَرْبَعَةٌ مِنْ الْمُشْرِكِينَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَجَعَلُوا يَقَعُونَ فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبْغَضْتُهُمْ فَتَحَوَّلْتُ إِلَى شَجَرَةٍ أُخْرَى وَعَلَّقُوا سِلَاحَهُمْ وَاضْطَجَعُوا فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ نَادَى مُنَادٍ مِنْ أَسْفَلِ الْوَادِي يَا لِلْمُهَاجِرِينَ قُتِلَ ابْنُ زُنَيْمٍ قَالَ فَاخْتَرَطْتُ سَيْفِي ثُمَّ شَدَدْتُ عَلَى أُولَئِكَ الْأَرْبَعَةِ وَهُمْ رُقُودٌ فَأَخَذْتُ سِلَاحَهُمْ فَجَعَلْتُهُ ضِغْثًا فِي يَدِي قَالَ ثُمَّ قُلْتُ وَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ لَا يَرْفَعُ أَحَدٌ مِنْكُمْ رَأْسَهُ إِلَّا ضَرَبْتُ الَّذِي فِيهِ عَيْنَاهُ قَالَ ثُمَّ جِئْتُ بِهِمْ أَسُوقُهُمْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَجَاءَ عَمِّي عَامِرٌ بِرَجُلٍ مِنْ الْعَبَلَاتِ يُقَالُ لَهُ مِكْرَزٌ يَقُودُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَرَسٍ مُجَفَّفٍ فِي سَبْعِينَ مِنْ الْمُشْرِكِينَ فَنَظَرَ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ دَعُوهُمْ يَكُنْ لَهُمْ بَدْءُ الْفُجُورِ وَثِنَاهُ فَعَفَا عَنْهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْزَلَ اللَّهُ { وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ } الْآيَةَ كُلَّهَا قَالَ ثُمَّ خَرَجْنَا رَاجِعِينَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَنَزَلْنَا مَنْزِلًا بَيْنَنَا وَبَيْنَ بَنِي لَحْيَانَ جَبَلٌ وَهُمْ الْمُشْرِكُونَ فَاسْتَغْفَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَنْ رَقِيَ هَذَا الْجَبَلَ اللَّيْلَةَ كَأَنَّهُ طَلِيعَةٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ قَالَ سَلَمَةُ فَرَقِيتُ تِلْكَ اللَّيْلَةَ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ فَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِظَهْرِهِ مَعَ رَبَاحٍ غُلَامِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا مَعَهُ وَخَرَجْتُ مَعَهُ بِفَرَسِ طَلْحَةَ أُنَدِّيهِ مَعَ الظَّهْرِ فَلَمَّا أَصْبَحْنَا إِذَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ الْفَزَارِيُّ قَدْ أَغَارَ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَاقَهُ أَجْمَعَ وَقَتَلَ رَاعِيَهُ قَالَ فَقُلْتُ يَا رَبَاحُ خُذْ هَذَا الْفَرَسَ فَأَبْلِغْهُ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ وَأَخْبِرْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْمُشْرِكِينَ قَدْ أَغَارُوا عَلَى سَرْحِهِ قَالَ ثُمَّ قُمْتُ عَلَى أَكَمَةٍ فَاسْتَقْبَلْتُ الْمَدِينَةَ فَنَادَيْتُ ثَلَاثًا يَا صَبَاحَاهْ ثُمَّ خَرَجْتُ فِي آثَارِ الْقَوْمِ أَرْمِيهِمْ بِالنَّبْلِ وَأَرْتَجِزُ أَقُولُ أَنَا ابْنُ الْأَكْوَعِ وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعِ فَأَلْحَقُ رَجُلًا مِنْهُمْ فَأَصُكُّ سَهْمًا فِي رَحْلِهِ حَتَّى خَلَصَ نَصْلُ السَّهْمِ إِلَى كَتِفِهِ قَالَ قُلْتُ خُذْهَا وَأَنَا ابْنُ الْأَكْوَعِ وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعِ قَالَ فَوَاللَّهِ مَا زِلْتُ أَرْمِيهِمْ وَأَعْقِرُ بِهِمْ فَإِذَا رَجَعَ إِلَيَّ فَارِسٌ أَتَيْتُ شَجَرَةً فَجَلَسْتُ فِي أَصْلِهَا ثُمَّ رَمَيْتُهُ فَعَقَرْتُ بِهِ حَتَّى إِذَا تَضَايَقَ الْجَبَلُ فَدَخَلُوا فِي تَضَايُقِهِ عَلَوْتُ الْجَبَلَ فَجَعَلْتُ أُرَدِّيهِمْ بِالْحِجَارَةِ قَالَ فَمَا زِلْتُ كَذَلِكَ أَتْبَعُهُمْ حَتَّى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ بَعِيرٍ مِنْ ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا خَلَّفْتُهُ وَرَاءَ ظَهْرِي وَخَلَّوْا بَيْنِي وَبَيْنَهُ ثُمَّ اتَّبَعْتُهُمْ أَرْمِيهِمْ حَتَّى أَلْقَوْا أَكْثَرَ مِنْ ثَلَاثِينَ بُرْدَةً وَثَلَاثِينَ رُمْحًا يَسْتَخِفُّونَ وَلَا يَطْرَحُونَ شَيْئًا إِلَّا جَعَلْتُ عَلَيْهِ آرَامًا مِنْ الْحِجَارَةِ يَعْرِفُهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ حَتَّى أَتَوْا مُتَضَايِقًا مِنْ ثَنِيَّةٍ فَإِذَا هُمْ قَدْ أَتَاهُمْ فُلَانُ بْنُ بَدْرٍ الْفَزَارِيُّ فَجَلَسُوا يَتَضَحَّوْنَ يَعْنِي يَتَغَدَّوْنَ وَجَلَسْتُ عَلَى رَأْسِ قَرْنٍ قَالَ الْفَزَارِيُّ مَا هَذَا الَّذِي أَرَى قَالُوا لَقِينَا مِنْ هَذَا الْبَرْحَ وَاللَّهِ مَا فَارَقَنَا مُنْذُ غَلَسٍ يَرْمِينَا حَتَّى انْتَزَعَ كُلَّ شَيْءٍ فِي أَيْدِينَا قَالَ فَلْيَقُمْ إِلَيْهِ نَفَرٌ مِنْكُمْ أَرْبَعَةٌ قَالَ فَصَعِدَ إِلَيَّ مِنْهُمْ أَرْبَعَةٌ فِي الْجَبَلِ قَالَ فَلَمَّا أَمْكَنُونِي مِنْ الْكَلَامِ قَالَ قُلْتُ هَلْ تَعْرِفُونِي قَالُوا لَا وَمَنْ أَنْتَ قَالَ قُلْتُ أَنَا سَلَمَةُ بْنُ الْأَكْوَعِ وَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَطْلُبُ رَجُلًا مِنْكُمْ إِلَّا أَدْرَكْتُهُ وَلَا يَطْلُبُنِي رَجُلٌ مِنْكُمْ فَيُدْرِكَنِي قَالَ أَحَدُهُمْ أَنَا أَظُنُّ قَالَ فَرَجَعُوا فَمَا بَرِحْتُ مَكَانِي حَتَّى رَأَيْتُ فَوَارِسَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَلَّلُونَ الشَّجَرَ قَالَ فَإِذَا أَوَّلُهُمْ الْأَخْرَمُ الْأَسَدِيُّ عَلَى إِثْرِهِ أَبُو قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيُّ وَعَلَى إِثْرِهِ الْمِقْدَادُ بْنُ الْأَسْوَدِ الْكِنْدِيُّ قَالَ فَأَخَذْتُ بِعِنَانِ الْأَخْرَمِ قَالَ فَوَلَّوْا مُدْبِرِينَ قُلْتُ يَا أَخْرَمُ احْذَرْهُمْ لَا يَقْتَطِعُوكَ حَتَّى يَلْحَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ قَالَ يَا سَلَمَةُ إِنْ كُنْتَ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتَعْلَمُ أَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ فَلَا تَحُلْ بَيْنِي وَبَيْنَ الشَّهَادَةِ قَالَ فَخَلَّيْتُهُ فَالْتَقَى هُوَ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ فَعَقَرَ بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ فَرَسَهُ وَطَعَنَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ فَقَتَلَهُ وَتَحَوَّلَ عَلَى فَرَسِهِ وَلَحِقَ أَبُو قَتَادَةَ فَارِسُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ فَطَعَنَهُ فَقَتَلَهُ فَوَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَبِعْتُهُمْ أَعْدُو عَلَى رِجْلَيَّ حَتَّى مَا أَرَى وَرَائِي مِنْ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا غُبَارِهِمْ شَيْئًا حَتَّى يَعْدِلُوا قَبْلَ غُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى شِعْبٍ فِيهِ مَاءٌ يُقَالُ لَهُ ذَو قَرَدٍ لِيَشْرَبُوا مِنْهُ وَهُمْ عِطَاشٌ قَالَ فَنَظَرُوا إِلَيَّ أَعْدُو وَرَاءَهُمْ فَخَلَّيْتُهُمْ عَنْهُ يَعْنِي أَجْلَيْتُهُمْ عَنْهُ فَمَا ذَاقُوا مِنْهُ قَطْرَةً قَالَ وَيَخْرُجُونَ فَيَشْتَدُّونَ فِي ثَنِيَّةٍ قَالَ فَأَعْدُو فَأَلْحَقُ رَجُلًا مِنْهُمْ فَأَصُكُّهُ بِسَهْمٍ فِي نُغْضِ كَتِفِهِ قَالَ قُلْتُ خُذْهَا وَأَنَا ابْنُ الْأَكْوَعِ وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعِ قَالَ يَا ثَكِلَتْهُ أُمُّهُ أَكْوَعُهُ بُكْرَةَ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ يَا عَدُوَّ نَفْسِهِ أَكْوَعُكَ بُكْرَةَ قَالَ وَأَرْدَوْا فَرَسَيْنِ عَلَى ثَنِيَّةٍ قَالَ فَجِئْتُ بِهِمَا أَسُوقُهُمَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَلَحِقَنِي عَامِرٌ بِسَطِيحَةٍ فِيهَا مَذْقَةٌ مِنْ لَبَنٍ وَسَطِيحَةٍ فِيهَا مَاءٌ فَتَوَضَّأْتُ وَشَرِبْتُ ثُمَّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللّ
Shahih Muslim 3372: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Hasyim Ibnul Qasim]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Abu Amir Al Aqadi] keduanya dari [Ikrimah bin Ammar]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Abdurrahman Ad Darimi] dan ini adalah haditsnya. Telah mengabarkan kepada kami [Abu Ali Al Hanafi Ubaidullah bin Abdul Majid] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah] -yaitu Ibnu Ammar- telah menceritakan kepadaku [Iyas bin Salamah] dari [ayahnya] dia berkata: "Kami pernah ikut perang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke Hudaibiyah, pada saat itu kami berjumlah seribu empat ratus orang, dan kami hanya membawa lima puluh ekor kambing, sehingga air susu kambing sejumlah itu tidak cukup untuk kami minum. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di dekat sumur sambil berdo'a atau meludahinya. Berkat do'a yang dibacakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada air susu kambing tersebut, maka kami semua dapat meminum air susu dengan sepuas-puasnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajak kami untuk berbai'at kepada beliau di bawah pohon. Aku berbaiat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada rombongan pertama. Kemudian beliau terus menerima pembaiatan dari para sahabat yang hadir pada saat itu. Ketika sampai pada rombongan yang berada di tengah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Barbaiatlah wahai Salamah." Aku pun berkata kepada beliau, "Aku telah berbaiat kepada anda pada rombongan pertama wahai Rasulullah." Namun beliau justru bersabda kepadaku: "Berbaiatlah lagi waahi Salamah." Aku akhirnya menuruti permintaan beliau. Ketika beliau melihat aku tidak membawa senjata sama sekali, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan tameng atau perisai kepadaku. Selanjutnya beliau menerima pembaiatan lagi dari rombongan yang terakhir. Pada saat itu, beliau kembali bertanya kepada aku: "Mengapa kamu tidak ikut berbaiat kepadaku wahai Salamah?" Aku menjawab, "Aku telah berbaiat kepadamu wahai Rasulullah, bahkan tadi aku telah berbaiat kepada anda hingga dua kali, yaitu pada rombongan pertama dan rombongan pertengahan." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berbaiatlah sekali lagi wahai Salamah!" Akhirnya aku ikut berbaiat kepada beliau untuk yang ketiga kalinya. Selesai berbaiat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadaku: "Wahai Salamah, mana tameng dan perisai yang aku berikan kepadamu?" aku mencoba menjelaskan pertanyaan beliau, "Wahai Rasulullah, tadi aku bertemu dengan pamanku, Amir, ternyata dia juga tidak mempunyai senjata sama sekali, maka tameng itu aku berikan kepadanya." Mendengar penjelasan itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum sambil bersabda: "Sesungguhnya kamu seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang dahulu, 'Ya Allah, ya Rabbku, berikanlah aku seorang kekasih yang lebih aku cintai daripada diriku sendiri'." Beberapa hari kemudian, kaum Musyrikin mengajak kami berdamai dengan cara mengirim kurir terlebih dahulu. Setelah mengalami proses yang tidak begitu lama, akhirnya kami sepakat untuk berdamai. Dahulu aku adalah pelayan Thalhah bin Ubaidillah, tugasku memberi minum kuda dan memandikannya. Sebagai imbalan dari pelayanannya tersebut, aku mendapatkan makan darinya. Aku memang bertekat untuk meninggalkan keluarga dan hartaku untuk berhijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya. Ketika kesepakatan perjanjian damai antara kami dengan penduduk Makkah telah terjalin, hingga kami sudah bisa saling berbaur, maka suatu hari aku pergi menuju pepohonan untuk beristirahat di bawahnya. Pada saat berbaring di bawah pohon itulah, tiba-tiba datang empat orang Musyrikin dari peduduk kota Makkah yang tengah menggunjing Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga membuat aku geram terhadap mereka. Lalu aku pidah ke batang pohon lainnya sambil melihat mereka menggantungkan senjatanya dan setelah itu mereka tertidur. Pada saat itulah, tiba-tiba terdengar suara orang yang menyeru dari dasar jurang, "Hai kaum Muhajirin, Ibnu Zunaim telah terbunuh." Seketika itu juga aku cabut sambil mendatangi keempat orang musyrikin yang tengah tidur tersebut, aku ambil senjata mereka." Salamah melanjutkan, "Setelah itu aku berkata kepada mereka, 'Demi dzat yang telah memuliakan wajah Muhammad, barangsiapa ada di antara kalian berani mengangkat kepalanya, maka akan kutebas lehernya.' Akhirnya keempat orang kafir Qurasiy tersebut aku giring ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada saat yang bersamaan aku melihat Amir, paman aku. Ternyata dia juga tengah menggiring seorang laki-laki Quraisy yang bernama Mikraz untuk di ajukan ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lelaki Quraisy yang bernama Mikraz tersebut dibiarkan mengendarai seekor kuda yang ternyata diikuti sekitar tiga puluh orang musyrikin dari anak buahnya. Sejenak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memandangi mereka sambil bersabda: "Biarkanlah mereka, karena mereka akan menaggung kezalimannya dari awal sampai akhir." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memaafkan mereka, maka Allah menurunkan ayat: '(Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Makkah setelah Allah memenangkan kamu atas mereka) ' (Qs. Al Fath: 24). Setelah kejadian itu, kami kembali pulang bersama-sama ke kota Madinah dengan membawa kemenangan. Namun sebelumnya, kami berhenti di suatu tempat. Sedangkan jarak kami dengan Bani Lihyan saat itu hanya dipisahkan oleh gunung, menurut informasi yang aku ketahui, kaum Bani Lihyan juga termasuk dari orang-orang Musyrik. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan bahwa beliau akan mengampuni seseorang yang sanggup mendaki gunung tersebut pada malam hari. Memang, gunung yang ada di hadapan mereka itu seakan-akan sedang menantang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat yang hadir saat itu. Pada malam itu juga, aku berhasil mendaki gunung tersebut sebanyak dua atau tiga kali. Akhirnya kami tiba di kota Madinah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Rabbah -pelayan beliau- untuk mengawal unta yang tengah membawa muatan yang cukup besar, lalu aku juga ikut menyertai Rabbah dengan menaiki kuda milik Thalhah. Keesokan harinya, aku mendengar informasi bahwa Abdurrahman Al Fazari hendak mencegat rombongan kami. Ternyata informasi itu benar, Abdurrahman dapat menawan unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta muatannya. Bahkan kami dengar, dia berhasil membunuh orang yang mengendarai unta tersebut. Saat itu aku telah mengatakannya kepada Rabbah, 'Wahai Rabbah, ambillah kuda ini dan serahkanlah kepada Thalhah bin Ubaidullah, jangan sampai lupa, beritahukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa orang-orang Musyrikin telah menawan rombongan unta yang beliau utus.' Setelah itu, aku naik ke atas bukit, sambil menghadap kota Madinah, aku berteriak dengan suara lantang, 'Wahai para penduduk! ' Sebanyak tiga kali berturut-turut. Kemudian aku turun dari atas bukit sambil terus melepaskan anak panah ke arah sasaran musuh, sementara itu untuk menghibur hati, aku bersenandung, 'Aku adalah putra Al Akwa', hari ini adalah hari kebinasaan! ' Dalam perjelanan mengejar musuh, aku bertemu seorang laki-laki dari kaum Musyrikin. Lalu aku mulai membidikkan anak panah ke arahnya. Tidak lama kemudian, aku berhasil menancapkan sebatang anak panah tepat mengenai bahunya, dari kejauhan aku katakan kepadanya, 'Rasakanlah anak panah itu, aku adalah putra Al Akwa', hari ini adalah hari kebinasaan'." Salamah berkata: "Demi Allah, aku tetap terus melancarkan anak panah ke arah musuh. Tiba-tiba dari arah depan, aku melihat seorang musuh yang sedang menunggang kuda menuju ke arahku. Lalu aku bersembunyi di balik pohon yang rimbun. Begitu musuh yang menunggang kuda itu melintas, segera aku melepaskan anak panahku hingga berhasil melukainya. Tidak beberapa lama, datang lagi beberapa pasukan musuh. Namun seperti sebelumnya, aku langsung memanjat ke atas bukit. Dari atas bukit tersebut aku berupaya menahan laju mereka dengan cara melemparkan bebatuan ke arah mereka, dan ternyata cara tersebut berhasil. Mereka mundur secara teratur dan membiarkan aku terus mengejarnya. Karena merasa keberatan dengan beban yang mereka bawa, akhirnya mereka menjatuhkan sebagian besar perbekalan mereka dari unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mereka ambil, agar lebih ringan dan dapat melarikan kendaraannya. Aku pun terus mengikuti laju mereka sambil melemparkan anak panah. Aku juga membuat jejak di jalan-jalan dengan bebatuan supaya dapat diketahui oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, dari apa yang telah aku lakukan terhadap musuh-musuh tersebut. Dengan berhimpit-himpitan, pasukan kaum Musyrikin berusaha turun dari bukit dengan melewati jalan sempit yang ada di bukit. Untungnya, Fulan bin Badri Al Fazari telah siap menanti di bawah untuk membantu mereka. Kemudian mereka duduk sambil beristirahat karena kelelahan, sementara aku duduk di atas bukit. Dari atas bukit, aku mendengar Al Fazari bertanya kepada teman-temannya yang baru saja turun dari bukit, 'Ada apa ini? Apa yang telah terjadi pada kalian? ' mereka menjawab, 'Kami telah mengalami kepayahan, demi Allah, tidaklah kami melalui akhir malam, melainkan kami selalu dihujani anak panah, sehingga kami membuang sebagian besar perbekalan kami.' Lalu Al Fazari memerintahkan empat orang dari mereka untuk menghadapiku, akhirnya keempat orang tersebut bergegas naik ke atas bukit untuk menghadapiku. Ketika jarak antara aku dengan mereka sudah semakin dekat, hingga memungkinkan mereka mendengar suara aku, maka aku berseru, "Hai kalian berempat, apakah kalian mengenalku? ' mereka menjawab, 'Tidak, kami tidak mengenalmu, siapa sebenarnya kamu? ' aku menjawab, 'Aku adalah Salamah bin Al Akwa', demi dzat yang memuliakan wajah Muhammad, aku tidak akan membiarkan kalian hidup, mungkin begitu pula dengan kalian yang tidak mungkin membiarkan aku hidup.' Lalu aku mendengar salah seorang dari keempat orang tersebut menjawab seperti yang aku katakan. Belum sampai aku pindah tempat, tiba-tiba aku melihat beberapa orang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang tengah mengendarai kuda keluar dari balik semak-semak pepohonan menuju arah tempat aku berada." Salamah berkata: "Pertama kali yang aku lihat adalah Akhram Al Asadi, disusul oleh Abu Qatadah Al Anshari. Setelah itu, muncullah Miqdad bin Aswad Al Kindi." Salamah melanjutkan, "Lalu aku memegang tali kekang kuda milik akhram, ternyata mereka bergegas hendak maju membantu aku, segera aku berkata: "Wahai Akhram, hati-hatilah terhadap mereka, jangan sampai mereka melukai atau mencelakaimu, hingga datang bala bantuan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat yang lain." Dia menjawab, "Wahai Salamah, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Allah dan hari Kiamat, serta kamu yakin bahwa surga dan neraka itu sesuatu yang benar, maka janganlah kamu menghalangiku untuk memperoleh syahid." Salamah berkata: "Kemudian aku membiarkannya maju untuk bertempur satu lawan satu, lalu Abdurrahman maju ke hadapan menghadapi Akhram, pada awalnya dia dapat melukai kuda Abdurrahman, namun akhirnya Abdurrahman dapat menikam akhram hingga dia gugur. Abdurrahman lantas menaiki kudanya. Setelah itu, majulah Abu Qatadah -prajurit penunggang kuda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- menghadapi Abdurrahman. Lalu Abu Qatadah dapat menikam Abdurrahman dan membunuhnya, demi dzat yang memuliakan wajah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, aku terus membuntuti mereka dengan berjalan kaki hingga tak kulihat satupun sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak juga debunya. Menjelang matahari terbenam, mereka menuju ke jalan di bukit yang terdapat mata airnya bernama Dzu Qard, untuk mereka minum karena kehausan." Salamah berkata: "Kemudian mereka melihatku berlari membuntuti mereka, kuhalangi mereka dari telaga itu sehingga mereka tak bisa meneguk setetes air." Salamah berkata: "Lantas mereka meninggalkan tempat tersebut dengan bersusah payah menyusuri lereng-lereng bukit." Salamah melanjutkan, "Lalu aku berlari dan menjumpai seseorang dari mereka, lantas kutusuk dengan anak panah tepat mengenai ujung tulang bahu." Salamah melanjutkan, "Lalu kukatakan dengan nada mengejek, 'Coba kau cabut anak panah yang kutusukkan, aku adalah putra Al Akwa', hari ini adalah hari kebinasaan.' Sang musuh berujar, 'Pagi yang sial, betulkah kamu Akwa'? ' Aku menjawab, 'Betul hai musuh Allah, akulah Akwa' yang pagi dini membawa kesialan bagimu.' Akwa' meneruskan, "Musuh mencelakai dua ekor kudanya di lereng gunung. Kugiring keduanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Amir menyusulku dengan membawa geriba kulit berkantung dua, satu berisi susu campuran, dan satunya berisi air murni. Aku berwudlu dan minum, lantas kutemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang beliau tengah berada di sumber air yang kuhalangi musuh meminumnya. Ternyata Rasulullah telah mengambil seluruh unta dan segala yang kuselamatkan dari pasukan musyrik, juga tombak dan kain burdah. Saat itu, Bilal telah menyembelih seekor unta dari beberapa unta yang aku selamatkan dari orang Musyrik, kemudian dia mengambil hatinya dan punuknya dan membakarnya, setelah itu ia mempersembahkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Salamah melanjutkan, 'Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, biarkanlah aku memilih seratus orang dari pasukan musuh, kemudian aku mengikuti mereka hingga tidak ada lagi yang menginformasikan posisi kita melainkan aku tebas batang lehernya'." Salamah berkata: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum sehingga gigi geraham beliau terlihat jelas siang hari itu. Kemudian beliau bertanya: "Wahai Salamah, apakah kamu telah siap dengan apa yang akan kamu lakukan itu?" aku menjawab, "Tentu, demi dzat yang telah memuliakan anda." Selanjutnya beliau bersabda: "Ketahuilah wahai Salamah, sesungguhnya mereka sekarang sedang berada di wilayah kekuasaan orang-orang Ghathafan." Salamah berkata: "Lalu datanglah seorang laki-laki dari Ghathafan seraya berkata: "Si fulan telah menyembelih unta untuk mereka, ketika mereka menguliti hewan tersebut, tiba-tiba mereka melihat debu mengepul, hingga mereka lari terbirit-birit." Keesokan harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik prajurit penunggang kuda saat ini adalah Abu Qatadah, sedangkan sebaik-baik prajurit pejalan kaki adalah salamah." Salamah melanjutkan, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan dua batang tombak kepadaku, yaitu: tombak untuk pasukan berkuda dan tombak untuk pejalan kaki, dan saat itu aku menggabungkan menjadi satu. Kemudian kami kembali ke Madinah dan aku membonceng di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan menaiki Adzba`." Salamah berkata: "Ketika kami berada di tengah jalan, -Salamah berkata- ada seorang sahabat Anshar yang mengajak kami untuk lomba lari cepat. Salamah berkata: "Lalu sahabat Anshar itu berkata: 'Tidakkah ada orang yang mau berlomba lari menuju Madinah? ' dan ia mengulanginya sampai beberapa kali." Salamah melanjutkan, "Setelah aku mendengar perkataannya, aku berkata: 'Apakah kamu hendak memuliakan orang yang mulia, ataukah hendak memperoleh wibawa di hadapan orang yang terpandang? ' dia menjawab, "Tidak, namun untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Salamah melanjutkan, "Aku berkata: "Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku, biarkanlah aku melayani tantangan lomba lari laki-laki itu!" Beliau menjawab: "Silahkan jika kamu mau." Salamah berkata: "Ayo mulai." Lalu aku berlari dengan kakiku, memang aku sengaja membiarkan dia hingga ia mendaki satu atau dua bukit, sebab aku khawatir akan kehabisan tenaga, kemudian aku berlari melewati jejaknya dan aku masih membiarkan dia mendaki satu atau dua bukit. Kemudian aku pacu lagi lariku sekencang-kencangnya sehingga aku dapat menjumpainya." Salamah berkata: "Kemudian aku menepuk di antara pundaknya." Salamah melanjutkan, "Aku berkata: 'Demi Allah, kamu telah didahului'." -Iyasy berkata: aku kira Salamah berkata- "aku telah mendahuluinya ke Madinah." Salamah melanjutkan, "Demi Allah, kami waktu i
سنن الترمذي ٣٣٧٢: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ عَنْ حَجَّاجِ بْنِ أَرْطَاةَ عَنْ أَبِي مَطَرٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَمِعَ صَوْتَ الرَّعْدِ وَالصَّوَاعِقِ قَالَ اللَّهُمَّ لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلَا تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Sunan Tirmidzi 3372: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] dari [Hajjaj bin Arthah] dari [Abu Mathar] dari [Salim bin Abdullah bin Umar] dari [ayahnya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mendengar suara halilintar atau petir beliau mengucapkan: "ALLAAHUMMA LAA TAQTULNAA BIGHADHABIKA WA LAA TUHLIKNAA BI'ADZAABIKA WA 'AAFINAA QABLA DZAALIK" (Ya Allah, janganlah Engkau bunuh kami dengan kemarahanMu, dan janganlah Engkau binasakan kami dengan adzabMu dan ampunilah kami sebelum itu). Abu Isa berkata: hadits ini adalah hadits gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Dha'if,
صحيح البخاري ٣٣٧٣: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْخَيْلُ لِثَلَاثَةٍ لِرَجُلٍ أَجْرٌ وَلِرَجُلٍ سِتْرٌ وَعَلَى رَجُلٍ وِزْرٌ فَأَمَّا الَّذِي لَهُ أَجْرٌ فَرَجُلٌ رَبَطَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَأَطَالَ لَهَا فِي مَرْجٍ أَوْ رَوْضَةٍ وَمَا أَصَابَتْ فِي طِيَلِهَا مِنْ الْمَرْجِ أَوْ الرَّوْضَةِ كَانَتْ لَهُ حَسَنَاتٍ وَلَوْ أَنَّهَا قَطَعَتْ طِيَلَهَا فَاسْتَنَّتْ شَرَفًا أَوْ شَرَفَيْنِ كَانَتْ أَرْوَاثُهَا حَسَنَاتٍ لَهُ وَلَوْ أَنَّهَا مَرَّتْ بِنَهَرٍ فَشَرِبَتْ وَلَمْ يُرِدْ أَنْ يَسْقِيَهَا كَانَ ذَلِكَ لَهُ حَسَنَاتٍ وَرَجُلٌ رَبَطَهَا تَغَنِّيًا وَسِتْرًا وَتَعَفُّفًا وَلَمْ يَنْسَ حَقَّ اللَّهِ فِي رِقَابِهَا وَظُهُورِهَا فَهِيَ لَهُ كَذَلِكَ سِتْرٌ وَرَجُلٌ رَبَطَهَا فَخْرًا وَرِيَاءً وَنِوَاءً لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ فَهِيَ وِزْرٌ وَسُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْحُمُرِ فَقَالَ مَا أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهَا إِلَّا هَذِهِ الْآيَةُ الْجَامِعَةُ الْفَاذَّةُ { فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ }
Shahih Bukhari 3373: Telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Zaid binAslam] dari [Abu Shalih as-Samman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kuda itu ada tiga jenis. Yaitu, ada yang bagi seseorang membawa pahala, ada yang menjadi pelindung dan ada yang mendatangkan dosa. Adapun orang yang mendapatkan pahala dengan kudanya adalah orang yang menggunakan kudanya di jalan Allah, dia rawat dan pelihara kudanya di ladang hijau atau rerumputan, setiap kali tali ikatannya mengenai tanaman atau rerumputan itu maka terhitung baginya hasanah (kebaikan), dan seandainya talinya terputus lalu kuda itu lari menjauh hingga mendaki satu dua bukit maka bekas dan apa yang diinjaknya menjadi kebaikan baginya, dan seandainya kuda itu melewati sungai lalu minum dari air sungai tersebut sedang dia tidak berkehendak memberinya minum, maka baginya hasanah dan itulah pahala baginya. Yang kedua, seorang yang menjadikan kudanya untuk mencari penghasilan, solusi kehidupan dan untuk menjaga kehormatan diri namun dia tidak melupakan hak Allah pada kaki dan punggung kudanya, maka kuda itu menjadi pelindung baginya. Dan yang ketiga, seorang yang menjadikan kudanya sebagai kebanggaan, pamer dan untuk permusuhan melawan Ummat Islam maka baginya mendatangkan dosa." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang keledai maka beliau menjawab: "Tidak ada wahyu yang diturunkan kepadaku tentang hal ini melainkan firman Allah yang mencakup manfaat yang besar, yaitu: (Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji sawi sekalipun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar seberat biji sawi sekalipun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula) (QS. Al Zalzalah: 7-8).
سنن الترمذي ٣٣٧٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ سُفْيَانَ الْمَدِينِيُّ حَدَّثَنِي بِلَالُ بْنِ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ قَالَ اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
Sunan Tirmidzi 3373: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir Al 'Aqadi] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Sufyan Al Madini] telah menceritakan kepada kami [Bilal bin Yahya bin Thalhah bin 'Ubaidullah] dari [ayahnya] dari [kakeknya yaitu Thalhal bin 'Ubaidullah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melihat bulan sabit beliau mengucapkan: "ALLAAHUMMA AHLILHU 'ALAINAA BILYUMNI WAL AIMAANI WAS SALAAMATI WAL ISLAAM, RABBII WA RABBUKALLAAH" (Terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan berkah, iman, keselamatan serta Islam! Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah). Abu Isa berkata: hadits ini adalah hadits hasan gharib.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Dha'if,
مسند أحمد ٣٣٧٣: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَنْبَأَنَا الْعَوَّامُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي مُحَمَّدٍ مَوْلًى لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَمُوتُ لَهُمَا ثَلَاثَةٌ مِنْ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلَّا كَانُوا لَهُ حِصْنًا حَصِينًا مِنْ النَّارِ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنْ كَانَ اثْنَيْنِ قَالَ وَإِنْ كَانَا اثْنَيْنِ فَقَالَ أَبُو ذَرٍّ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أُقَدِّمْ إِلَّا اثْنَيْنِ قَالَ وَإِنْ كَانَا اثْنَيْنِ قَالَ فَقَالَ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ أَبُو الْمُنْذِرِ سَيِّدُ الْقُرَّاءِ لَمْ أُقَدِّمْ إِلَّا وَاحِدًا قَالَ فَقِيلَ لَهُ وَإِنْ كَانَ وَاحِدًا فَقَالَ إِنَّمَا ذَاكَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى
Musnad Ahmad 3373: Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah memberitakan kepada kami [Al 'Awwam] dari [Muhammad bin Abu Muhammad] mantan budak Umar bin Khaththab dari [Abu Ubaidullah bin Abdullah bin Mas'ud] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah ada dua orang muslim memiliki tiga orang anak yang belum mencapai usia baligh meninggal dunia melainkan mereka akan menjadi benteng yang tangguh baginya dari api neraka." Lalu dikatakan: Wahai Rasulullah, jika hanya dua orang anak saja? Beliau menjawab: "Sekali pun dua orang anak saja." Lalu Abu Dzar berkata: Wahai Rasulullah, Aku hanya memiliki dua orang anak saja. Beliau menjawab: "Sekali pun dua orang anak saja." Lalu Ubay bin Ka'ab, Abu Al Mundzir, sayyid Al Qurra` berkata: Aku hanya memiliki satu orang anak saja? Ia berkata: Maka dikatakan: Sekali pun hanya satu orang saja? Beliau menjawab: "Hal itu berlaku ketika di awal musibah."
Grade