مسند أحمد ٣٦٧٠: حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ أَبِي الْكَهْتَلَةِ قَالَ مُحَمَّدٌ أَظُنُّهُ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ مُحَمَّداً لَمْ يَرَ جِبْرِيلَ فِي صُورَتِهِ إِلَّا مَرَّتَيْنِ أَمَّا مَرَّةٌ فَإِنَّهُ سَأَلَهُ أَنْ يُرِيَهُ نَفْسَهُ فِي صُورَتِهِ فَأَرَاهُ صُورَتَهُ فَسَدَّ الْأُفُقَ وَأَمَّا الْأُخْرَى فَإِنَّهُ صَعِدَ مَعَهُ حِينَ صَعِدَ بِهِ وَقَوْلُهُ { وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى } قَالَ فَلَمَّا أَحَسَّ جِبْرِيلُ رَبَّهُ عَادَ فِي صُورَتِهِ وَسَجَدَ فَقَوْلُهُ { وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى } قَالَ خَلْقَ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام
Musnad Ahmad 3670: Telah meneritakan kepada kami [Abu An Nadlr] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Thalhah] dari [Al Walid bin Qais] dari [Ishaq bin Abu Al Kahtalah], Muhammad berkata: Aku kira ia dari [Ibnu Mas'ud] bahwa ia berkata: Sesungguhnya Muhammad tidak melihat Jibril dalam wujud aslinya kecuali dua kali, pertama karena beliau meminta untuk memperlihatkan dirinya dalam wujud asli, ia pun menampakkan wujud aslinya yang menutup seluruh ufuk, sedang kesempatan lain beliau naik bersamanya ketika hari beliau mi'raj. FirmanNya: (Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad) sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan). Ia berkata: Tatkala Jibril mengetahui Rabbnya ia kembali kepada wujud aslinya dan bersujud. Sedangkan firmanNya: (Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (Yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan Tuhannya yang paling besar). Ia berkata: Adalah penciptaan Jibril 'alaihissalam.
Grade
صحيح البخاري ٣٦٧١: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الصَّوَّافُ حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ كَانَ يَنْزِلُ فِي بَنِي ضُبَيْعَةَ وَهُوَ مَوْلًى لِبَنِي سَدُوسَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ قَالَ قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فِينَا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ }
Shahih Bukhari 3671: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Ash Shawwaf] telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Ya'qub, dia pernah menetap tinggal di Bani Dlubai'ah, dia adalah maula Bani Sudus] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman At-Taymiy] dari [Abu Mijlaz] dari [Qais bin 'Ubad] berkata: 'Ali radliyallahu 'anhu berkata: Ayat ini turun tentang kami, {HAADZAANI KHASHMAANIKH TASHAMUU FII RABBIHIM} (Inilah dua golongan (Mu'min dan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka) (QS. Al-Hajj: 19).
صحيح البخاري ٣٦٧٢: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي هَاشِمٍ عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُقْسِمُ لَنَزَلَتْ هَؤُلَاءِ الْآيَاتُ فِي هَؤُلَاءِ الرَّهْطِ السِّتَّةِ يَوْمَ بَدْرٍ نَحْوَهُ
Shahih Bukhari 3672: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ja'far] telah mengabarkan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abu Hasyim] dari [Abu Mijlaz] dari [Qais bin 'Ubad] aku mendengar Abu Dzarr radliyallahu 'anhu Dia bersumpah: "Sungguh ayat itu turun tentang enam orang itu pada perang Badar." Atau semisalnya.
صحيح البخاري ٣٦٧٣: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا أَبُو هَاشِمٍ عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ يُقْسِمُ قَسَمًا إِنَّ هَذِهِ الْآيَةَ { هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ } نَزَلَتْ فِي الَّذِينَ بَرَزُوا يَوْمَ بَدْرٍ حَمْزَةَ وَعَلِيٍّ وَعُبَيْدَةَ بْنِ الْحَارِثِ وَعُتْبَةَ وَشَيْبَةَ ابْنَيْ رَبِيعَةَ وَالْوَلِيدِ بْنِ عُتْبَةَ
Shahih Bukhari 3673: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim ad-Dawraqiy] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Abu Hasyim] dari [Abu Mijlaz] dari [Qais bin 'Ubad] berkata: Aku mendengar [Abu Dzarr] bersumpah dengan suatu sumpah yang isinya bahwa sesungguhnya ayat ini: {HAADZAANI KHASHMAANIKH TASHAMUU FII RABBIHIM} (Inilah dua golongan (Mu'min dan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka) (QS. Al-Hajj: 19) diturunkan untuk mereka yang melakukan perang tanding pada perang Badar. Mereka adalah Hamzah, Ali, 'Ubaidah bin Al Harits, 'Utbah dan Syaibah, dua putra Rabi'ah dan Al Walid bin 'Utbah.
صحيح البخاري ٣٦٧٦: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ عُثْمَانَ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَرَأَ وَالنَّجْمِ فَسَجَدَ بِهَا وَسَجَدَ مَنْ مَعَهُ غَيْرَ أَنَّ شَيْخًا أَخَذَ كَفًّا مِنْ تُرَابٍ فَرَفَعَهُ إِلَى جَبْهَتِهِ فَقَالَ يَكْفِينِي هَذَا قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ بَعْدُ قُتِلَ كَافِرًا
Shahih Bukhari 3676: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan bin 'Utsman] berkata: telah mengabarkan kepadaku [bapakku] dari [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari Abdullah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Beliau membaca surah An-Najm lalu sujud tilawah. Begitu pula, orang-orang yang bersama beliau ikut bersujud kecuali seorang laki-laki tua, dia mengambil segenggam tanah lalu menempelkannya di keningnya seraya berkata: "Bagiku ini sudah cukup." Abdullah berkata: Di kemudian hari, sungguh aku melihat lelaki tua itu terbunuh dalam keadaan kafir.
صحيح البخاري ٣٦٨٠: حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عَمْرٌو عَنْ عَطَاءٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا { الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا } قَالَ هُمْ وَاللَّهِ كُفَّارُ قُرَيْشٍ قَالَ عَمْرٌو هُمْ قُرَيْشٌ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَةُ اللَّهِ { وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ } قَالَ النَّارَ يَوْمَ بَدْرٍ
Shahih Bukhari 3680: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami ['Amru] dari ['Atha'] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu anhuma: Firman Allah: {ALLADZIINA BADDALUU NI'MATALLAHI KUFRAN} (Orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran) (QS. Ibrahim: 28), demi Allah, mereka adalah kaum kafir Quraisy. 'Amru berkata: "Mereka adalah kaum Quraisy sedangkan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah nikmat Allah." Dan kelanjutan ayat tersebut: {WA AHALLUU QAUMAHUM DAARAL BAWAARI} (Dan menjerumuskan kaum mereka ke dalam kebinasaan), maksudnya adalah api peperangan Badar.
صحيح البخاري ٣٦٨١: حَدَّثَنِي عُبَيْدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ ذُكِرَ عِنْدَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ ابْنَ عُمَرَ رَفَعَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمَيِّتَ يُعَذَّبُ فِي قَبْرِهِ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ فَقَالَتْ وَهَلَ إِنَّمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ لَيُعَذَّبُ بِخَطِيئَتِهِ وَذَنْبِهِ وَإِنَّ أَهْلَهُ لَيَبْكُونَ عَلَيْهِ الْآنَ قَالَتْ وَذَاكَ مِثْلُ قَوْلِهِ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ عَلَى الْقَلِيبِ وَفِيهِ قَتْلَى بَدْرٍ مِنْ الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ لَهُمْ مَا قَالَ إِنَّهُمْ لَيَسْمَعُونَ مَا أَقُولُ إِنَّمَا قَالَ إِنَّهُمْ الْآنَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّ مَا كُنْتُ أَقُولُ لَهُمْ حَقٌّ ثُمَّ قَرَأَتْ { إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى } { وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ } يَقُولُ حِينَ تَبَوَّءُوا مَقَاعِدَهُمْ مِنْ النَّارِ
Shahih Bukhari 3681: Telah menceritakan kepadaku ['Ubaid bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [bapaknya] berkata: Diceritakan di hadapan 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Ibnu 'Umar menganggap bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Bahwa orang yang telah mati akan disiksa didalam kuburnya disebabkan tangisan keluarganya." Maka 'Aisyah berkata: "Tidak begitu. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya seseorang disiksa karena kesalahan dan dosanya dan sesungguhnya keluarganya menangisinya sekarang." 'Aisyah menambahkan: "Dan itu seperti sabda beliau dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri di pinggir lubang (Badar) yang didalamnya ada jasad orang musyrikin yang terbunuh, beliau berbicara kepada mereka, tapi beliau tidak berkata: "Sungguh mereka mendengar apa yang aku ucapkan." Beliau katakan: "Sesungguhnya sekarang mereka baru mengetahui bahwa apa yang aku katakan (risalahku) kepada mereka adalah benar." Kemudian 'Aisyah membaca firman Allah: {INNAKA LAA TUSMI'UL MAUTAA} (Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang yang sudah mati dapat mendengar) (QS. An-Naml: 80). {WAMAA ANTA BIMUSMI'IN MAN FIL QUBUURI} (Dan kamu juga tidak dapat mendengar orang yang ada di dalam qubur) (QS. Fathir: 22). 'Urwah berkata: "Ketika mereka menempati tempat duduk mereka di neraka."
مسند أحمد ٣٦٨١: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ عُمَارَةَ عَنْ وَهْبِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ إِنِّي لَمُسْتَتِرٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ إِذْ جَاءَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ ثَقَفِيٌّ وَخَتْنَاهُ قُرَشِيَّانِ كَثِيرٌ شَحْمُ بُطُونِهِمْ قَلِيلٌ فِقْهُ قُلُوبِهِمْ فَتَحَدَّثُوا بَيْنَهُمْ بِحَدِيثٍ قَالَ فَقَالَ أَحَدُهُمْ تُرَى أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَسْمَعُ مَا قُلْنَا قَالَ الْآخَرُ أُرَاهُ يَسْمَعُ إِذَا رَفَعْنَا وَلَا يَسْمَعُ إِذَا خَفَضْنَا قَالَ الْآخَرَانِ كَانَ يَسْمَعُ شَيْئًا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَسْمَعُهُ كُلَّهُ قَالَ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ حَتَّى الْخَاسِرِينَ }
Musnad Ahmad 3681: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari ['Umarah] dari [Wahb bin Rabi'ah] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata: Aku berlindung di balik Ka'bah, lalu datang tiga orang: seorang Quraisy dan dua orang menantunya dari bani Tsaqif, banyak lemak perut mereka, sedikit pemahaman hati mereka, mereka berbicara dengan pembicaraan yang belum pernah aku dengar. Lalu salah seorang mereka berkata: Apakah menurutmu, Allah mendengar ucapan kita ini? Yang lain berkata: Menurut kami, jika kami mengeraskan suara, Dia mendengarnya dan bila kami tidak mengeraskannya Dia tidak mendengar. Yang lainnya lagi berkata: Jika ia mendengar darinya sesuatu, maka Dia mendengar semuanya. Ia berkata: Lalu aku menyebutkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Allah menurunkan ayat: (Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.)
Grade
صحيح البخاري ٣٦٨٢: حَدَّثَنِي عُثْمَانُ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ وَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَلِيبِ بَدْرٍ فَقَالَ هَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا ثُمَّ قَالَ إِنَّهُمْ الْآنَ يَسْمَعُونَ مَا أَقُولُ فَذُكِرَ لِعَائِشَةَ فَقَالَتْ إِنَّمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُمْ الْآنَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّ الَّذِي كُنْتُ أَقُولُ لَهُمْ هُوَ الْحَقُّ ثُمَّ قَرَأَتْ { إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى } حَتَّى قَرَأَتْ الْآيَةَ
Shahih Bukhari 3682: Telah menceritakan kepadaku ['Utsman] telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Ibnu 'Umar] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri di pinggir sumur Badar lalu berkata: "Apakah kalian telah mendapatkan apa yang dijanjikan oleh tuhan kalian dengan benar." Lalu beliau berkata lagi: "Sungguh mereka mendengar apa yang aku ucapkan." Kemudian hal ini diceritakan kepada ['Aisyah], maka dia berkata: "Sesungguhnya yang diucapkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah: "Sesungguhnya sekarang mereka mengetahui bahwa apa yang aku katakan (risalahku) kepada mereka adalah benar." Kemudian 'Aisyah membaca firman Allah: {INNAKA LAA TUSMI'UL MAUTAA} (Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang yang sudah mati dapat mendengar) (QS. An-Naml: 80) hingga akhir ayat tersebut.
صحيح البخاري ٣٦٩١: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ يَحْيَى عَنْ نَافِعٍ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ذُكِرَ لَهُ أَنَّ سَعِيدَ بْنَ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ وَكَانَ بَدْرِيًّا مَرِضَ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ فَرَكِبَ إِلَيْهِ بَعْدَ أَنْ تَعَالَى النَّهَارُ وَاقْتَرَبَتْ الْجُمُعَةُ وَتَرَكَ الْجُمُعَةَ وَقَالَ اللَّيْثُ حَدَّثَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ أَبَاهُ كَتَبَ إِلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَرْقَمِ الزُّهْرِيِّ يَأْمُرُهُ أَنْ يَدْخُلَ عَلَى سُبَيْعَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ الْأَسْلَمِيَّةِ فَيَسْأَلَهَا عَنْ حَدِيثِهَا وَعَنْ مَا قَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ اسْتَفْتَتْهُ فَكَتَبَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَرْقَمِ إِلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ يُخْبِرُهُ أَنَّ سُبَيْعَةَ بِنْتَ الْحَارِثِ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا كَانَتْ تَحْتَ سَعْدِ بْنِ خَوْلَةَ وَهُوَ مِنْ بَنِي عَامِرِ بْنِ لُؤَيٍّ وَكَانَ مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا فَتُوُفِّيَ عَنْهَا فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ وَهِيَ حَامِلٌ فَلَمْ تَنْشَبْ أَنْ وَضَعَتْ حَمْلَهَا بَعْدَ وَفَاتِهِ فَلَمَّا تَعَلَّتْ مِنْ نِفَاسِهَا تَجَمَّلَتْ لِلْخُطَّابِ فَدَخَلَ عَلَيْهَا أَبُو السَّنَابِلِ بْنُ بَعْكَكٍ رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ فَقَالَ لَهَا مَا لِي أَرَاكِ تَجَمَّلْتِ لِلْخُطَّابِ تُرَجِّينَ النِّكَاحَ فَإِنَّكِ وَاللَّهِ مَا أَنْتِ بِنَاكِحٍ حَتَّى تَمُرَّ عَلَيْكِ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ وَعَشْرٌ قَالَتْ سُبَيْعَةُ فَلَمَّا قَالَ لِي ذَلِكَ جَمَعْتُ عَلَيَّ ثِيَابِي حِينَ أَمْسَيْتُ وَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَأَفْتَانِي بِأَنِّي قَدْ حَلَلْتُ حِينَ وَضَعْتُ حَمْلِي وَأَمَرَنِي بِالتَّزَوُّجِ إِنْ بَدَا لِي تَابَعَهُ أَصْبَغُ عَنْ ابْنِ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ وَقَالَ اللَّيْثُ حَدَّثَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ وَسَأَلْنَاهُ فَقَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ ثَوْبَانَ مَوْلَى بَنِي عَامِرِ بْنِ لُؤَيٍّ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ إِيَاسِ بْنِ الْبُكَيْرِ وَكَانَ أَبُوهُ شَهِدَ بَدْرًا أَخْبَرَهُ
Shahih Bukhari 3691: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Yahya] dari [Nafi'] bahwa Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma diceritakan kepadanya bahwa Sa'id bin Zaid bin 'Amru bin Nufail, salah seorang yang ikut perang Badar sedang menderita sakit pada hari Jum'at. Maka Ibnu 'Umar mendatanginya dengan berkendaraan saat tengah hari dan waktu shalat Jumat sudah dekat dan dia meninggalkan shalat Jum'at. Dan telah berkata [Al Laits] telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa Bapaknya menulis surat kepada ['Umar bin Abdullah bin Al Arqam Az Zuhriy] untuk menyuruhnya menemui [Subai'ah binti Al Harits Al Aslamiyyah] dan menanyakannya tentang hadits yang disampaikannya dan tentang apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepadanya ketika dia meminta fatwa kepada beliau. Maka 'Umar bin Abdullah bin Al Arqam menulis surat balasan kepada Abdullah bin 'Utbah dan mengabarkan bahwa Subai'ah binti Al Harits telah mengabarkan kepadanya bahwa dia dahulu berada dalam tanggungan Sa'ad bin Khawlah, dia adalah dari keturunan Bani 'Amir bin Lu'ay dan dia juga termasuk orang yang ikut dalam perang Badar. Lalu Sa'ad meninggal dunia ketika Haji Wada' dan Subai'ah dalam keadaan mengandung dan kemudian dia melahirkan tidak lama setelah kematian Sa'ad. Setelah masa nifasnya berakhir, dia berhias diri kepada orang yang hendak meminangnya. Maka Abu As-Sanabil bin Ba'kak, laki-laki dari Bani 'Abdid Dar datang menemuinya dan berkata kepadanya: "Aku memandang, kamu tidak patut berhias diri di hadapan orang yang meminangmu dengan tujuan menikah. Karena, demi Allah, kamu tidak boleh menikah hingga kamu melewati masa empat bulan sepuluh hari." Subai'ah berkata: "Setelah dia mengatakan itu, aku mengemas pakaianku ketika sore hari lalu aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas aku bertanya kepada beliau tentang masalah tadi. Beliau memberikan fatwa jawaban kepadaku bahwa aku telah halal ketika aku melahirkan dan beliau menyatakan bahwa aku boleh menikah jika aku mau." Hadits ini juga diikuti oleh [Ashbagh] dari [Ibnu Wahb] dari [Yunus]. Dan Al Laits berkata: telah menceritakan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab: Dan kami bertanya kepadanya lalu dia berkata: telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin 'Abdurrahman bin Tsauban, maula Bani 'Amir bin Lu'ay bahwa Muhammad bin Iyas bin Al Bukair, yang bapaknya adalah salah seorang yang ikut perang Badar, telah mengabarkan kerpadanya.