مسند أحمد ٦٤٤١: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ شَهِدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ حُنَيْنٍ وَجَاءَتْهُ وُفُودُ هَوَازِنَ فَقَالُوا يَا مُحَمَّدُ إِنَّا أَصْلٌ وَعَشِيرَةٌ فَمُنَّ عَلَيْنَا مَنَّ اللَّهُ عَلَيْكَ فَإِنَّهُ قَدْ نَزَلَ بِنَا مِنْ الْبَلَاءِ مَا لَا يَخْفَى عَلَيْكَ فَقَالَ اخْتَارُوا بَيْنَ نِسَائِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَأَبْنَائِكُمْ قَالُوا خَيَّرْتَنَا بَيْنَ أَحْسَابِنَا وَأَمْوَالِنَا نَخْتَارُ أَبْنَاءَنَا فَقَالَ أَمَّا مَا كَانَ لِي وَلِبَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَهُوَ لَكُمْ فَإِذَا صَلَّيْتُ الظُّهْرَ فَقُولُوا إِنَّا نَسْتَشْفِعُ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَبِالْمُؤْمِنِينَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نِسَائِنَا وَأَبْنَائِنَا قَالَ فَفَعَلُوا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا مَا كَانَ لِي وَلِبَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَهُوَ لَكُمْ وَقَالَ الْمُهَاجِرُونَ وَمَا كَانَ لَنَا فَهُوَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَتْ الْأَنْصَارُ مِثْلَ ذَلِكَ وَقَالَ عُيَيْنَةُ بْنُ بَدْرٍ أَمَّا مَا كَانَ لِي ولِبَنِي فَزَارَةَ فَلَا وَقَالَ الْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ أَمَّا أَنَا وَبَنُو تَمِيمٍ فَلَا وَقَالَ عَبَّاسُ بْنُ مِرْدَاسٍ أَمَّا أَنَا وَبَنُو سُلَيْمٍ فَلَا فَقَالَتْ الْحَيَّانِ كَذَبْتَ بَلْ هُوَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ رُدُّوا عَلَيْهِمْ نِسَاءَهُمْ وَأَبْنَاءَهُمْ فَمَنْ تَمَسَّكَ بِشَيْءٍ مِنْ الْفَيْءِ فَلَهُ عَلَيْنَا سِتَّةُ فَرَائِضَ مِنْ أَوَّلِ شَيْءٍ يُفِيئُهُ اللَّهُ عَلَيْنَا ثُمَّ رَكِبَ رَاحِلَتَهُ وَتَعَلَّقَ بِهِ النَّاسُ يَقُولُونَ اقْسِمْ عَلَيْنَا فَيْئَنَا بَيْنَنَا حَتَّى أَلْجَئُوهُ إِلَى سَمُرَةٍ فَخَطَفَتْ رِدَاءَهُ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ رُدُّوا عَلَيَّ رِدَائِي فَوَاللَّهِ لَوْ كَانَ لَكُمْ بِعَدَدِ شَجَرِ تِهَامَةَ نَعَمٌ لَقَسَمْتُهُ بَيْنَكُمْ ثُمَّ لَا تُلْفُونِي بَخِيلًا وَلَا جَبَانًا وَلَا كَذُوبًا ثُمَّ دَنَا مِنْ بَعِيرِهِ فَأَخَذَ وَبَرَةً مِنْ سَنَامِهِ فَجَعَلَهَا بَيْنَ أَصَابِعِهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى ثُمَّ رَفَعَهَا فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَيْسَ لِي مِنْ هَذَا الْفَيْءِ وَلَا هَذِهِ إِلَّا الْخُمُسُ وَالْخُمُسُ مَرْدُودٌ عَلَيْكُمْ فَرُدُّوا الْخِيَاطَ وَالْمَخِيطَ فَإِنَّ الْغُلُولَ يَكُونُ عَلَى أَهْلِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَارًا وَنَارًا وَشَنَارًا فَقَامَ رَجُلٌ مَعَهُ كُبَّةٌ مِنْ شَعَرٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَذْتُ هَذِهِ أُصْلِحُ بِهَا بَرْدَعَةَ بَعِيرٍ لِي دَبِرَ قَالَ أَمَّا مَا كَانَ لِي وَلِبَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَهُوَ لَكَ فَقَالَ الرَّجُلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَّا إِذْ بَلَغَتْ مَا أَرَى فَلَا أَرَبَ لِي بِهَا وَنَبَذَهَا
Musnad Ahmad 6441: Telah menceritakan kepada kami [Abdush Shomad], telah menceritakan kepada kami [Hammad yakni Ibnu Salamah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq], dari ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], ia berkata: Aku menyaksikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pada hari perang Hunain, lalu datanglah utusan dari Negeri Hawazin kepada beliau seraya berkata: "Wahai Muhammad, sesungguhnya kita satu bangsa dan satu kabilah, apa yang Allah berikan kepada kami, Allah berikan pula untuk kamu, sesungguhnya kami telah tertimpa musibah dan malapetaka yang engkau telah melihatnya sendiri." Maka belaiu bersabda: "Pilihlah antara istri-istri kalian atau harta kalian atau anak-anak kalian? Mereka menjawab, "Engkau telah membuat pilihan untuk kami antara nasab dan harta kami, maka kami memilih anak-anak kami". Lalu beliau bersabda: "Adapun bagian untukku dan juga bagian untuk Bani Abdul Muthallib adalah untuk kalian, maka jika aku shalat zhuhur ucapkanlah: 'Sesungguhnya kami meminta perlindungan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam dari kaum muslimin dan kepada kaum muslimin dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam atas persoalan anak-anak dan istri-istri kami". Perawi berkata: maka merekapun mengerjakannya. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Adapun bagian untukku dan juga bagian untuk bani Abdul Muthallib adalah untuk kalian". Kaum Muhajirin berkata: "Dan apa-apa yang telah menjadi bagian kami maka itu adalah untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Kaum Anshar juga mengatakan sebagaimana yang diucapkan oleh kaum muhajirin. 'Uyainah bin Badar berkata: "Adapun bagian untukku dan juga untuk Bani Fazarah tidak." Al Aqra` bin Habis berkata: "Adapun bagian untukku dan juga untuk Bani Tamim tidak." Abbas bin Mirdas berkata: "Adapun bagian untukku dan juga untuk Bani Sulaim tidak." Al Hayyan berkata: "Engkau telah berdusta, bahkan semua itu adalah untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam." Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Wahai sekalian manusia, kembalikanlah istri-istri dan anak-anak mereka kepada mereka, maka barangsiapa telah mengambil sesuatu dari harta fai` kewajiban yang harus ia berikan kepadaku, ada enam kewajiban, yaitu: pertama kalinya Allah memberikan harta fai` tersebut kepada kita". Lalu beliau menaiki kendaraannya sedang orang-orang masih menggantungkan persoalannya tersebut, mereka mengatakan: "Bagikanlah jatah harta fai` kami kepada kami semua, " Dan mereka tetap saja mengejar beliau sampai di suatu tempat yang bernama samurah seraya menarik paksa selendang beliau. Beliau kemudian bersabda: "Wahai sekalian manusia, kembalikanlah selendangku, demi Allah sekiranya jumlah kalian sejumlah pohon yang ada di Tihamah ini, sungguh akan aku bagikan kepada kalian semua, dan jangan engkau sebut aku dengan seorang yang bakhil, atau seorang yang pengecut, atau seorang pendusta." Lalu beliau turun dari untanya dan mengambil bulu yang ada di punuk untanya seraya menjepitnya antara jari tengan dan jari telunjukknya, lalu beliau angkat dan bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku tidak memiliki bagian sedikitpun dari harta fai` ini kecuali hanya seperlima dan seperlimanya akan dikembalikan kepada kalian. Maka kembalikanlah meskipun hanya sebiji jarum, sesungguhnya bagi seorang penghianatan yang mengambil harta ghonimah, pada hari kiamat kelak akan terlihat hina dan noda." Maka berdirilah seorang laki-laki dengan membawa kubbah (semacam gulungan benang) dari rambut, seraya berkata: "Sesungguhnya aku mengambil ini untuk memperbaiki pelana untaku yang mati." Beliau bersabda: "Adapun bagian untukku dan juga bagian untuk Bani Abdul Muthallib adalah untuk engkau." Maka berkatalah seorang laki-laki: "Wahai Rasulullah, sesungghuhnya apa yang telah aku punya, maka aku tidak membutuhkannya lagi." Kemudian ia membuangnya.
Grade
مسند أحمد ٦٤٤٣: حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا بْنُ عَدِيٍّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَعْطَيْتُ أُمِّي حَدِيقَةً حَيَاتَهَا وَإِنَّهَا مَاتَتْ فَلَمْ تَتْرُكْ وَارِثًا غَيْرِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَبَتْ صَدَقَتُكَ وَرَجَعَتْ إِلَيْكَ حَدِيقَتُكَ
Musnad Ahmad 6443: Telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin 'Adiy] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Abdul Karim] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], bahwa ada seorang lelaki berkata: "Wahai Rasulullah, aku dulu pernah memberikan sebidang kebun kepada ibuku sewaktu ia masih hidup, lalu ia meninggal dunia dan tidak mempunyai ahli waris selain aku?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menjawab: "Sedekahmu telah sah, dan kebun itu kembali lagi kepadamu."
Grade
مسند أحمد ٦٤٤٧: حَدَّثَنَا يُونُسُ وَأَبُو سَلَمَةَ الْخُزَاعِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ يَزِيدَ يَعْنِي ابْنَ الْهَادِ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَسَكَتَ الْقَوْمُ فَأَعَادَهَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا قَالَ الْقَوْمُ نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَحْسَنُكُمْ خُلُقًا
Musnad Ahmad 6447: Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dan [Abu Salamah Al Khuza'i] mereka berkata telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Yazid] yaitu ibnul Hadi, dari ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], bahwa ia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Maukah kalian aku kabarkan tentang orang yang paling aku suka dari kalian, dan pada hari kiamat tempat duduknya paling dekat dengan aku?" Orang-orang semuanya diam, maka beliau mengulangi kata-katanya tersebut sampai dua atau tiga kali. Akhirnya mereka pun menjawab: "Mau wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Yaitu orang yang akhlaqnya paling baik di antara kalian."
Grade
صحيح البخاري ٦٤٥٠: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ كَانَ عُرْوَةُ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ { وَإِنْ خِفْتُمْ أَنْ لَا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنْ النِّسَاءِ } قَالَتْ هِيَ الْيَتِيمَةُ فِي حَجْرِ وَلِيِّهَا فَيَرْغَبُ فِي مَالِهَا وَجَمَالِهَا فَيُرِيدُ أَنْ يَتَزَوَّجَهَا بِأَدْنَى مِنْ سُنَّةِ نِسَائِهَا فَنُهُوا عَنْ نِكَاحِهِنَّ إِلَّا أَنْ يُقْسِطُوا لَهُنَّ فِي إِكْمَالِ الصَّدَاقِ ثُمَّ اسْتَفْتَى النَّاسُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ } فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Bukhari 6450: Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] mengatakan, [Urwah] menceritakan: ia bertanya [Aisyah] tentang ayat: 'Jika kalian khawatir tidak bisa berbuat adil terhadap yatimmu, maka nikahilah wanita yang baik-baik bagimu, dua, tiga, atau empat (QS. Annisa': 3) dia mengatakan: 'yaitu yatim dalam asuhan walinya, dan si wali tersebut kurang menyukai kecantikan dan hartanya, namun tetap akan ia nikahi dengan syarat membayar mahar serendah-rendahnya yang menyalahi adat normal. Maka mereka dilarang menikahi anak-anak yatim tersebut kecuali jika berbuat adil dengan membayar mahar secara sempurna, lantas para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di kemudian hari, maka Allah menurunkan ayat: 'Mereka meminta fatwa kepadamu,,, dan seterusnya (QS. Annisa' 127), kemudian dia menyebutkan hadits.
مسند أحمد ٦٤٥١: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ قَيْصَرَ التُّجِيبِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِي قَالَ كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ شَابٌّ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أُقَبِّلُ وَأَنَا صَائِمٌ قَالَ لَا فَجَاءَ شَيْخٌ فَقَالَ أُقَبِّلُ وَأَنَا صَائِمٌ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَنَظَرَ بَعْضُنَا إِلَى بَعْضٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ عَلِمْتُ لِمَ نَظَرَ بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ إِنَّ الشَّيْخَ يَمْلِكُ نَفْسَهُ
Musnad Ahmad 6451: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Dawud] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [yazid bin Abu Habib] dari [Qaishar At Tujibi] dari [Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash], dia berkata: Ketika kami sedang bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam datanglah seorang pemuda seraya bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah boleh aku mencium (isteriku) padahal aku sedang berpuasa?" "Tidak", jawab beliau. Lalu ada seorang kakek-kakek datang dan bertanya: "Apakah aku boleh mencium (isteriku) padahal aku sedang berpuasa?"Ya", jawab beliau. Ia berkata: lalu kamipun saling memandang satu sama lain, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Aku tahu kenapa kalian saling berpandangan satu sama lain: sesungguhnya orang yang sudah tua itu dapat menahan nafsu syahwatnya."
Grade
مسند أحمد ٦٤٥٣: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمًا يَتَدَارَءُونَ فَقَالَ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِهَذَا ضَرَبُوا كِتَابَ اللَّهِ بَعْضَهُ بِبَعْضٍ وَإِنَّمَا نَزَلَ كِتَابُ اللَّهِ يُصَدِّقُ بَعْضُهُ بَعْضًا فَلَا تُكَذِّبُوا بَعْضَهُ بِبَعْضٍ فَمَا عَلِمْتُمْ مِنْهُ فَقُولُوا وَمَا جَهِلْتُمْ فَكِلُوهُ إِلَى عَالِمِهِ
Musnad Ahmad 6453: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengkhabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata: bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam mendengar satu kaum saling membenturkan ayat Allah. Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena hal yang demikian, mereka membenturkan kitab Allah yang satu dengan yang lainnya, sesungguhnya kitab Allah turun saling membenarkan antara sebagian dengan sebagian yang lainnya, maka janganlah kalian dustai sebagian dengan sebagian yang lain, apa-apa yang kalian ketahui darinya maka katakanlah, dan apa-apa yang kalian tidak ketahui maka kembalikanlah kepada yang tahu."
Grade
صحيح البخاري ٦٤٥٤: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ الْقَاسِمِ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ وَلَدِ جَعْفَرٍ تَخَوَّفَتْ أَنْ يُزَوِّجَهَا وَلِيُّهَا وَهِيَ كَارِهَةٌ فَأَرْسَلَتْ إِلَى شَيْخَيْنِ مِنْ الْأَنْصَارِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَمُجَمِّعٍ ابْنَيْ جَارِيَةَ قَالَا فَلَا تَخْشَيْنَ فَإِنَّ خَنْسَاءَ بِنْتَ خِذَامٍ أَنْكَحَهَا أَبُوهَا وَهِيَ كَارِهَةٌ فَرَدَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ قَالَ سُفْيَانُ وَأَمَّا عَبْدُ الرَّحْمَنِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ عَنْ أَبِيهِ إِنَّ خَنْسَاءَ
Shahih Bukhari 6454: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Al Qasim]: bahwa seorang wanita dari anak Ja'far merasa ketakutan (waswas) walinya menikahkannya sedang dia tidak suka, maka ia segera mengutus seseorang menemui dua syaikh dari kalangan anshar, [Abdurrahman] dan [Mujamma'], dua anak Jariyah. Maka keduanya berkata: janganlah khawatir, sebab Khansa` binti Khidzam pernah dinikahkan ayahnya sedang dia tidak suka, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menolak pernikahannya. [Sufyan] mengatakan: sedang [Abdurrahman] aku mendengarnya berkata: dari [ayahnya] dengan redaksi: Sesungguhnya Khansa'.
صحيح البخاري ٦٤٥٨: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ فَلَمَّا جَاءَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ وَقَعَ بِالشَّأْمِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ مِنْ سَرْغَ وَعَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عُمَرَ إِنَّمَا انْصَرَفَ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
Shahih Bukhari 6458: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin Amir bin Rabi'ah], Umar bin Khattab radliallahu 'anhu berangkat ke Syam. Ketika dia sampai di suatu kota yang bernama Saragh, dia mendengar berita bahwa wabah sedang menimpa Syam. Maka [Abdurrahman bin Auf] mengabarinya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian mendengar wabah berada di suatu kawasan, janganlah kalian datang kesana, dan jika terjadi di suatu kawasan yang kalian diami, jangan kalian meninggalkannya." Spontan Umar meninggalkan kota Saragh. Dan dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah], bahwasanya Umar pulang karena hadits Abdurrahman ini.
مسند أحمد ٦٤٥٨: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّهُ سَمِعَ رَجُلًا مِنْ مُزَيْنَةَ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاذَا تَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي ضَالَّةِ الْإِبِلِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَكَ وَلَهَا مَعَهَا حِذَاؤُهَا وَسِقَاؤُهَا قَالَ فَضَالَّةُ الْغَنَمِ قَالَ لَكَ أَوْ لِأَخِيكَ أَوْ لِلذِّئْبِ قَالَ فَمَنْ أَخَذَهَا مِنْ مَرْتَعِهَا قَالَ عُوقِبَ وَغُرِّمَ مِثْلَ ثَمَنِهَا وَمَنْ اسْتَطْلَقَهَا مِنْ عِقَالٍ أَوْ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ حِفْشٍ وَهِيَ الْمَظَالُّ فَعَلَيْهِ الْقَطْعُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَالثَّمَرُ يُصَابُ فِي أَكْمَامِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ عَلَى آكِلٍ سَبِيلٌ فَمَنْ اتَّخَذَ خُبْنَةً غُرِّمَ مِثْلَ ثَمَنِهَا وَعُوقِبَ وَمَنْ أَخَذَ شَيْئًا مِنْهَا بَعْدَ أَنْ أَوَى إِلَى مِرْبَدٍ أَوْ كَسَرَ عَنْهَا بَابًا فَبَلَغَ مَا يَأْخُذُ ثَمَنَ الْمِجَنِّ فَعَلَيْهِ الْقَطْعُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَالْكَنْزُ نَجِدُهُ فِي الْخَرِبِ وَفِي الْآرَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِ وَفِي الرِّكَازِ الْخُمُسُ
Musnad Ahmad 6458: Telah menceritakan kepada kami [Al Husain] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Az Zinad] dari [Abdurrahman] -yaitu Ibnul Harits- telah mengkhabarkan kepadaku ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata: bahwa dia mendengar seorang lai-laki dari Bani Muzainah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam tentang seekor unta yang tersesat? Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Apa urusanmu dengannya, padahal ia masih mempunyai sepatu (kakinya) dan masih membawa air (dalam perutnya)?" Dia bertanya lagi: "Bagaimana dengan kambing yang tersesat?" beliau menjawab: "Maka ia menjadi milikmu, atau saudaramu atau srigala." Dia bertanya lagi: "Lalu bagaimana jika ada yang mengambilnya dari tempat gembalaannya?" Beliau menjawab: "Maka dia harus dihukum dan mengganti dengan harga yang sepadan, dan barangsiapa melepaskan dari tali ikatan atau mengeluarkan dari kandangnya maka ia harus dipotong tangannya." Dia bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kurma yang ada di dalam keranjang?" Beliau menjawab: "Tidak ada alasan untuk mengambilnya bagi orang yang memakannya, maka barangsiapa mengambil dengan secara sembunyi-sembunyi ia wajib menggantinya dengan harga yang sepadan dan dihukum. Dan barangsiapa mengambil sesuatu darinya setelah disimpan dalam tempat penyimpanan (gudang), atau memecahkan pintunya, kemudian ia mengambil senilai dengan harga sebuah tameng, maka tanganya wajib untuk dipotong." Dia bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan harta yang kami temukan dalam bangunan yang roboh atau bebatuan (seperti di gurun)? Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pun menjawab: "Padanya dan pada harta yang ditemukan dalam keadaan terpendam terdapat kewajiban mengeluarkan (zakat) sebanyak seperlima."
Grade
صحيح البخاري ٦٤٥٩: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ حَدَّثَنَا عَامِرُ بْنُ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ أَنَّهُ سَمِعَ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ يُحَدِّثُ سَعْدًا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ الْوَجَعَ فَقَالَ رِجْزٌ أَوْ عَذَابٌ عُذِّبَ بِهِ بَعْضُ الْأُمَمِ ثُمَّ بَقِيَ مِنْهُ بَقِيَّةٌ فَيَذْهَبُ الْمَرَّةَ وَيَأْتِي الْأُخْرَى فَمَنْ سَمِعَ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا يُقْدِمَنَّ عَلَيْهِ وَمَنْ كَانَ بِأَرْضٍ وَقَعَ بِهَا فَلَا يَخْرُجْ فِرَارًا مِنْهُ
Shahih Bukhari 6459: Telah menceritakan kepada kami [Abul yaman] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah menceritakan kepada kami ['Amir bin Sa'd bin Abi Waqqash], ia mendengar [Usamah bin Zaid] menceritakan kepada Sa'd, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperbincangkan suatu penyakit, beliau bersabda: "Itu adalah sebagai hukuman dan siksaan yang pernah digunakan untuk menyiksa suatu kaum, kemudian masih ada yang tersisa dari penyakit tersbut, sehingga terkadang datang dan pergi, maka siapa mendengar suatu penyakit melanda sebuah negeri, jangan sesekali ia mendatanginya, dan barangsiapa di suatu negeri yang tengah dilanda penyakit, jangan ia mengungsi dengan niat menghindari penyakit itu."