مسند أحمد ٦٤٥٥: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ وَحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَاشِدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى قَالَ حُسَيْنٌ فِي حَدِيثِهِ قَالَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قُتِلَ خَطَأً فَدِيَتُهُ مِائَةٌ مِنْ الْإِبِلِ ثَلَاثُونَ بَنَاتُ مَخَاضٍ وَثَلَاثُونَ بَنَاتُ لَبُونٍ وَثَلَاثُونَ حِقَّةٌ وَعَشْرٌ بَنُو لَبُونٍ ذُكُورٌ
Musnad Ahmad 6455: Telah menceritakan kepada kami [Abdush Shomad] dan [Husain bin Muhammad] mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rasyid] dari [Sulaiman bin Musa], [Husain] berkata dalam haditsnya: telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata: bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa terbunuh karena tidak sengaja, maka tebusan dendanya adalah seratus ekor unta, terdiri dari: tiga puluh Banat Makhodl (unta yang berumur dua tahun), tiga puluh Banat Labun (unta yang berumur tiga tahun), tiga puluh Hiqqoh (unta yang berumur empat tahun), dan sepuluh Banu Labun (unta yang berumur tiga tahun) laki-laki."
Grade
مسند أحمد ٦٤٥٨: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّهُ سَمِعَ رَجُلًا مِنْ مُزَيْنَةَ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاذَا تَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي ضَالَّةِ الْإِبِلِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَكَ وَلَهَا مَعَهَا حِذَاؤُهَا وَسِقَاؤُهَا قَالَ فَضَالَّةُ الْغَنَمِ قَالَ لَكَ أَوْ لِأَخِيكَ أَوْ لِلذِّئْبِ قَالَ فَمَنْ أَخَذَهَا مِنْ مَرْتَعِهَا قَالَ عُوقِبَ وَغُرِّمَ مِثْلَ ثَمَنِهَا وَمَنْ اسْتَطْلَقَهَا مِنْ عِقَالٍ أَوْ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ حِفْشٍ وَهِيَ الْمَظَالُّ فَعَلَيْهِ الْقَطْعُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَالثَّمَرُ يُصَابُ فِي أَكْمَامِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ عَلَى آكِلٍ سَبِيلٌ فَمَنْ اتَّخَذَ خُبْنَةً غُرِّمَ مِثْلَ ثَمَنِهَا وَعُوقِبَ وَمَنْ أَخَذَ شَيْئًا مِنْهَا بَعْدَ أَنْ أَوَى إِلَى مِرْبَدٍ أَوْ كَسَرَ عَنْهَا بَابًا فَبَلَغَ مَا يَأْخُذُ ثَمَنَ الْمِجَنِّ فَعَلَيْهِ الْقَطْعُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَالْكَنْزُ نَجِدُهُ فِي الْخَرِبِ وَفِي الْآرَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِ وَفِي الرِّكَازِ الْخُمُسُ
Musnad Ahmad 6458: Telah menceritakan kepada kami [Al Husain] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Az Zinad] dari [Abdurrahman] -yaitu Ibnul Harits- telah mengkhabarkan kepadaku ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata: bahwa dia mendengar seorang lai-laki dari Bani Muzainah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam tentang seekor unta yang tersesat? Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Apa urusanmu dengannya, padahal ia masih mempunyai sepatu (kakinya) dan masih membawa air (dalam perutnya)?" Dia bertanya lagi: "Bagaimana dengan kambing yang tersesat?" beliau menjawab: "Maka ia menjadi milikmu, atau saudaramu atau srigala." Dia bertanya lagi: "Lalu bagaimana jika ada yang mengambilnya dari tempat gembalaannya?" Beliau menjawab: "Maka dia harus dihukum dan mengganti dengan harga yang sepadan, dan barangsiapa melepaskan dari tali ikatan atau mengeluarkan dari kandangnya maka ia harus dipotong tangannya." Dia bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kurma yang ada di dalam keranjang?" Beliau menjawab: "Tidak ada alasan untuk mengambilnya bagi orang yang memakannya, maka barangsiapa mengambil dengan secara sembunyi-sembunyi ia wajib menggantinya dengan harga yang sepadan dan dihukum. Dan barangsiapa mengambil sesuatu darinya setelah disimpan dalam tempat penyimpanan (gudang), atau memecahkan pintunya, kemudian ia mengambil senilai dengan harga sebuah tameng, maka tanganya wajib untuk dipotong." Dia bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan harta yang kami temukan dalam bangunan yang roboh atau bebatuan (seperti di gurun)? Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pun menjawab: "Padanya dan pada harta yang ditemukan dalam keadaan terpendam terdapat kewajiban mengeluarkan (zakat) sebanyak seperlima."
Grade
مسند أحمد ٦٤٦٨: حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ أَخْبَرَنِي حَبِيبٌ الْمُعَلِّمُ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَعْتَى النَّاسِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ قَتَلَ فِي حَرَمِ اللَّهِ أَوْ قَتَلَ غَيْرَ قَاتِلِهِ أَوْ قَتَلَ بِذُحُولِ الْجَاهِلِيَّةِ
Musnad Ahmad 6468: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] telah menceritakan kepada kami [Hammad] -yaitu Ibnu Salamah- telah mengkhabarkan kepada kami [Habib Al Mu'allim] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata: bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling angkuh dan semena-mena di hadapan Allah Azza Wa Jalla adalah orang yang membunuh di tanah haram, atau membunuh orang yang tidak bersalah, atau membunuh karena dendam Jahilliyah."
Grade
مسند أحمد ٦٤٨٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا فَتَحَ مَكَّةَ قَالَ فِي خُطْبَتِهِ فِي الْأَصَابِعِ عَشْرٌ عَشْرٌ وَفِي الْمَوَاضِحِ خَمْسٌ خَمْسٌ
Musnad Ahmad 6483: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Husain Al Mu'allim] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata: bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berkata di dalam khutbahnya ketika penaklukan kota Makkah "pada sepuluh jari, satu jari darinya denda sepuluh ekor unta, dan pada lima al Mawadlih (luka dalam sehingga terlihat tulangnya) setiap darinya adalah denda lima ekor unta."
Grade
مسند أحمد ٦٤٨٤: حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ عَنْ نَافِعِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فَسَكِرَ لَمْ تُقْبَلْ صَلَاتُهُ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً فَإِنْ شَرِبَهَا فَسَكِرَ لَمْ تُقْبَلْ صَلَاتُهُ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً فَإِنْ شَرِبَهَا فَسَكِرَ لَمْ تُقْبَلْ صَلَاتُهُ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَالثَّالِثَةَ وَالرَّابِعَةَ فَإِنْ شَرِبَهَا لَمْ تُقْبَلْ صَلَاتُهُ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً فَإِنْ تَابَ لَمْ يَتُبْ اللَّهُ عَلَيْهِ وَكَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُسْقِيَهُ مِنْ عَيْنِ خَبَالٍ قِيلَ وَمَا عَيْنُ خَبَالٍ قَالَ صَدِيدُ أَهْلِ النَّارِ
Musnad Ahmad 6484: Telah menceritakan kepada kami [Bahz] dari [Hammad bin Salamah] dari Ya'la bin 'Atha` dari [Nafi' bin 'Ashim] dari [Abdullah bin 'Amru] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa salam beliau bersabda: "Barangsiapa meminum khamer sehingga ia mabuk tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari, maka jika ia meminumnya lagi sehingga mabuk tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari, maka jika ia meminumnya lagi sehingga mabuk tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari, dan untuk kali ketiga dan keempat jika ia meminumnya tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari, jika ia bertaubat maka Allah tidak akan menerima taubatnya. Dan sudah menjadi hak bagi Allah untuk memberinya minum dari Ainun Khobal." Ditanya: "Apa yang dimaksud dengan Ainun Khobal?" Beliau menjawab: "Nanah yang bercampur darah dari penghuni neraka."
Grade
مسند أحمد ٦٥٠١: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنِي قُرَّةُ وَرَوْحٌ حَدَّثَنَا أَشْعَثُ وَقُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ الْمَعْنَى عَنِ الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فَاجْلِدُوهُ فَإِنْ عَادَ فَاجْلِدُوهُ فَإِنْ عَادَ فَاجْلِدُوهُ فَإِنْ عَادَ فَاقْتُلُوهُ قَالَ وَكِيعٌ فِي حَدِيثِهِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ ائْتُونِي بِرَجُلٍ قَدْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي الرَّابِعَةِ فَلَكُمْ عَلَيَّ أَنْ أَقْتُلَهُ
Musnad Ahmad 6501: Telah menceritakan kepada kami [Waqi'] telah menceritakan kepadaku [Qurrah] dan [Rauh] mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Asy'ats] dan [Qurrah bin Khalid Al Ma'na] dari [Al Hasan] dari [Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash], dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa meminum khamer maka cambuklah dia, jika mengulangi maka cambuklah dia, jika mengulangi maka cambuklah dia, jika mengulangi maka bunuhlah dia." Waqi' berkata dalam haditsnya: Abdullah berkata: datangkalah kepadaku seorang lelaki yang telah meminum khamer pada kali keempat, maka kewajibanku kepada kalian adalah dengan membunuhnya.
Grade
مسند أحمد ٦٥٠٥: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنِي خَلِيفَةُ بْنُ خَيَّاطٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُقْتَلُ مُسْلِمٌ بِكَافِرٍ وَلَا ذُو عَهْدٍ فِي عَهْدِهِ
Musnad Ahmad 6505: Telah menceritakan kepada kami [Waqi'] telah menceritakan kepadaku [Khalifah bin Khayyath] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Seorang muslim tidak boleh dibunuh sebagai tebusan seorang kafir, dan juga tidak boleh dibunuh seorang kafir yang mempunyai ikatan perajanjian."
Grade
مسند أحمد ٦٥٢١: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ الْمُكْتِبِ عَنْ أَبِي كَثِيرٍ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ مَا كَرِهَ رَبُّكَ وَهُمَا هِجْرَتَانِ هِجْرَةُ الْحَاضِرِ وَهِجْرَةُ الْبَادِي فَأَمَّا هِجْرَةُ الْبَادِي فَيُطِيعُ إِذَا أُمِرَ وَيُجِيبُ إِذَا دُعِيَ وَأَمَّا هِجْرَةُ الْحَاضِرِ فَهِيَ أَشَدُّهُمَا بَلِيَّةً وَأَعْظَمُهُمَا أَجْرًا
Musnad Ahmad 6521: Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al Mas'udiy] dari [Amru bin Murrah] dari [Abdullah bin Al Harits Al Maktab], dari [Abu Katsir Az Zubaidiy] dari [Abdullah bin 'Amru], bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, dia berkata: "Hijrah yang bagaimana yang paling utama?" beliau menjawab: "Yaitu engkau jauhi apa yang telah dibenci oleh Rabbmu, dan itu ada dua hijrah: Hijrah Al Hadlir dan Hijrah Al Badiy. Hijrah Al Badiy adalah engkau selalu taat jika diperintah, dan selalu siap jika diseru. Adapun Hijrah Al Hadlir adalah hijrah yang lebih berat ujian dan pahalanya di antara kedua hijrah tersebut."
Grade
مسند أحمد ٦٥٢٢: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا عَنْ عَامِرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ الْمُهَاجِرُ قَالَ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Musnad Ahmad 6522: Telah menceritakan kepada kami [Waqi'] telah menceritakan kepada kami [Zakaria] dari ['Amir] dari [Abdullah], dia berkata: seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam seraya berkata: "Wahai Rasulullah, siapakah yang dimaksud muhajir itu?" beliau menjawab: "Yaitu orang yang menjauhi sesuatu yang telah dilarang oleh Allah."
Grade
صحيح البخاري ٦٥٢٥: حَدَّثَنِي مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ أَبُو هِشَامٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا عَوْفٌ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ حَدَّثَنَا سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ لِأَصْحَابِهِ هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنْ رُؤْيَا قَالَ فَيَقُصُّ عَلَيْهِ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُصَّ وَإِنَّهُ قَالَ ذَاتَ غَدَاةٍ إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِي وَإِنَّهُمَا قَالَا لِي انْطَلِقْ وَإِنِّي انْطَلَقْتُ مَعَهُمَا وَإِنَّا أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِصَخْرَةٍ وَإِذَا هُوَ يَهْوِي بِالصَّخْرَةِ لِرَأْسِهِ فَيَثْلَغُ رَأْسَهُ فَيَتَهَدْهَدُ الْحَجَرُ هَا هُنَا فَيَتْبَعُ الْحَجَرَ فَيَأْخُذُهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَيْهِ حَتَّى يَصِحَّ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى قَالَ قُلْتُ لَهُمَا سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوبٍ مِنْ حَدِيدٍ وَإِذَا هُوَ يَأْتِي أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ وَمَنْخِرَهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ قَالَ وَرُبَّمَا قَالَ أَبُو رَجَاءٍ فَيَشُقُّ قَالَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الْجَانِبِ الْآخَرِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بِالْجَانِبِ الْأَوَّلِ فَمَا يَفْرُغُ مِنْ ذَلِكَ الْجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ ذَلِكَ الْجَانِبُ كَمَا كَانَ ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى قَالَ قُلْتُ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى مِثْلِ التَّنُّورِ قَالَ فَأَحْسِبُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فَإِذَا فِيهِ لَغَطٌ وَأَصْوَاتٌ قَالَ فَاطَّلَعْنَا فِيهِ فَإِذَا فِيهِ رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ وَإِذَا هُمْ يَأْتِيهِمْ لَهَبٌ مِنْ أَسْفَلَ مِنْهُمْ فَإِذَا أَتَاهُمْ ذَلِكَ اللَّهَبُ ضَوْضَوْا قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَؤُلَاءِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ حَسِبْتُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ أَحْمَرَ مِثْلِ الدَّمِ وَإِذَا فِي النَّهَرِ رَجُلٌ سَابِحٌ يَسْبَحُ وَإِذَا عَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ حِجَارَةً كَثِيرَةً وَإِذَا ذَلِكَ السَّابِحُ يَسْبَحُ مَا يَسْبَحُ ثُمَّ يَأْتِي ذَلِكَ الَّذِي قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ الْحِجَارَةَ فَيَفْغَرُ لَهُ فَاهُ فَيُلْقِمُهُ حَجَرًا فَيَنْطَلِقُ يَسْبَحُ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَيْهِ كُلَّمَا رَجَعَ إِلَيْهِ فَغَرَ لَهُ فَاهُ فَأَلْقَمَهُ حَجَرًا قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ كَرِيهِ الْمَرْآةِ كَأَكْرَهِ مَا أَنْتَ رَاءٍ رَجُلًا مَرْآةً وَإِذَا عِنْدَهُ نَارٌ يَحُشُّهَا وَيَسْعَى حَوْلَهَا قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَا قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَوْضَةٍ مُعْتَمَّةٍ فِيهَا مِنْ كُلِّ لَوْنِ الرَّبِيعِ وَإِذَا بَيْنَ ظَهْرَيْ الرَّوْضَةِ رَجُلٌ طَوِيلٌ لَا أَكَادُ أَرَى رَأْسَهُ طُولًا فِي السَّمَاءِ وَإِذَا حَوْلَ الرَّجُلِ مِنْ أَكْثَرِ وِلْدَانٍ رَأَيْتُهُمْ قَطُّ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَا مَا هَؤُلَاءِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَانْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ عَظِيمَةٍ لَمْ أَرَ رَوْضَةً قَطُّ أَعْظَمَ مِنْهَا وَلَا أَحْسَنَ قَالَ قَالَا لِي ارْقَ فِيهَا قَالَ فَارْتَقَيْنَا فِيهَا فَانْتَهَيْنَا إِلَى مَدِينَةٍ مَبْنِيَّةٍ بِلَبِنِ ذَهَبٍ وَلَبِنِ فِضَّةٍ فَأَتَيْنَا بَابَ الْمَدِينَةِ فَاسْتَفْتَحْنَا فَفُتِحَ لَنَا فَدَخَلْنَاهَا فَتَلَقَّانَا فِيهَا رِجَالٌ شَطْرٌ مِنْ خَلْقِهِمْ كَأَحْسَنِ مَا أَنْتَ رَاءٍ وَشَطْرٌ كَأَقْبَحِ مَا أَنْتَ رَاءٍ قَالَ قَالَا لَهُمْ اذْهَبُوا فَقَعُوا فِي ذَلِكَ النَّهَرِ قَالَ وَإِذَا نَهَرٌ مُعْتَرِضٌ يَجْرِي كَأَنَّ مَاءَهُ الْمَحْضُ فِي الْبَيَاضِ فَذَهَبُوا فَوَقَعُوا فِيهِ ثُمَّ رَجَعُوا إِلَيْنَا قَدْ ذَهَبَ ذَلِكَ السُّوءُ عَنْهُمْ فَصَارُوا فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ قَالَ قَالَا لِي هَذِهِ جَنَّةُ عَدْنٍ وَهَذَاكَ مَنْزِلُكَ قَالَ فَسَمَا بَصَرِي صُعُدًا فَإِذَا قَصْرٌ مِثْلُ الرَّبَابَةِ الْبَيْضَاءِ قَالَ قَالَا لِي هَذَاكَ مَنْزِلُكَ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمَا ذَرَانِي فَأَدْخُلَهُ قَالَا أَمَّا الْآنَ فَلَا وَأَنْتَ دَاخِلَهُ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا فَإِنِّي قَدْ رَأَيْتُ مُنْذُ اللَّيْلَةِ عَجَبًا فَمَا هَذَا الَّذِي رَأَيْتُ قَالَ قَالَا لِي أَمَا إِنَّا سَنُخْبِرُكَ أَمَّا الرَّجُلُ الْأَوَّلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالْحَجَرِ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنْ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ وَمَنْخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذْبَةَ تَبْلُغُ الْآفَاقَ وَأَمَّا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ الْعُرَاةُ الَّذِينَ فِي مِثْلِ بِنَاءِ التَّنُّورِ فَإِنَّهُمْ الزُّنَاةُ وَالزَّوَانِي وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يَسْبَحُ فِي النَّهَرِ وَيُلْقَمُ الْحَجَرَ فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا وَأَمَّا الرَّجُلُ الْكَرِيهُ الْمَرْآةِ الَّذِي عِنْدَ النَّارِ يَحُشُّهَا وَيَسْعَى حَوْلَهَا فَإِنَّهُ مَالِكٌ خَازِنُ جَهَنَّمَ وَأَمَّا الرَّجُلُ الطَّوِيلُ الَّذِي فِي الرَّوْضَةِ فَإِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَّا الْوِلْدَانُ الَّذِينَ حَوْلَهُ فَكُلُّ مَوْلُودٍ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ قَالَ فَقَالَ بَعْضُ الْمُسْلِمِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَوْلَادُ الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَوْلَادُ الْمُشْرِكِينَ وَأَمَّا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَانُوا شَطْرٌ مِنْهُمْ حَسَنًا وَشَطْرٌ قَبِيحًا فَإِنَّهُمْ قَوْمٌ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا تَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُمْ
Shahih Bukhari 6525: Telah menceritakan kepadaku [Mu`ammal bin Hisyam Abu Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami ['Auf] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] telah menceritakan kepada kami [Samurah bin Jundab] radliallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam seringkali mengatakan kepada para sahabatnya: "Apakah diantara kalian ada yang bermimpi?" Kata Samurah: maka ada diantara mereka yang menceritakan kisahnya. Suatu saat ketika subuh, beliau berkata: "Semalaman aku didatangi dua orang, keduanya mengajakku pergi dan berujar: 'Ayo kita berangkat! ' Aku pun berangkat bersama keduanya, dan kami mendatangi seseorang yang berbaring dan yang lain berdiri disampingnya dengan membawa batu besar, lalu ia menjatuhkan batu tersebut di kepalanya sehingga kepalanya pecah dan batu menggelinding disini. Orang tadi terus mengikuti batu dan mengambilnya, namun ketika dia belum kembali kepada yang dijatuhi, tetapi kepalanya telah kembali seperti sedia kala. Lantas orang tadi kembali menemuinya dan mengerjakan sebagaimana semula. Sayapun bertanya kepada dua orang yang membawaku: 'Subhanallah, mengapa kedua orang ini seperti ini? ' keduanya menjawab: 'Mari kita berangkat ke tempat lain dahulu! ' Kami pun berangkat, lantas kami mendatangi seseorang yang terlentang diatas kedua tengkuknya sedang ada orang lain yang berdiri di sampingnya sambil membawa pengait besi, ia memegang salah satu samping wajahnya dan memotong-motong dagunya hingga tengkuknya, dan tenggorokannya hingga tengkuknya, dan matanya hingga tengkuknya" -Kata Auf, terkadang Abu Raja' menggunakan redaksi: 'lantas membelah-belah dagunya, bukan memotong- "kemudian orang yang memotong berpindah ke sisi dagu lain dan memperlakukan korbannya sebagaimana ia lakukan pada sisi dagu pertama. Belum ia selesai memotong-mogong dagu kedua, maka dagu samping pertama kembali seperti semula, maka orang itu memperlakukannya sebagaimana semula. Maka saya bertanya: 'Subhanallah, kenapa dua orang ini? ' Namun kedua orang yang membawaku hanya berujar: 'Mari kita pindah ke tempat lain dulu! ' Maka kami berangkat, hingga kami mendatangi suatu tempat seperti tungku." Kata Abu Raja, seingatku Samurah mengatakan: "Tungku tersebut mengeluarkan suara gemuruh.- Lantas kami melihat isinya, tak tahunya disana ada laki-laki dan wanita telanjang, mereka didatangi oleh sulut api dari bawah mereka, jika sulutan api mengenai mereka, mereka mengerang-ngerang. Maka saya bertanya kepada dua orang yang membawaku: 'apa sebenarnya dengan orang-orang ini? Namun kedua orang yang membawaku hanya berujar: 'Ayo kita berpindah ke tempat lain! ' Maka kami terus berangkat, dan kami mendatangi sebuah sungai." Dan setahuku Samurah mengatakan: 'sungai merah seperti darah-, "tak tahunya di sungai ada laki-laki yang berenang, sedang ditepi sungai ada orang yang mengumpulkan banyak bebatuan, apabila yang berenang tadi sampai ke tepian sungai, ke tempat orang yang mengumpulkan bebatuan, maka ia membuka mulutnya dan orang yang di tepi tadi memasukkan batu ke mulutnya, lantas ia berenang kemudian kembali lagi, setiap kali ia kembali ke tepi, mulutnya membuka dan orang yang di tepi menyuapinya dengan batu itu. Saya bertanya kepada dua orang yang membawaku: 'kenapa dua orang ini? ' keduanya menjawab: 'Ayo kita pindah ke tempat lain dulu! ' Maka kami pun berangkat, lantas kami mendatangi seseorang yang wajahnya menyeramkan sebagaimana seseorang yang paling menyeramkan yang pernah kalian lihat. Dan di dekatnya terdapat api yang terus ia nyalakan dan dia berlari di sekitarnya. Saya bertanya kepada dua orang yang membawaku: 'mengapa orang ini? ' kedua orang yang membawaku berujar: 'Ayo kita pindah ke tempat lain dahulu! ' Lantas kami berangkat. Lalu kami mendatangi sebuah kebun yang secara merata berisi warna musim semi, diantara dua tepi kebun terdapat seseorang yang jangkung, yang nyaris aku belum pernah melihat manusia yang kepalanya memanjang di langit seperti itu, dan sekitar orang itu terdapat banyak anak-anak kecil yang pernah aku lihat. Saya bertanya: 'Apa ini sebenarnya, mereka ini siapa? ' kedua orang yang membawaku berujar: 'Ayo kita pindah ke tempat lain dulu! ' Kami pun berangkat melanjutkan perjalanan, hingga kami mendatangi sebuah kebun besar yang sebelumnya aku belum pernah melihat kebun lebih besar dan lebih indah daripadanya sama sekali, Keduanya berkata: 'Naiklah engkau! ' Kami pun naik, dan kami berakhir ke sebuah kota yang dibangun dari batu bata emas dan perak, lalu kami tiba di pintu kota. Kami minta di buka, maka pintu pun dibuka untuk kami, kami masuk dan kami disambut oleh beberapa orang yang separo tubuhnya seperti orang paling tampan yang pernah anda lihat, dan separohnya seperti manusia paling jelek yang pernah engkau lihat. Keduanya mengatakan kepada mereka: 'Pergilah kalian semua! ' Lantas mereka sampai di sebuah sungai. Tak tahunya sungai itu terbentang mengalir, airnya sangat putih bersih, mereka pun pergi dan mandi-mandi disana, kemudian kembali menemui kami dan kotorannya telah hilang di sungai tempat mereka mandi, sehingga mereka menjadi manusia paling tampan. Keduanya mengatakan kepadaku: 'Inilah surga Aden dan di sini hunianmu! ' lantas pandanganku menatap ke atas, tak tahunya ada sebuah istana seperti awan putih yang menyendiri. Keduanya berkata: 'Inilah hunianmu! ' Saya menjawab: 'Semoga Allah memberkati kalian berdua, sekarang biarkanlah aku untuk memasukinya! ' Keduanya menjawab: 'kalau sekarang jangan dulu, namun pasti engkau akan memasukinya! ' Saya mengatakan: 'Semenjak semalaman aku telah melihat peristiwa-peristiwa aneh nan mencengangkan, tolong kabarilah aku apa arti sebenarnya yang kulihat! ' Keduanya berujar: 'Sekarang baiklah kuberitakan kepadamu peristiwa-peristiwa itu! Adapun laki-laki pertama yang kamu datangi sedang kepalanya pecah dengan batu, itu adalah seseorang yang mempelajari alquran namun ia menolaknya, dan ia tidur sampai meninggalkan shalat wajib. Adapun orang yang kamu datangi membelah dagu kawannya hingga tengkuknya, tenggorokannya hingga dagunya, dan matanya hingga tengkuknya, itu adalah seseorang yang berangkat dari rumahnya lantas ia dusta, dan kedustaannya menembus cakrawala. Adapun laki-laki dan wanita yang telanjang dalam bangunan seperti tungku, mereka adalah laki-laki dan wanita pezina. Adapun laki-laki yang berenang dalam sungai dan disuapi batu besar, mereka adalah pemakan riba, adapun laki-laki yang raut mukanya menyeramkan di neraka sambil menyalakan api dan berlari-lari di sekitarnya, itu adalah Malik, penjaga Jahannam, adapun laki-laki jangkung dalam taman, ia adalah Ibrahim 'alaihissalam, adapun anak-anak di sekitarnya adalah bayi yang mati diatas fitrah." Lantas sebagian sahabat bertanya: 'ya Rasulullah, juga anak orang-orang musyrik? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Juga anak-anak orang-orang musyrik! Adapun orang yang separoh berwajah tampan dan separohnya lagi jelek, mereka adalah orang yang mencampuradukkan amal shalih dan lainnya jelek, lantas Allah mengampuni kesalahannya."