Hadits Tentang Putusan Hukum

Shahih Muslim #3309

صحيح مسلم ٣٣٠٩: حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ حَدَّثَنِي سِمَاكٌ الْحَنَفِيُّ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ ح و حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنِي أَبُو زُمَيْلٍ هُوَ سِمَاكٌ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ قَالَ حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ وَأَصْحَابُهُ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلًا فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقِبْلَةَ ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ فَمَا زَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ وَرَائِهِ وَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ كَفَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ } فَأَمَدَّهُ اللَّهُ بِالْمَلَائِكَةِ قَالَ أَبُو زُمَيْلٍ فَحَدَّثَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَئِذٍ يَشْتَدُّ فِي أَثَرِ رَجُلٍ مِنْ الْمُشْرِكِينَ أَمَامَهُ إِذْ سَمِعَ ضَرْبَةً بِالسَّوْطِ فَوْقَهُ وَصَوْتَ الْفَارِسِ يَقُولُ أَقْدِمْ حَيْزُومُ فَنَظَرَ إِلَى الْمُشْرِكِ أَمَامَهُ فَخَرَّ مُسْتَلْقِيًا فَنَظَرَ إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ قَدْ خُطِمَ أَنْفُهُ وَشُقَّ وَجْهُهُ كَضَرْبَةِ السَّوْطِ فَاخْضَرَّ ذَلِكَ أَجْمَعُ فَجَاءَ الْأَنْصَارِيُّ فَحَدَّثَ بِذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ صَدَقْتَ ذَلِكَ مِنْ مَدَدِ السَّمَاءِ الثَّالِثَةِ فَقَتَلُوا يَوْمَئِذٍ سَبْعِينَ وَأَسَرُوا سَبْعِينَ قَالَ أَبُو زُمَيْلٍ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَلَمَّا أَسَرُوا الْأُسَارَى قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ مَا تَرَوْنَ فِي هَؤُلَاءِ الْأُسَارَى فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا نَبِيَّ اللَّهِ هُمْ بَنُو الْعَمِّ وَالْعَشِيرَةِ أَرَى أَنْ تَأْخُذَ مِنْهُمْ فِدْيَةً فَتَكُونُ لَنَا قُوَّةً عَلَى الْكُفَّارِ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُمْ لِلْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَرَى يَا ابْنَ الْخَطَّابِ قُلْتُ لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَرَى الَّذِي رَأَى أَبُو بَكْرٍ وَلَكِنِّي أَرَى أَنْ تُمَكِّنَّا فَنَضْرِبَ أَعْنَاقَهُمْ فَتُمَكِّنَ عَلِيًّا مِنْ عَقِيلٍ فَيَضْرِبَ عُنُقَهُ وَتُمَكِّنِّي مِنْ فُلَانٍ نَسِيبًا لِعُمَرَ فَأَضْرِبَ عُنُقَهُ فَإِنَّ هَؤُلَاءِ أَئِمَّةُ الْكُفْرِ وَصَنَادِيدُهَا فَهَوِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَلَمْ يَهْوَ مَا قُلْتُ فَلَمَّا كَانَ مِنْ الْغَدِ جِئْتُ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ قَاعِدَيْنِ يَبْكِيَانِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي مِنْ أَيِّ شَيْءٍ تَبْكِي أَنْتَ وَصَاحِبُكَ فَإِنْ وَجَدْتُ بُكَاءً بَكَيْتُ وَإِنْ لَمْ أَجِدْ بُكَاءً تَبَاكَيْتُ لِبُكَائِكُمَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْكِي لِلَّذِي عَرَضَ عَلَيَّ أَصْحَابُكَ مِنْ أَخْذِهِمْ الْفِدَاءَ لَقَدْ عُرِضَ عَلَيَّ عَذَابُهُمْ أَدْنَى مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ شَجَرَةٍ قَرِيبَةٍ مِنْ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُونَ لَهُ أَسْرَى حَتَّى يُثْخِنَ فِي الْأَرْضِ إِلَى قَوْلِهِ فَكُلُوا مِمَّا غَنِمْتُمْ حَلَالًا طَيِّبًا } فَأَحَلَّ اللَّهُ الْغَنِيمَةَ لَهُمْ

Shahih Muslim 3309: Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin Sari] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] dari [Ikrimah bin Ammar] telah menceritakan kepadaku [Simak Al Hanafi] dia berkata: aku mendengar [Ibnu Abbas] berkata: telah menceritakan kepadaku [Umar bin Khattab] berkata: "Ketika perang Badr." (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan ini adalah lafadz dia, telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus Al Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin 'Ammar] telah menceritakan kepadaku [Abu Zumail] -yaitu Simak Al Hanafi- telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abbas] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Umar bin Khattab] dia berkata: "Saat terjadi perang Badr, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat pasukan orang-orang Musyrik berjumlah seribu pasukan, sedangkan para sahabat beliau hanya berjumlah tiga ratus Sembilan belas orang. Kemudian Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapkan wajahnya ke arah kiblat sambil menengadahkan tangannya, beliau berdo'a: "ALLAHUMMA ANJIS LII MAA WA'ADTANI, ALLAHUMMA AATI MAA WA'ADTANI, ALLAHUMMA IN TUHLIK HAADZIHIL 'ISHAABAH MIN AHLIL ISLAM LA TU'BAD FIL ARDLI (Ya Allah, tepatilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah, berilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah, niscaya tidak ada lagi orang yang akan menyembah-Mua di muka bumi ini).' Demikianlah, beliau senantiasa berdo'a kepada Rabbnya dengan mengangkat tangannya sambil menghadap ke kiblat, sehingga selendang beliau terlepas dari bahunya. Abu Bakar lalu mendatangi beliau seraya mengambil selendang dan menaruhnya di bahu beliau, dan dia selalu menyeratai di belakang beliau." Abu Bakar kemudian berkata: "Ya Nabi Allah, cukuplah kiranya anda bermunajat kepada Allah, karena Dia pasti akan menepati janji-Nya kepada anda." Lalu Allah menurunkan ayat: '((ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut) ' (Qs. Al Anfaal: 9), Allah lalu membantunya dengan tentara Malaikat." Abu Zumail berkata: "Ibnu Abbas menceritakan kepadaku, dia katakan, "Pada hari itu, ketika seorang tentara Islam mengejar tentara Musyrikin yang berada di hadapannya, tiba-tiba terdengar olehnya bunyi suara cemeti di atas kepala seorang Musyrik itu, dan suara seorang penunggang kuda berkata: "Majulah terus wahai Haizum!. Tanpa diduga, seorang Musyrik yang berada di hadapannya telah mati terkapar dengan hidungnya bengkak, dan mukanya terbelah seperti bekas pukulan cambuk serta seluruh tubuhnya menghijau. Lalu tentara Muslim itu datang melaporkan peristiwa yang baru saja dialaminya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: "Kamu benar, itu adalah pertolongan Allah dari langit ketiga." Pada hari itu, tentara kaum Muslimin dapat membunuh tujuh puluh tentara kaum Musyrikin, dan berhasil menawan tujuh puluh orang tawanan." Abu Zumail melanjutkan, "Ibnu Abbas berkata: "Tatkala tawanan telah mereka tahan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Bakar dan Umar: "Bagaimana pendapat kalian mengenai tawanan ini?" Abu Bakar menjawab, "Wahai Nabi Allah, mereka itu adalah anak-anak paman dan masih famili kita, aku berpendapat, sebaiknya kita pungut tebusan dari mereka. Dengan begitu, kita akan menjadi kuat terhadap orang-orang kafir, semoga Allah menunjuki mereka supaya masuk Islam." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Bagaimana pendapatmu wahai Ibnul Khattab?" Aku menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak setuju dengan pendapat Abu Bakar. Menurutku, berilah aku kesempatan untuk memenggal leher mereka, berilah kesempatan kepada Ali supaya memenggal leher 'Uqail, dan berilah kesempatan kepadaku supaya memenggal leher si fulan -maksudnya saudaranya sendiri-, karena mereka adalah para pemimpin kaum kafir dan pembesar-pembesar mereka." Akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyetujui pendapat Abu Bakar dan tidak menyutujui pendapatku. Di keesokan harinya, aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku dapati beliau sedang duduk menangis berdua dengan Abu Bakar, lalu aku berkata: "Ceritakanlah kepadaku, apa sebabnya anda berdua menangis? Jika bisa menangis maka aku akan menangis, jika tidak bisa maka aku akan pura-pura menangis untuk kalian." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku menangis karena tebusan yang dipungut sahabatmu terhadap para tawanan itu, lebih murah daripada harga kayu ini." -yaitu kayu yang berada didekat Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam- Lalu Allah Azza wa jalla menurunkan ayat: "…Tidak pantas bagi seorang Nabi mempunyai seorang tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi ini…-hingga firman Nya- maka makanlah olehmu sebagian harta rampasan) ' (Qs. Al Nafaal: 67-69). Karena itulah Allah menghalalkan harta rampasan buat mereka."

Sunan Abu Dawud #3310

سنن أبي داوود ٣٣١٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ مَرْوَانَ بْنِ رُؤْبَةَ التَّغْلِبِيِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي عَوْفٍ عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا لَا يَحِلُّ ذُو نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ وَلَا الْحِمَارُ الْأَهْلِيُّ وَلَا اللُّقَطَةُ مِنْ مَالِ مُعَاهَدٍ إِلَّا أَنْ يَسْتَغْنِيَ عَنْهَا وَأَيُّمَا رَجُلٍ ضَافَ قَوْمًا فَلَمْ يَقْرُوهُ فَإِنَّ لَهُ أَنْ يُعْقِبَهُمْ بِمِثْلِ قِرَاهُ

Sunan Abu Daud 3310: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mushaffa Al Himshi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] dari [Az Zubaidi] dari [Marwan bin Ru`bah At Taghlibi] dari [Abdurrahman bin Abu 'Auf] dari [Al Miqdam bin Ma'dikarib] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Ketahuilah, tidak halal hewan buas yang memiliki taring, keledai jinak, barang temuan dari harta orang kafir Mu'ahad (yang menjalin perjanjian dengan negara Islam) kecuali ia tidak membutuhkannya. Dan siapapun laki-laki yang bertamu kepada suatu kaum dan mereka tidak menjamunya, maka baginya untuk menuntut ganti yang seperti jamuan untuknya."

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,

Shahih Muslim #3322

صحيح مسلم ٣٣٢٢: حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ رَافِعٍ قَالَ ابْنُ رَافِعٍ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ أَبَا سُفْيَانَ أَخْبَرَهُ مِنْ فِيهِ إِلَى فِيهِ قَالَ انْطَلَقْتُ فِي الْمُدَّةِ الَّتِي كَانَتْ بَيْنِي وَبَيْنَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَبَيْنَا أَنَا بِالشَّأْمِ إِذْ جِيءَ بِكِتَابٍ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى هِرَقْلَ يَعْنِي عَظِيمَ الرُّومِ قَالَ وَكَانَ دَحْيَةُ الْكَلْبِيُّ جَاءَ بِهِ فَدَفَعَهُ إِلَى عَظِيمِ بُصْرَى فَدَفَعَهُ عَظِيمُ بُصْرَى إِلَى هِرَقْلَ فَقَالَ هِرَقْلُ هَلْ هَاهُنَا أَحَدٌ مِنْ قَوْمِ هَذَا الرَّجُلِ الَّذِي يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ قَالُوا نَعَمْ قَالَ فَدُعِيتُ فِي نَفَرٍ مِنْ قُرَيْشٍ فَدَخَلْنَا عَلَى هِرَقْلَ فَأَجْلَسَنَا بَيْنَ يَدَيْهِ فَقَالَ أَيُّكُمْ أَقْرَبُ نَسَبًا مِنْ هَذَا الرَّجُلِ الَّذِي يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ فَقَالَ أَبُو سُفْيَانَ فَقُلْتُ أَنَا فَأَجْلَسُونِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَجْلَسُوا أَصْحَابِي خَلْفِي ثُمَّ دَعَا بِتَرْجُمَانِهِ فَقَالَ لَهُ قُلْ لَهُمْ إِنِّي سَائِلٌ هَذَا عَنْ الرَّجُلِ الَّذِي يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ فَإِنْ كَذَبَنِي فَكَذِّبُوهُ قَالَ فَقَالَ أَبُو سُفْيَانَ وَايْمُ اللَّهِ لَوْلَا مَخَافَةُ أَنْ يُؤْثَرَ عَلَيَّ الْكَذِبُ لَكَذَبْتُ ثُمَّ قَالَ لِتَرْجُمَانِهِ سَلْهُ كَيْفَ حَسَبُهُ فِيكُمْ قَالَ قُلْتُ هُوَ فِينَا ذُو حَسَبٍ قَالَ فَهَلْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مَلِكٌ قُلْتُ لَا قَالَ فَهَلْ كُنْتُمْ تَتَّهِمُونَهُ بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ قُلْتُ لَا قَالَ وَمَنْ يَتَّبِعُهُ أَشْرَافُ النَّاسِ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ قَالَ قُلْتُ بَلْ ضُعَفَاؤُهُمْ قَالَ أَيَزِيدُونَ أَمْ يَنْقُصُونَ قَالَ قُلْتُ لَا بَلْ يَزِيدُونَ قَالَ هَلْ يَرْتَدُّ أَحَدٌ مِنْهُمْ عَنْ دِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَ فِيهِ سَخْطَةً لَهُ قَالَ قُلْتُ لَا قَالَ فَهَلْ قَاتَلْتُمُوهُ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ كَانَ قِتَالُكُمْ إِيَّاهُ قَالَ قُلْتُ تَكُونُ الْحَرْبُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ سِجَالًا يُصِيبُ مِنَّا وَنُصِيبُ مِنْهُ قَالَ فَهَلْ يَغْدِرُ قُلْتُ لَا وَنَحْنُ مِنْهُ فِي مُدَّةٍ لَا نَدْرِي مَا هُوَ صَانِعٌ فِيهَا قَالَ فَوَاللَّهِ مَا أَمْكَنَنِي مِنْ كَلِمَةٍ أُدْخِلُ فِيهَا شَيْئًا غَيْرَ هَذِهِ قَالَ فَهَلْ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ أَحَدٌ قَبْلَهُ قَالَ قُلْتُ لَا قَالَ لِتَرْجُمَانِهِ قُلْ لَهُ إِنِّي سَأَلْتُكَ عَنْ حَسَبِهِ فَزَعَمْتَ أَنَّهُ فِيكُمْ ذُو حَسَبٍ وَكَذَلِكَ الرُّسُلُ تُبْعَثُ فِي أَحْسَابِ قَوْمِهَا وَسَأَلْتُكَ هَلْ كَانَ فِي آبَائِهِ مَلِكٌ فَزَعَمْتَ أَنْ لَا فَقُلْتُ لَوْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مَلِكٌ قُلْتُ رَجُلٌ يَطْلُبُ مُلْكَ آبَائِهِ وَسَأَلْتُكَ عَنْ أَتْبَاعِهِ أَضُعَفَاؤُهُمْ أَمْ أَشْرَافُهُمْ فَقُلْتَ بَلْ ضُعَفَاؤُهُمْ وَهُمْ أَتْبَاعُ الرُّسُلِ وَسَأَلْتُكَ هَلْ كُنْتُمْ تَتَّهِمُونَهُ بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ فَزَعَمْتَ أَنْ لَا فَقَدْ عَرَفْتُ أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ لِيَدَعَ الْكَذِبَ عَلَى النَّاسِ ثُمَّ يَذْهَبَ فَيَكْذِبَ عَلَى اللَّهِ وَسَأَلْتُكَ هَلْ يَرْتَدُّ أَحَدٌ مِنْهُمْ عَنْ دِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَهُ سَخْطَةً لَهُ فَزَعَمْتَ أَنْ لَا وَكَذَلِكَ الْإِيمَانُ إِذَا خَالَطَ بَشَاشَةَ الْقُلُوبِ وَسَأَلْتُكَ هَلْ يَزِيدُونَ أَوْ يَنْقُصُونَ فَزَعَمْتَ أَنَّهُمْ يَزِيدُونَ وَكَذَلِكَ الْإِيمَانُ حَتَّى يَتِمَّ وَسَأَلْتُكَ هَلْ قَاتَلْتُمُوهُ فَزَعَمْتَ أَنَّكُمْ قَدْ قَاتَلْتُمُوهُ فَتَكُونُ الْحَرْبُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ سِجَالًا يَنَالُ مِنْكُمْ وَتَنَالُونَ مِنْهُ وَكَذَلِكَ الرُّسُلُ تُبْتَلَى ثُمَّ تَكُونُ لَهُمْ الْعَاقِبَةُ وَسَأَلْتُكَ هَلْ يَغْدِرُ فَزَعَمْتَ أَنَّهُ لَا يَغْدِرُ وَكَذَلِكَ الرُّسُلُ لَا تَغْدِرُ وَسَأَلْتُكَ هَلْ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ أَحَدٌ قَبْلَهُ فَزَعَمْتَ أَنْ لَا فَقُلْتُ لَوْ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ أَحَدٌ قَبْلَهُ قُلْتُ رَجُلٌ ائْتَمَّ بِقَوْلٍ قِيلَ قَبْلَهُ قَالَ ثُمَّ قَالَ بِمَ يَأْمُرُكُمْ قُلْتُ يَأْمُرُنَا بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّلَةِ وَالْعَفَافِ قَالَ إِنْ يَكُنْ مَا تَقُولُ فِيهِ حَقًّا فَإِنَّهُ نَبِيٌّ وَقَدْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنَّهُ خَارِجٌ وَلَمْ أَكُنْ أَظُنُّهُ مِنْكُمْ وَلَوْ أَنِّي أَعْلَمُ أَنِّي أَخْلُصُ إِلَيْهِ لَأَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ وَلَوْ كُنْتُ عِنْدَهُ لَغَسَلْتُ عَنْ قَدَمَيْهِ وَلَيَبْلُغَنَّ مُلْكُهُ مَا تَحْتَ قَدَمَيَّ قَالَ ثُمَّ دَعَا بِكِتَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَرَأَهُ فَإِذَا فِيهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ سَلَامٌ عَلَى مَنْ اتَّبَعَ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الْإِسْلَامِ أَسْلِمْ تَسْلَمْ وَأَسْلِمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ وَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الْأَرِيسِيِّينَ وَ { يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لَا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ } فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ قِرَاءَةِ الْكِتَابِ ارْتَفَعَتْ الْأَصْوَاتُ عِنْدَهُ وَكَثُرَ اللَّغْطُ وَأَمَرَ بِنَا فَأُخْرِجْنَا قَالَ فَقُلْتُ لِأَصْحَابِي حِينَ خَرَجْنَا لَقَدْ أَمِرَ أَمْرُ ابْنِ أَبِي كَبْشَةَ إِنَّهُ لَيَخَافُهُ مَلِكُ بَنِي الْأَصْفَرِ قَالَ فَمَا زِلْتُ مُوقِنًا بِأَمْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سَيَظْهَرُ حَتَّى أَدْخَلَ اللَّهُ عَلَيَّ الْإِسْلَامَ و حَدَّثَنَاه حَسَنٌ الْحُلْوَانِيُّ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَا حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ صَالِحٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَزَادَ فِي الْحَدِيثِ وَكَانَ قَيْصَرُ لَمَّا كَشَفَ اللَّهُ عَنْهُ جُنُودَ فَارِسَ مَشَى مِنْ حِمْصَ إِلَى إِيلِيَاءَ شُكْرًا لِمَا أَبْلَاهُ اللَّهُ وَقَالَ فِي الْحَدِيثِ مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَقَالَ إِثْمَ الْيَرِيسِيِّينَ وَقَالَ بِدَاعِيَةِ الْإِسْلَامِ

Shahih Muslim 3322: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali] dan [Ibnu Abu Umar] serta [Muhammad bin Rafi'] dan [Abd bin Humaid] sedangkan lafadznya dari Ibnu Rafi', Ibnu Rafi' dan Ibnu Abu Umar mengatakan: telah menceritakan kepada kami, sedangkan yang dua mengatakan: telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Ibnu Abbas] bahwa [Abu Sufyan] mengisahkan dari mulutnya sendiri sebagai berikut, "Pada saat berlangsungnya perjanjian damai antara aku dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku pergi berniaga ke negeri Syam. Ketika aku berada di sana, ada seseorang yang mengirim sepucuk surat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kaisar Heraclius, penguasa agung Rumawi, yang membawa surat itu adalah Dihyah Al Kalbi kepada pembesar Bushra, kemudian pembesar Bushra menyampaikannya kepada Heraclius. Lantas Heraclius bertanya, "Adakah di sini orang yang berasal dari kaumnya laki-laki yang mengaku sebagai Nabi ini (Rasulullah)? ' mereka menjawab, "Ya." Lalu aku dipanggil untuk menghadap Heraclius bersama beberapa kawanku dari suku Quraisy, kami masuk dan duduk menghadap Hiraclius. Heraclius lantas bertanya, "Siapakah di antara kalian, yang dekat pertalian darahnya dengan orang yang mendakwakan dirinya menjadi Nabi itu?" Abu Sufyan berkata: "Lalu aku menjawab, "Aku." Lalu aku duduk di depan, sedangkan kawan-kawanku duduk di belakangku. Kemudian dia memanggil penerjemahnya, lalu dia berkata kepada penerjemahnya, "Katakanlah kepada mereka, bahwa aku menanyakan kepada mereka perihal laki-laki yang mendakwakan dirinya sebagai Nabi, jika dia berdusta, katakan dia telah berdusta." Abu Sufyan berkata: "Demi Allah, kalaulah aku tidak takut dicap sebagai pendusta, sungguh telah ku dustai mereka." Kemudian Heraclius berkata kepada penerjemahnya, "Tanyakan kepadanya, bagaimana kebangsaan orang itu di kalanganmu." Abu Sufyan berkata: "Jawabku, "Dia seorang bangsawan di kalangan kami." Dia bertanya, "Apakah dia keturunan raja?" aku menjawab, "Tidak." Dia bertanya, "Pernahkah kalian mengatakannya sebagai pembohong sebelum ia menjadi seorang Nabi?" Jaawabku, "Tidak." Dia bertanya, "Apakah orang-orang yang mengikutinya dari kalangan pembesar ataukah hanya rakyat kecil?" jawabku, "Hanya rakyat kecil." Dia bertanya, "Apakah pengikutnya selalu bertambah?" Jawabku, "Mereka selalu bertambah." Dia bertanya, "Adakah di antara pengikutnya itu murtad karena benci terhadap agama yang dikembangkannya?" Jawabku, "Tidak." Dia bertanya, "Apakah kamu berperang melawannya?" Jawabku, "Ya, pernah." Dia bertanya, "Bagaimana perjalanan peperanganmu melawannya?" Jawabku, "Peperangan kami berjalan silih berganti antara menang dan kalah. Kadang-kadang kamilah yang menang dan dia yang kalah, dan terkadang pula kami yang kalah dan dia yang menang." Dia bertanya, "Apakah dia pernah ingkat janji?" Jawabku, "Tidak, bahkan kami sedang dalam masa perjanjian damai, yaitu tidak akan serang menyerang dengannya. Aku tidak tahu apa yang akan dibuatnya terhadap perjanjian tersebut." Kata Abu Sufyan selanjutnya, "Demi Allah, tidak ada kalimat lain yang dapat kami ucapkan selain dari pada itu semua." Dia bertanya, "Apakah ada orang lain sebelum dia, yang mendakwakan dirinya sebagai Nabi seperti dia?" Jawabku, "Tidak." Kemudian dia berkata kepada penerjemahnya, "Katakan kepadanya, "Kutanyakan kepadamu tentang bangsanya (status sosialnya), maka kalian katakan dia termasuk dari bangsawan. Memang demikianlah halnya semua para rasul, mereka dibangkitkan dari kalangan bangsawan kaumnya. Kutanyakan pula kepadamu, apakah dia dari keturunan para raja? Jawabmu 'tidak', kalau sekiranya bapak dan kakeknya yang menjadi raja, tentunya ada sangkaan bahwa dia ingin mengembalikan kekusaan nenek moyangnya. Kutanyakan pula tentang pengikutnya, apakah terdiri dari rakyat kecil atau dari orang-orang besar? Kamu menjawab 'hanya terdiri dari rakyat kecil', memang merekalah pengikut para rasul. Kutanyakan pula, pernahkah kamu menuduhnya sebagai pembohong sebelumnya? Kamu menjawab 'tidak', aku tahu, bahwa dia tidak akan pernah berdusta kepada manusia, apalagi bedusta kepada Allah. Aku tanyakan kepadamu: adakah pengikutnya yang murtad atau mereka membenci agama baru setelah memeluknya? Jawabmu 'tidak', memang begitulah halnya, apabila iman telah tertanam dalam hati seseorang. Aku bertanya kepadamu, apakah pengikutnya berkurang? Jawabmu 'bahkan mereka selalu bertambah', memang seperti itulah iman hingga ia tumbuh sempurna. Kutanya pula, pernahkah kamu memeranginya? Jawabmu 'ya kami memerangi, dan peperangan silih berganti, terkadang menang dan terkadang kalah'. Memang demikianlah halnya, para rasul itu selalu diuji. Namun demikian, kemengangan terakhir selalu dipihak mereka. Kutanyakan pula, pernahkah dia ingkar janji? Jawabmu 'tidak pernah', memang demikian para rasul tidak mungkin ingkar janji. Kutanyakan pula kepadamu, adakah orang lain sebelum dia yang mengaku menjadi Nabi seperti dia? Jawabmu 'tidak', begitulah, kalau ada orang sebelumnya yang mendakwakan dirinya sebagai Nabi seperti dia, mungkin dia hanya ikut-ikutan dengan orang yang sebelumnya." Kemudian dia bertanya, "Apa saja yang diperintahkanya kepadamu?" Jawabku, "Dia menyuruh kami shalat, membayar zakat, menjalin tali silaturrahmi dan menjaga kehormatan diri." dia berkata: "Jika yang kamu katakan itu benar semuanya, maka tak salah lagi bahwa lelaki tersebut adalah seorang Nabi, aku tahu bahwa dia akan muncul, akan tetapi aku tidak menduga bahwa dia akan muncul dari kalangan kalian, sekiranya aku dapat bertemu dengannya, saat di sampingnya maka sungguh aku akan membasuh kedua kakinya. Dan daerah kekuasaannya kelak, akan sampai ke daerah kekuasanku ini." Abu Sufyan berkata: "Kemudian dia meminta surat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan membacanya, di dalamnya tertulis: "Dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, dari Muhammad Rasulullah kepada Heraclius pembesar Rumawi. Keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk, sesungguhnya aku mengajak anda untuk masuk Islam, masuk Islamlah anda niscaya anda akan selamat. Masuk Islamlah anda, niscaya Allah akan memberi pahala kepada anda dengan berlipat ganda. Jika anda menolak, maka anda akan memikul dosa kaum 'arisyiyun. '(Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak akan menyembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. jika mereka menolak, maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah) ' (Qs. Ali Imran: 64) Setelah dia selesai membaca surat tersebut, tiba-tiba terdengar suara heboh di sekitarnya. Dia memerintahkan kami supaya keluar. Sesampainya di luar, aku berkata kepada kawan-kawanku, "Sungguh luar biasa urusan Ibnu Abu Kabsyah (maksudnya Rasulullah), hingga dia diikuti oleh raja bani Ashfar (bangsa berkulit kuning), karena itu aku senantiasa yakin bahwa agama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ini pasti menang, dan akhirnya Allah memasukkan hidayah Islam ke dalam hati sanubariku." Dan telah menceritakan kepada kami [Hasan Al Khulwani] dan [Abd bin Humaid] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] -yaitu Ibnu Ibrahim bin Sa'd- telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dengan isnad ini, dan ia menambahkan dalam haditsnya, "Setelah Allah memenangkan tentara Persi atasnya, maka Kaisar berjalan kaki dari daerah Himsha hingga Iliya` sebagai bentuk syukur akan ujian Allah." Dan dalam hadits itu pula disebutkan, "Dari Muhammad, seorang hamba Allah dan Rasul-Nya." Dan dia juga menyebutkan, "Dosa kaum Yarisiyin." Dan dia menyebutkan, "Dengan seruan Islam."

Sunan Nasa'i #3360

سنن النسائي ٣٣٦٠: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَ أَنْبَأَنَا هُشَيْمٌ قَالَ أَنْبَأَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ الْغُمَيْصَاءَ أَوْ الرُّمَيْصَاءَ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَشْتَكِي زَوْجَهَا أَنَّهُ لَا يَصِلُ إِلَيْهَا فَلَمْ يَلْبَثْ أَنْ جَاءَ زَوْجُهَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هِيَ كَاذِبَةٌ وَهُوَ يَصِلُ إِلَيْهَا وَلَكِنَّهَا تُرِيدُ أَنْ تَرْجِعَ إِلَى زَوْجِهَا الْأَوَّلِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ ذَلِكَ حَتَّى تَذُوقِي عُسَيْلَتَهُ

Sunan Nasa'i 3360: Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], ia berkata: telah memberitakan kepada kami [Husyaim], ia berkata: telah memberitakan kepada kami [Yahya bin Abi Ishaq] dari [Sulaiman bin Yasar] dari ['Ubaidullah bin Abbas] bahwa Ar Rumaisha` datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengeluhkan suaminya bahwa ia tidak menghubunginya. Tidak lama kemudian suaminya datang dan berkata: wahai Rasulullah, ia berdusta. Suaminya menghubunginya akan tetapi ia ingin kembali kepada suaminya yang pertama. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak boleh demikian, hingga engkau merasakan kenikmatannya."

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,

Shahih Bukhari #3363

صحيح البخاري ٣٣٦٣: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ الْيَهُودَ جَاءُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرُوا لَهُ أَنَّ رَجُلًا مِنْهُمْ وَامْرَأَةً زَنَيَا فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَجِدُونَ فِي التَّوْرَاةِ فِي شَأْنِ الرَّجْمِ فَقَالُوا نَفْضَحُهُمْ وَيُجْلَدُونَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ كَذَبْتُمْ إِنَّ فِيهَا الرَّجْمَ فَأَتَوْا بِالتَّوْرَاةِ فَنَشَرُوهَا فَوَضَعَ أَحَدُهُمْ يَدَهُ عَلَى آيَةِ الرَّجْمِ فَقَرَأَ مَا قَبْلَهَا وَمَا بَعْدَهَا فَقَالَ لَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ ارْفَعْ يَدَكَ فَرَفَعَ يَدَهُ فَإِذَا فِيهَا آيَةُ الرَّجْمِ فَقَالُوا صَدَقَ يَا مُحَمَّدُ فِيهَا آيَةُ الرَّجْمِ فَأَمَرَ بِهِمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرُجِمَا قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَجْنَأُ عَلَى الْمَرْأَةِ يَقِيهَا الْحِجَارَةَ

Shahih Bukhari 3363: Telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Nafi'] dari Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhu bahwa Orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bercerita bahwa ada seorang laki-laki dari kalangan mereka dan seorang wanita berzina. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada mereka: "Apa yang kalian dapatkan dalam Kitab Taurat tentang permasalahan hukum rajam?" Mereka menjawab: "Kami mempermalukan (membeberkan aib) mereka dan mencambuk mereka." Maka Abdullah bin Salam berkata: "Kalian berdusta. Sesungguhnya di dalam Kitab Taurat ada hukuman rajam. Coba bawa kemari kitab Taurat!" Maka mereka membacanya secara seksama lalu salah seorang diantara mereka meletakkan tangannya pada ayat rajam, dan dia hanya membaca ayat sebelum dan sesudahnya. Kemudian Abdullah bin Salam berkata: "Coba kamu angkat tanganmu!" Maka orang itu mengangkat tangannya, dan ternyata ada ayat tentang rajam hingga akhirnya mereka berkata: "Dia benar, wahai Muhammad. Di dalam Taurat ada ayat tentang rajam." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kedua orang yang berzina itu agar dirajam. Abdullah bin 'Umar berkata: Dan kulihat laki-laki itu melindungi wanita tersebut agar terhindar dari lemparan batu.

Shahih Muslim #3372

صحيح مسلم ٣٣٧٢: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ كِلَاهُمَا عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ وَهَذَا حَدِيثُهُ أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَنَفِيُّ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ وَهُوَ ابْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنِي إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ قَدِمْنَا الْحُدَيْبِيَةَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِائَةً وَعَلَيْهَا خَمْسُونَ شَاةً لَا تُرْوِيهَا قَالَ فَقَعَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جَبَا الرَّكِيَّةِ فَإِمَّا دَعَا وَإِمَّا بَصَقَ فِيهَا قَالَ فَجَاشَتْ فَسَقَيْنَا وَاسْتَقَيْنَا قَالَ ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَانَا لِلْبَيْعَةِ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ قَالَ فَبَايَعْتُهُ أَوَّلَ النَّاسِ ثُمَّ بَايَعَ وَبَايَعَ حَتَّى إِذَا كَانَ فِي وَسَطٍ مِنْ النَّاسِ قَالَ بَايِعْ يَا سَلَمَةُ قَالَ قُلْتُ قَدْ بَايَعْتُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي أَوَّلِ النَّاسِ قَالَ وَأَيْضًا قَالَ وَرَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَزِلًا يَعْنِي لَيْسَ مَعَهُ سِلَاحٌ قَالَ فَأَعْطَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَفَةً أَوْ دَرَقَةً ثُمَّ بَايَعَ حَتَّى إِذَا كَانَ فِي آخِرِ النَّاسِ قَالَ أَلَا تُبَايِعُنِي يَا سَلَمَةُ قَالَ قُلْتُ قَدْ بَايَعْتُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي أَوَّلِ النَّاسِ وَفِي أَوْسَطِ النَّاسِ قَالَ وَأَيْضًا قَالَ فَبَايَعْتُهُ الثَّالِثَةَ ثُمَّ قَالَ لِي يَا سَلَمَةُ أَيْنَ حَجَفَتُكَ أَوْ دَرَقَتُكَ الَّتِي أَعْطَيْتُكَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقِيَنِي عَمِّي عَامِرٌ عَزِلًا فَأَعْطَيْتُهُ إِيَّاهَا قَالَ فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ إِنَّكَ كَالَّذِي قَالَ الْأَوَّلُ اللَّهُمَّ أَبْغِنِي حَبِيبًا هُوَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي ثُمَّ إِنَّ الْمُشْرِكِينَ رَاسَلُونَا الصُّلْحَ حَتَّى مَشَى بَعْضُنَا فِي بَعْضٍ وَاصْطَلَحْنَا قَالَ وَكُنْتُ تَبِيعًا لِطَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ أَسْقِي فَرَسَهُ وَأَحُسُّهُ وَأَخْدِمُهُ وَآكُلُ مِنْ طَعَامِهِ وَتَرَكْتُ أَهْلِي وَمَالِي مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَلَمَّا اصْطَلَحْنَا نَحْنُ وَأَهْلُ مَكَّةَ وَاخْتَلَطَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ أَتَيْتُ شَجَرَةً فَكَسَحْتُ شَوْكَهَا فَاضْطَجَعْتُ فِي أَصْلِهَا قَالَ فَأَتَانِي أَرْبَعَةٌ مِنْ الْمُشْرِكِينَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَجَعَلُوا يَقَعُونَ فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبْغَضْتُهُمْ فَتَحَوَّلْتُ إِلَى شَجَرَةٍ أُخْرَى وَعَلَّقُوا سِلَاحَهُمْ وَاضْطَجَعُوا فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ نَادَى مُنَادٍ مِنْ أَسْفَلِ الْوَادِي يَا لِلْمُهَاجِرِينَ قُتِلَ ابْنُ زُنَيْمٍ قَالَ فَاخْتَرَطْتُ سَيْفِي ثُمَّ شَدَدْتُ عَلَى أُولَئِكَ الْأَرْبَعَةِ وَهُمْ رُقُودٌ فَأَخَذْتُ سِلَاحَهُمْ فَجَعَلْتُهُ ضِغْثًا فِي يَدِي قَالَ ثُمَّ قُلْتُ وَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ لَا يَرْفَعُ أَحَدٌ مِنْكُمْ رَأْسَهُ إِلَّا ضَرَبْتُ الَّذِي فِيهِ عَيْنَاهُ قَالَ ثُمَّ جِئْتُ بِهِمْ أَسُوقُهُمْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَجَاءَ عَمِّي عَامِرٌ بِرَجُلٍ مِنْ الْعَبَلَاتِ يُقَالُ لَهُ مِكْرَزٌ يَقُودُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَرَسٍ مُجَفَّفٍ فِي سَبْعِينَ مِنْ الْمُشْرِكِينَ فَنَظَرَ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ دَعُوهُمْ يَكُنْ لَهُمْ بَدْءُ الْفُجُورِ وَثِنَاهُ فَعَفَا عَنْهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْزَلَ اللَّهُ { وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ } الْآيَةَ كُلَّهَا قَالَ ثُمَّ خَرَجْنَا رَاجِعِينَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَنَزَلْنَا مَنْزِلًا بَيْنَنَا وَبَيْنَ بَنِي لَحْيَانَ جَبَلٌ وَهُمْ الْمُشْرِكُونَ فَاسْتَغْفَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَنْ رَقِيَ هَذَا الْجَبَلَ اللَّيْلَةَ كَأَنَّهُ طَلِيعَةٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ قَالَ سَلَمَةُ فَرَقِيتُ تِلْكَ اللَّيْلَةَ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ فَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِظَهْرِهِ مَعَ رَبَاحٍ غُلَامِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا مَعَهُ وَخَرَجْتُ مَعَهُ بِفَرَسِ طَلْحَةَ أُنَدِّيهِ مَعَ الظَّهْرِ فَلَمَّا أَصْبَحْنَا إِذَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ الْفَزَارِيُّ قَدْ أَغَارَ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَاقَهُ أَجْمَعَ وَقَتَلَ رَاعِيَهُ قَالَ فَقُلْتُ يَا رَبَاحُ خُذْ هَذَا الْفَرَسَ فَأَبْلِغْهُ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ وَأَخْبِرْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْمُشْرِكِينَ قَدْ أَغَارُوا عَلَى سَرْحِهِ قَالَ ثُمَّ قُمْتُ عَلَى أَكَمَةٍ فَاسْتَقْبَلْتُ الْمَدِينَةَ فَنَادَيْتُ ثَلَاثًا يَا صَبَاحَاهْ ثُمَّ خَرَجْتُ فِي آثَارِ الْقَوْمِ أَرْمِيهِمْ بِالنَّبْلِ وَأَرْتَجِزُ أَقُولُ أَنَا ابْنُ الْأَكْوَعِ وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعِ فَأَلْحَقُ رَجُلًا مِنْهُمْ فَأَصُكُّ سَهْمًا فِي رَحْلِهِ حَتَّى خَلَصَ نَصْلُ السَّهْمِ إِلَى كَتِفِهِ قَالَ قُلْتُ خُذْهَا وَأَنَا ابْنُ الْأَكْوَعِ وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعِ قَالَ فَوَاللَّهِ مَا زِلْتُ أَرْمِيهِمْ وَأَعْقِرُ بِهِمْ فَإِذَا رَجَعَ إِلَيَّ فَارِسٌ أَتَيْتُ شَجَرَةً فَجَلَسْتُ فِي أَصْلِهَا ثُمَّ رَمَيْتُهُ فَعَقَرْتُ بِهِ حَتَّى إِذَا تَضَايَقَ الْجَبَلُ فَدَخَلُوا فِي تَضَايُقِهِ عَلَوْتُ الْجَبَلَ فَجَعَلْتُ أُرَدِّيهِمْ بِالْحِجَارَةِ قَالَ فَمَا زِلْتُ كَذَلِكَ أَتْبَعُهُمْ حَتَّى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ بَعِيرٍ مِنْ ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا خَلَّفْتُهُ وَرَاءَ ظَهْرِي وَخَلَّوْا بَيْنِي وَبَيْنَهُ ثُمَّ اتَّبَعْتُهُمْ أَرْمِيهِمْ حَتَّى أَلْقَوْا أَكْثَرَ مِنْ ثَلَاثِينَ بُرْدَةً وَثَلَاثِينَ رُمْحًا يَسْتَخِفُّونَ وَلَا يَطْرَحُونَ شَيْئًا إِلَّا جَعَلْتُ عَلَيْهِ آرَامًا مِنْ الْحِجَارَةِ يَعْرِفُهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ حَتَّى أَتَوْا مُتَضَايِقًا مِنْ ثَنِيَّةٍ فَإِذَا هُمْ قَدْ أَتَاهُمْ فُلَانُ بْنُ بَدْرٍ الْفَزَارِيُّ فَجَلَسُوا يَتَضَحَّوْنَ يَعْنِي يَتَغَدَّوْنَ وَجَلَسْتُ عَلَى رَأْسِ قَرْنٍ قَالَ الْفَزَارِيُّ مَا هَذَا الَّذِي أَرَى قَالُوا لَقِينَا مِنْ هَذَا الْبَرْحَ وَاللَّهِ مَا فَارَقَنَا مُنْذُ غَلَسٍ يَرْمِينَا حَتَّى انْتَزَعَ كُلَّ شَيْءٍ فِي أَيْدِينَا قَالَ فَلْيَقُمْ إِلَيْهِ نَفَرٌ مِنْكُمْ أَرْبَعَةٌ قَالَ فَصَعِدَ إِلَيَّ مِنْهُمْ أَرْبَعَةٌ فِي الْجَبَلِ قَالَ فَلَمَّا أَمْكَنُونِي مِنْ الْكَلَامِ قَالَ قُلْتُ هَلْ تَعْرِفُونِي قَالُوا لَا وَمَنْ أَنْتَ قَالَ قُلْتُ أَنَا سَلَمَةُ بْنُ الْأَكْوَعِ وَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَطْلُبُ رَجُلًا مِنْكُمْ إِلَّا أَدْرَكْتُهُ وَلَا يَطْلُبُنِي رَجُلٌ مِنْكُمْ فَيُدْرِكَنِي قَالَ أَحَدُهُمْ أَنَا أَظُنُّ قَالَ فَرَجَعُوا فَمَا بَرِحْتُ مَكَانِي حَتَّى رَأَيْتُ فَوَارِسَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَلَّلُونَ الشَّجَرَ قَالَ فَإِذَا أَوَّلُهُمْ الْأَخْرَمُ الْأَسَدِيُّ عَلَى إِثْرِهِ أَبُو قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيُّ وَعَلَى إِثْرِهِ الْمِقْدَادُ بْنُ الْأَسْوَدِ الْكِنْدِيُّ قَالَ فَأَخَذْتُ بِعِنَانِ الْأَخْرَمِ قَالَ فَوَلَّوْا مُدْبِرِينَ قُلْتُ يَا أَخْرَمُ احْذَرْهُمْ لَا يَقْتَطِعُوكَ حَتَّى يَلْحَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ قَالَ يَا سَلَمَةُ إِنْ كُنْتَ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتَعْلَمُ أَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ فَلَا تَحُلْ بَيْنِي وَبَيْنَ الشَّهَادَةِ قَالَ فَخَلَّيْتُهُ فَالْتَقَى هُوَ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ فَعَقَرَ بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ فَرَسَهُ وَطَعَنَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ فَقَتَلَهُ وَتَحَوَّلَ عَلَى فَرَسِهِ وَلَحِقَ أَبُو قَتَادَةَ فَارِسُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ فَطَعَنَهُ فَقَتَلَهُ فَوَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَبِعْتُهُمْ أَعْدُو عَلَى رِجْلَيَّ حَتَّى مَا أَرَى وَرَائِي مِنْ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا غُبَارِهِمْ شَيْئًا حَتَّى يَعْدِلُوا قَبْلَ غُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى شِعْبٍ فِيهِ مَاءٌ يُقَالُ لَهُ ذَو قَرَدٍ لِيَشْرَبُوا مِنْهُ وَهُمْ عِطَاشٌ قَالَ فَنَظَرُوا إِلَيَّ أَعْدُو وَرَاءَهُمْ فَخَلَّيْتُهُمْ عَنْهُ يَعْنِي أَجْلَيْتُهُمْ عَنْهُ فَمَا ذَاقُوا مِنْهُ قَطْرَةً قَالَ وَيَخْرُجُونَ فَيَشْتَدُّونَ فِي ثَنِيَّةٍ قَالَ فَأَعْدُو فَأَلْحَقُ رَجُلًا مِنْهُمْ فَأَصُكُّهُ بِسَهْمٍ فِي نُغْضِ كَتِفِهِ قَالَ قُلْتُ خُذْهَا وَأَنَا ابْنُ الْأَكْوَعِ وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعِ قَالَ يَا ثَكِلَتْهُ أُمُّهُ أَكْوَعُهُ بُكْرَةَ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ يَا عَدُوَّ نَفْسِهِ أَكْوَعُكَ بُكْرَةَ قَالَ وَأَرْدَوْا فَرَسَيْنِ عَلَى ثَنِيَّةٍ قَالَ فَجِئْتُ بِهِمَا أَسُوقُهُمَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَلَحِقَنِي عَامِرٌ بِسَطِيحَةٍ فِيهَا مَذْقَةٌ مِنْ لَبَنٍ وَسَطِيحَةٍ فِيهَا مَاءٌ فَتَوَضَّأْتُ وَشَرِبْتُ ثُمَّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللّ

Shahih Muslim 3372: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Hasyim Ibnul Qasim]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Abu Amir Al Aqadi] keduanya dari [Ikrimah bin Ammar]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Abdurrahman Ad Darimi] dan ini adalah haditsnya. Telah mengabarkan kepada kami [Abu Ali Al Hanafi Ubaidullah bin Abdul Majid] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah] -yaitu Ibnu Ammar- telah menceritakan kepadaku [Iyas bin Salamah] dari [ayahnya] dia berkata: "Kami pernah ikut perang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke Hudaibiyah, pada saat itu kami berjumlah seribu empat ratus orang, dan kami hanya membawa lima puluh ekor kambing, sehingga air susu kambing sejumlah itu tidak cukup untuk kami minum. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di dekat sumur sambil berdo'a atau meludahinya. Berkat do'a yang dibacakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada air susu kambing tersebut, maka kami semua dapat meminum air susu dengan sepuas-puasnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajak kami untuk berbai'at kepada beliau di bawah pohon. Aku berbaiat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada rombongan pertama. Kemudian beliau terus menerima pembaiatan dari para sahabat yang hadir pada saat itu. Ketika sampai pada rombongan yang berada di tengah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Barbaiatlah wahai Salamah." Aku pun berkata kepada beliau, "Aku telah berbaiat kepada anda pada rombongan pertama wahai Rasulullah." Namun beliau justru bersabda kepadaku: "Berbaiatlah lagi waahi Salamah." Aku akhirnya menuruti permintaan beliau. Ketika beliau melihat aku tidak membawa senjata sama sekali, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan tameng atau perisai kepadaku. Selanjutnya beliau menerima pembaiatan lagi dari rombongan yang terakhir. Pada saat itu, beliau kembali bertanya kepada aku: "Mengapa kamu tidak ikut berbaiat kepadaku wahai Salamah?" Aku menjawab, "Aku telah berbaiat kepadamu wahai Rasulullah, bahkan tadi aku telah berbaiat kepada anda hingga dua kali, yaitu pada rombongan pertama dan rombongan pertengahan." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berbaiatlah sekali lagi wahai Salamah!" Akhirnya aku ikut berbaiat kepada beliau untuk yang ketiga kalinya. Selesai berbaiat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadaku: "Wahai Salamah, mana tameng dan perisai yang aku berikan kepadamu?" aku mencoba menjelaskan pertanyaan beliau, "Wahai Rasulullah, tadi aku bertemu dengan pamanku, Amir, ternyata dia juga tidak mempunyai senjata sama sekali, maka tameng itu aku berikan kepadanya." Mendengar penjelasan itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum sambil bersabda: "Sesungguhnya kamu seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang dahulu, 'Ya Allah, ya Rabbku, berikanlah aku seorang kekasih yang lebih aku cintai daripada diriku sendiri'." Beberapa hari kemudian, kaum Musyrikin mengajak kami berdamai dengan cara mengirim kurir terlebih dahulu. Setelah mengalami proses yang tidak begitu lama, akhirnya kami sepakat untuk berdamai. Dahulu aku adalah pelayan Thalhah bin Ubaidillah, tugasku memberi minum kuda dan memandikannya. Sebagai imbalan dari pelayanannya tersebut, aku mendapatkan makan darinya. Aku memang bertekat untuk meninggalkan keluarga dan hartaku untuk berhijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya. Ketika kesepakatan perjanjian damai antara kami dengan penduduk Makkah telah terjalin, hingga kami sudah bisa saling berbaur, maka suatu hari aku pergi menuju pepohonan untuk beristirahat di bawahnya. Pada saat berbaring di bawah pohon itulah, tiba-tiba datang empat orang Musyrikin dari peduduk kota Makkah yang tengah menggunjing Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga membuat aku geram terhadap mereka. Lalu aku pidah ke batang pohon lainnya sambil melihat mereka menggantungkan senjatanya dan setelah itu mereka tertidur. Pada saat itulah, tiba-tiba terdengar suara orang yang menyeru dari dasar jurang, "Hai kaum Muhajirin, Ibnu Zunaim telah terbunuh." Seketika itu juga aku cabut sambil mendatangi keempat orang musyrikin yang tengah tidur tersebut, aku ambil senjata mereka." Salamah melanjutkan, "Setelah itu aku berkata kepada mereka, 'Demi dzat yang telah memuliakan wajah Muhammad, barangsiapa ada di antara kalian berani mengangkat kepalanya, maka akan kutebas lehernya.' Akhirnya keempat orang kafir Qurasiy tersebut aku giring ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada saat yang bersamaan aku melihat Amir, paman aku. Ternyata dia juga tengah menggiring seorang laki-laki Quraisy yang bernama Mikraz untuk di ajukan ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lelaki Quraisy yang bernama Mikraz tersebut dibiarkan mengendarai seekor kuda yang ternyata diikuti sekitar tiga puluh orang musyrikin dari anak buahnya. Sejenak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memandangi mereka sambil bersabda: "Biarkanlah mereka, karena mereka akan menaggung kezalimannya dari awal sampai akhir." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memaafkan mereka, maka Allah menurunkan ayat: '(Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Makkah setelah Allah memenangkan kamu atas mereka) ' (Qs. Al Fath: 24). Setelah kejadian itu, kami kembali pulang bersama-sama ke kota Madinah dengan membawa kemenangan. Namun sebelumnya, kami berhenti di suatu tempat. Sedangkan jarak kami dengan Bani Lihyan saat itu hanya dipisahkan oleh gunung, menurut informasi yang aku ketahui, kaum Bani Lihyan juga termasuk dari orang-orang Musyrik. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan bahwa beliau akan mengampuni seseorang yang sanggup mendaki gunung tersebut pada malam hari. Memang, gunung yang ada di hadapan mereka itu seakan-akan sedang menantang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat yang hadir saat itu. Pada malam itu juga, aku berhasil mendaki gunung tersebut sebanyak dua atau tiga kali. Akhirnya kami tiba di kota Madinah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Rabbah -pelayan beliau- untuk mengawal unta yang tengah membawa muatan yang cukup besar, lalu aku juga ikut menyertai Rabbah dengan menaiki kuda milik Thalhah. Keesokan harinya, aku mendengar informasi bahwa Abdurrahman Al Fazari hendak mencegat rombongan kami. Ternyata informasi itu benar, Abdurrahman dapat menawan unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta muatannya. Bahkan kami dengar, dia berhasil membunuh orang yang mengendarai unta tersebut. Saat itu aku telah mengatakannya kepada Rabbah, 'Wahai Rabbah, ambillah kuda ini dan serahkanlah kepada Thalhah bin Ubaidullah, jangan sampai lupa, beritahukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa orang-orang Musyrikin telah menawan rombongan unta yang beliau utus.' Setelah itu, aku naik ke atas bukit, sambil menghadap kota Madinah, aku berteriak dengan suara lantang, 'Wahai para penduduk! ' Sebanyak tiga kali berturut-turut. Kemudian aku turun dari atas bukit sambil terus melepaskan anak panah ke arah sasaran musuh, sementara itu untuk menghibur hati, aku bersenandung, 'Aku adalah putra Al Akwa', hari ini adalah hari kebinasaan! ' Dalam perjelanan mengejar musuh, aku bertemu seorang laki-laki dari kaum Musyrikin. Lalu aku mulai membidikkan anak panah ke arahnya. Tidak lama kemudian, aku berhasil menancapkan sebatang anak panah tepat mengenai bahunya, dari kejauhan aku katakan kepadanya, 'Rasakanlah anak panah itu, aku adalah putra Al Akwa', hari ini adalah hari kebinasaan'." Salamah berkata: "Demi Allah, aku tetap terus melancarkan anak panah ke arah musuh. Tiba-tiba dari arah depan, aku melihat seorang musuh yang sedang menunggang kuda menuju ke arahku. Lalu aku bersembunyi di balik pohon yang rimbun. Begitu musuh yang menunggang kuda itu melintas, segera aku melepaskan anak panahku hingga berhasil melukainya. Tidak beberapa lama, datang lagi beberapa pasukan musuh. Namun seperti sebelumnya, aku langsung memanjat ke atas bukit. Dari atas bukit tersebut aku berupaya menahan laju mereka dengan cara melemparkan bebatuan ke arah mereka, dan ternyata cara tersebut berhasil. Mereka mundur secara teratur dan membiarkan aku terus mengejarnya. Karena merasa keberatan dengan beban yang mereka bawa, akhirnya mereka menjatuhkan sebagian besar perbekalan mereka dari unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mereka ambil, agar lebih ringan dan dapat melarikan kendaraannya. Aku pun terus mengikuti laju mereka sambil melemparkan anak panah. Aku juga membuat jejak di jalan-jalan dengan bebatuan supaya dapat diketahui oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, dari apa yang telah aku lakukan terhadap musuh-musuh tersebut. Dengan berhimpit-himpitan, pasukan kaum Musyrikin berusaha turun dari bukit dengan melewati jalan sempit yang ada di bukit. Untungnya, Fulan bin Badri Al Fazari telah siap menanti di bawah untuk membantu mereka. Kemudian mereka duduk sambil beristirahat karena kelelahan, sementara aku duduk di atas bukit. Dari atas bukit, aku mendengar Al Fazari bertanya kepada teman-temannya yang baru saja turun dari bukit, 'Ada apa ini? Apa yang telah terjadi pada kalian? ' mereka menjawab, 'Kami telah mengalami kepayahan, demi Allah, tidaklah kami melalui akhir malam, melainkan kami selalu dihujani anak panah, sehingga kami membuang sebagian besar perbekalan kami.' Lalu Al Fazari memerintahkan empat orang dari mereka untuk menghadapiku, akhirnya keempat orang tersebut bergegas naik ke atas bukit untuk menghadapiku. Ketika jarak antara aku dengan mereka sudah semakin dekat, hingga memungkinkan mereka mendengar suara aku, maka aku berseru, "Hai kalian berempat, apakah kalian mengenalku? ' mereka menjawab, 'Tidak, kami tidak mengenalmu, siapa sebenarnya kamu? ' aku menjawab, 'Aku adalah Salamah bin Al Akwa', demi dzat yang memuliakan wajah Muhammad, aku tidak akan membiarkan kalian hidup, mungkin begitu pula dengan kalian yang tidak mungkin membiarkan aku hidup.' Lalu aku mendengar salah seorang dari keempat orang tersebut menjawab seperti yang aku katakan. Belum sampai aku pindah tempat, tiba-tiba aku melihat beberapa orang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang tengah mengendarai kuda keluar dari balik semak-semak pepohonan menuju arah tempat aku berada." Salamah berkata: "Pertama kali yang aku lihat adalah Akhram Al Asadi, disusul oleh Abu Qatadah Al Anshari. Setelah itu, muncullah Miqdad bin Aswad Al Kindi." Salamah melanjutkan, "Lalu aku memegang tali kekang kuda milik akhram, ternyata mereka bergegas hendak maju membantu aku, segera aku berkata: "Wahai Akhram, hati-hatilah terhadap mereka, jangan sampai mereka melukai atau mencelakaimu, hingga datang bala bantuan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat yang lain." Dia menjawab, "Wahai Salamah, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Allah dan hari Kiamat, serta kamu yakin bahwa surga dan neraka itu sesuatu yang benar, maka janganlah kamu menghalangiku untuk memperoleh syahid." Salamah berkata: "Kemudian aku membiarkannya maju untuk bertempur satu lawan satu, lalu Abdurrahman maju ke hadapan menghadapi Akhram, pada awalnya dia dapat melukai kuda Abdurrahman, namun akhirnya Abdurrahman dapat menikam akhram hingga dia gugur. Abdurrahman lantas menaiki kudanya. Setelah itu, majulah Abu Qatadah -prajurit penunggang kuda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- menghadapi Abdurrahman. Lalu Abu Qatadah dapat menikam Abdurrahman dan membunuhnya, demi dzat yang memuliakan wajah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, aku terus membuntuti mereka dengan berjalan kaki hingga tak kulihat satupun sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak juga debunya. Menjelang matahari terbenam, mereka menuju ke jalan di bukit yang terdapat mata airnya bernama Dzu Qard, untuk mereka minum karena kehausan." Salamah berkata: "Kemudian mereka melihatku berlari membuntuti mereka, kuhalangi mereka dari telaga itu sehingga mereka tak bisa meneguk setetes air." Salamah berkata: "Lantas mereka meninggalkan tempat tersebut dengan bersusah payah menyusuri lereng-lereng bukit." Salamah melanjutkan, "Lalu aku berlari dan menjumpai seseorang dari mereka, lantas kutusuk dengan anak panah tepat mengenai ujung tulang bahu." Salamah melanjutkan, "Lalu kukatakan dengan nada mengejek, 'Coba kau cabut anak panah yang kutusukkan, aku adalah putra Al Akwa', hari ini adalah hari kebinasaan.' Sang musuh berujar, 'Pagi yang sial, betulkah kamu Akwa'? ' Aku menjawab, 'Betul hai musuh Allah, akulah Akwa' yang pagi dini membawa kesialan bagimu.' Akwa' meneruskan, "Musuh mencelakai dua ekor kudanya di lereng gunung. Kugiring keduanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Amir menyusulku dengan membawa geriba kulit berkantung dua, satu berisi susu campuran, dan satunya berisi air murni. Aku berwudlu dan minum, lantas kutemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang beliau tengah berada di sumber air yang kuhalangi musuh meminumnya. Ternyata Rasulullah telah mengambil seluruh unta dan segala yang kuselamatkan dari pasukan musyrik, juga tombak dan kain burdah. Saat itu, Bilal telah menyembelih seekor unta dari beberapa unta yang aku selamatkan dari orang Musyrik, kemudian dia mengambil hatinya dan punuknya dan membakarnya, setelah itu ia mempersembahkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Salamah melanjutkan, 'Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, biarkanlah aku memilih seratus orang dari pasukan musuh, kemudian aku mengikuti mereka hingga tidak ada lagi yang menginformasikan posisi kita melainkan aku tebas batang lehernya'." Salamah berkata: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum sehingga gigi geraham beliau terlihat jelas siang hari itu. Kemudian beliau bertanya: "Wahai Salamah, apakah kamu telah siap dengan apa yang akan kamu lakukan itu?" aku menjawab, "Tentu, demi dzat yang telah memuliakan anda." Selanjutnya beliau bersabda: "Ketahuilah wahai Salamah, sesungguhnya mereka sekarang sedang berada di wilayah kekuasaan orang-orang Ghathafan." Salamah berkata: "Lalu datanglah seorang laki-laki dari Ghathafan seraya berkata: "Si fulan telah menyembelih unta untuk mereka, ketika mereka menguliti hewan tersebut, tiba-tiba mereka melihat debu mengepul, hingga mereka lari terbirit-birit." Keesokan harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik prajurit penunggang kuda saat ini adalah Abu Qatadah, sedangkan sebaik-baik prajurit pejalan kaki adalah salamah." Salamah melanjutkan, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan dua batang tombak kepadaku, yaitu: tombak untuk pasukan berkuda dan tombak untuk pejalan kaki, dan saat itu aku menggabungkan menjadi satu. Kemudian kami kembali ke Madinah dan aku membonceng di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan menaiki Adzba`." Salamah berkata: "Ketika kami berada di tengah jalan, -Salamah berkata- ada seorang sahabat Anshar yang mengajak kami untuk lomba lari cepat. Salamah berkata: "Lalu sahabat Anshar itu berkata: 'Tidakkah ada orang yang mau berlomba lari menuju Madinah? ' dan ia mengulanginya sampai beberapa kali." Salamah melanjutkan, "Setelah aku mendengar perkataannya, aku berkata: 'Apakah kamu hendak memuliakan orang yang mulia, ataukah hendak memperoleh wibawa di hadapan orang yang terpandang? ' dia menjawab, "Tidak, namun untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Salamah melanjutkan, "Aku berkata: "Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku, biarkanlah aku melayani tantangan lomba lari laki-laki itu!" Beliau menjawab: "Silahkan jika kamu mau." Salamah berkata: "Ayo mulai." Lalu aku berlari dengan kakiku, memang aku sengaja membiarkan dia hingga ia mendaki satu atau dua bukit, sebab aku khawatir akan kehabisan tenaga, kemudian aku berlari melewati jejaknya dan aku masih membiarkan dia mendaki satu atau dua bukit. Kemudian aku pacu lagi lariku sekencang-kencangnya sehingga aku dapat menjumpainya." Salamah berkata: "Kemudian aku menepuk di antara pundaknya." Salamah melanjutkan, "Aku berkata: 'Demi Allah, kamu telah didahului'." -Iyasy berkata: aku kira Salamah berkata- "aku telah mendahuluinya ke Madinah." Salamah melanjutkan, "Demi Allah, kami waktu i

Sunan Nasa'i #3373

سنن النسائي ٣٣٧٣: أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ سَمِعْتُ يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ مُعَتِّبٍ أَنَّ أَبَا حَسَنٍ مَوْلَى بَنِي نَوْفَلٍ أَخْبَرَهُ قَالَ كُنْتُ أَنَا وَامْرَأَتِي مَمْلُوكَيْنِ فَطَلَّقْتُهَا تَطْلِيقَتَيْنِ ثُمَّ أُعْتِقْنَا جَمِيعًا فَسَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ فَقَالَ إِنْ رَاجَعْتَهَا كَانَتْ عِنْدَكَ عَلَى وَاحِدَةٍ قَضَى بِذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَالَفَهُ مَعْمَرٌ

Sunan Nasa'i 3373: Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Ali], ia berkata: saya mendengar [Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Mubarak], ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Umar bin Mu'attib] bahwa [Abu Hasan] -mantan budak Bani Naufal- mengabarkan kepadanya, ia berkata: saya dan istri saya adalah budak, lalu aku menceraikannya dengan dua kali talak, lalu kami dimerdekakan. Kemudian saya bertanya kepada [Ibnu Abbas], ia berkata: apabila engkau telah ruju' kepadanya, ia bagimu masih sekali talak lagi, itulah yang diputuskan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ma'mar menyelisihi hadis tersebut.

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Dha'if,

Sunan Nasa'i #3374

سنن النسائي ٣٣٧٤: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ مُعَتِّبٍ عَنْ الْحَسَنِ مَوْلَى بَنِي نَوْفَلٍ قَالَ سُئِلَ ابْنُ عَبَّاسٍ عَنْ عَبْدٍ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ تَطْلِيقَتَيْنِ ثُمَّ عُتِقَا أَيَتَزَوَّجُهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ عَمَّنْ قَالَ أَفْتَى بِذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ ابْنُ الْمُبَارَكِ لِمَعْمَرٍ الْحَسَنُ هَذَا مَنْ هُوَ لَقَدْ حَمَلَ صَخْرَةً عَظِيمَةً

Sunan Nasa'i 3374: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Rafi'], ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq], ia berkata: telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Umar bin Mu'attib] dari [Al Hasan] -mantan budak Bani Naufal-, ia berkata: [Ibnu Abbas] ditanya mengenai seorang sahaya yang menceraikan isterinya dengan dua kali talak. Kemudian mereka berdua dimerdekakan. Apakah ia boleh menikahinya? Ibnu Abbas berkata: ya. Ia berkata: dari siapa? Ibnu Abbas berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah berfatwa dengan hal seperti itu. Abdur Razzaq berkata: berkata Ibnu Al Mubarak kepada Ma'mar: Al Hasan ini siapa? Sungguh ia telah memikul batu besar.

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Dha'if,

Shahih Bukhari #3378

صحيح البخاري ٣٣٧٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ وَكَانُوا يَضْرِبُونَنَا عَلَى الشَّهَادَةِ وَالْعَهْدِ وَنَحْنُ صِغَارٌ

Shahih Bukhari 3378: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Abidah] dari Abdullah radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka kemudian orang-orang yang datang setelah mereka. Kemudian akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya." [Ibrahim] berkata: "Dahulu, mereka (para shahabat) memukul (mengajarkan) kami tentang bersaksi dan memegang janji ketika kami masih kecil."

Sunan Nasa'i #3383

سنن النسائي ٣٣٨٣: أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ وَالْحَارِثُ بْنُ مِسْكِينٍ قِرَاءَةً عَلَيْهِ وَأَنَا أَسْمَعُ عَنْ ابْنِ الْقَاسِمِ قَالَ أَخْبَرَنِي مَالِكٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَفِي حَدِيثِ الْحَارِثِ أَنَّهُ سَمِعَ عُمَرَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Sunan Nasa'i 3383: Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Manshur], ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] , ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Malik] serta [Al Harits bin Miskin] dengan membacakan riwayat dan saya mendengar, dari [Ibnu Al Qasim], ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari ['Alqamah bin Waqqash] dari [Umar bin Al Khathab] radliallahu 'anhu. Dan dalam hadis Al Harits bahwa ia mendengar Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap amalan tergantung niat, dan setiap orang mendapatkan balasan dari niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya dicatat kepada Allah dan RasulNya. Sebaliknya barang siapa yang hijrahnya untuk dunia atau wanita yang hendak ia nikahi, hijrahnya sekedar mendapat tujuan hijrahnya."

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,