صحيح البخاري ٢٧٣٤: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنِي الزُّهْرِيُّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ فَصَامَ حَتَّى بَلَغَ الْكَدِيدَ أَفْطَرَ قَالَ سُفْيَانُ قَالَ الزُّهْرِيُّ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَسَاقَ الْحَدِيثَ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ هَذَا قَوْلُ الزُّهْرِيِّ وَإِنَّمَا يُقَالُ بِالْآخِرِ مِنْ فِعْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Bukhari 2734: Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Sufyan] berkata telah bercerita kepadaku [Az Zuhriy] dari ['Ubaidullah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar bepergian di bulan Romadhan dan tetap melaksanakan shoum (puasa) hingga ketika sampai di Al Kadid, Beliau berbuka. Berkata Sufyan, Az Zuhriy berkata telah bercerita kepadaku 'Ubaidullah dari Ibnu 'Abbas lalu dia menyebutkan hadits ini. Berkata Abu 'Abdullah (Al Bukhariy): Ini merupakah ucapannya Az Zuhriy. Sedangkan disebutkan di Akhir adalah perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
صحيح البخاري ٢٧٣٥: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ صَبَّاحٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ حَقٌّ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِالْمَعْصِيَةِ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
Shahih Bukhari 2735: Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] berkata telah bercerita kepadaku [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepadaku [Muhammad bin Shobbah] telah bercerita kepada kami [Isma'il bin Zakariya'] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mendengar dan taat adalah haq (kewajiban) selama tidak diperintah berbuat maksiat. Apabila diperintah berbuat maksiat maka tidak ada (kewajiban) untuk mendengar dan taat."
صحيح البخاري ٢٧٣٦: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ أَنَّ الْأَعْرَجَ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ نَحْنُ الْآخِرُونَ السَّابِقُونَ
Shahih Bukhari 2736: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Abu Az Zanad] bahwa [Al A'raj] bercerita kepadanya bahwa dia mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwasanya dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kita adalah kaum yang datang terakhir (di dunia ini) yang akan mendahului yang lain (pada hari akhir)."
صحيح البخاري ٢٧٣٧: وَبِهَذَا الْإِسْنَادِ مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ يُطِعْ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَعَدَلَ فَإِنَّ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرًا وَإِنْ قَالَ بِغَيْرِهِ فَإِنَّ عَلَيْهِ مِنْهُ
Shahih Bukhari 2737: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, Beliau juga bersabda: "Barangsiapa yang taat kepadaku berarti dia telah taat kepada Allah dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku berarti dia telah bermaksiat kepada Allah. Dan barangsiapa yang taat kepada pemimpin berarti dia telah taat kepadaku dan barangsiapa yang bermaksiat kepada pemimpin berarti dia telah bermaksiat kepadaku. Dan sesungguhnya imam (pemimpin) adalah laksana benteng, dimana orang-orang akan berperang mengikutinya dan berlindung dengannya. Maka jika dia memerintah dengan berlandaskan taqwa kepada Allah dan keadilan, maka dia akan mendapatkan pahala. Namun jika dia berkata sebaliknya maka dia akan menanggung dosa."
صحيح البخاري ٢٧٣٨: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ عَنْ نَافِعٍ قَالَ قَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا رَجَعْنَا مِنْ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فَمَا اجْتَمَعَ مِنَّا اثْنَانِ عَلَى الشَّجَرَةِ الَّتِي بَايَعْنَا تَحْتَهَا كَانَتْ رَحْمَةً مِنْ اللَّهِ فَسَأَلْتُ نَافِعًا عَلَى أَيِّ شَيْءٍ بَايَعَهُمْ عَلَى الْمَوْتِ قَالَ لَا بَلْ بَايَعَهُمْ عَلَى الصَّبْرِ
Shahih Bukhari 2738: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Juwairiyah] dari [Nafi'] berkata: Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma berkata: Kami kembali (ke Hudaibiyah) pada tahun berikutnya (satu tahun setelah perjanjian Hudaibiyah), maka tidaklah dua orang dari kami berkumpul di pohon yang kami berbaiat dibawahnya, melainkan pohon itu menjadi rahmat dari Allah. Kemudian aku bertanya kepada Nafi': "Atas dasar apa Beliau membaiat mereka, apakah untuk kematian?" Dia menjawab: "Tidak, namun Beliau membaiat mereka untuk kesabaran."
صحيح البخاري ٢٧٣٩: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا كَانَ زَمَنُ الْحَرَّةِ أَتَاهُ آتٍ فَقَالَ لَهُ إِنَّ ابْنَ حَنْظَلَةَ يُبَايِعُ النَّاسَ عَلَى الْمَوْتِ فَقَالَ لَا أُبَايِعُ عَلَى هَذَا أَحَدًا بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Bukhari 2739: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Wuhaib] telah bercerita kepada kami ['Amru bin Yahya] dari ['Abbad bin Tamim] dari 'Abdullah bin Zaid radliyallahu 'anhu berkata: Ketika terjadi peperangan Harrah (dan orang-orang membai'at 'Abdullah bin Handhalah untuk kematian), ada orang yang datang kepadanya ('Abdullah bin Zaid) seraya berkata: "Sesungguhnya Ibnu Handhalah membai'at manusia atas kematian." Maka dia berkata: "Aku tidak akan berbai'at kepada seseorang untuk hal itu kecuali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."
صحيح البخاري ٢٧٤٠: حَدَّثَنَا الْمَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَايَعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَدَلْتُ إِلَى ظِلِّ الشَّجَرَةِ فَلَمَّا خَفَّ النَّاسُ قَالَ يَا ابْنَ الْأَكْوَعِ أَلَا تُبَايِعُ قَالَ قُلْتُ قَدْ بَايَعْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَأَيْضًا فَبَايَعْتُهُ الثَّانِيَةَ فَقُلْتُ لَهُ يَا أَبَا مُسْلِمٍ عَلَى أَيِّ شَيْءٍ كُنْتُمْ تُبَايِعُونَ يَوْمَئِذٍ قَالَ عَلَى الْمَوْتِ
Shahih Bukhari 2740: Telah bercerita kepada kami [Al Makkiy bin Ibrahim] telah bercerita kepada kami [Yazid bin Abi 'Ubaid] dari Salamah radliyallahu 'anhu berkata: Aku berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (pada peristiwa Hudaibiyah) kemudian aku berpindah kepada naungan pohon. Ketika orang-orang sudah agak longgar, Beliau berkata: "Wahai Ibnu Al Akwa' (Salamah), tidakkah kamu berbai'at?" Aku berkata: "Aku sudah berbai'at, wahai Rasulullah". Beliau berkata: "Bai'at lagi". Maka kemudian aku berbai'at untuk kali kedua. Lalu aku (Yazid) bertanya kepadanya: "Wahai Abu Muslim, untuk apakah kalian berbai'at pada saat itu?" Dia berkata: "Untuk mati".
صحيح البخاري ٢٧٤١: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ حُمَيْدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ كَانَتْ الْأَنْصَارُ يَوْمَ الْخَنْدَقِ تَقُولُ نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدَا عَلَى الْجِهَادِ مَا حَيِينَا أَبَدَا فَأَجَابَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اللَّهُمَّ لَا عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الْآخِرَهْ فَأَكْرِمْ الْأَنْصَارَ وَالْمُهَاجِرَهْ
Shahih Bukhari 2741: Telah bercerita kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Humaid] berkata: aku mendengar Anas radliyallahu 'anhu berkata: Pada perang Al Khandaq, orang-orang Anshar bersya'ir: "Kami adalah orang-orang yang berbai'at kepada Muhammad. Untuk terus berjihad selama kami hidup". Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyambut sya'ir mereka dengan bersya'ir: "Ya Allah, tidak ada kehidupan yang sesungguhnya melainkan kehidupan akhirat. Maka muliakanlah Anshar dan Muhajirin."
صحيح البخاري ٢٧٤٢: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ سَمِعَ مُحَمَّدَ بْنَ فُضَيْلٍ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ مُجَاشِعٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَأَخِي فَقُلْتُ بَايِعْنَا عَلَى الْهِجْرَةِ فَقَالَ مَضَتْ الْهِجْرَةُ لِأَهْلِهَا فَقُلْتُ عَلَامَ تُبَايِعُنَا قَالَ عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْجِهَادِ
Shahih Bukhari 2742: Telah bercerita kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia mendengar [Muhammad bin Fudhail] dari ['Ashim] dari [Abu 'Utsman] dari Mujasyi' radliyallahu 'anhu berkata: Aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersama saudaraku lalu aku berkata: "Bai'atlah kami atas hijrah". Maka Beliau berkata: "Hijrah sudah berlalu bagi para penduduknya (Makkah) ". Lalu aku tanyakan: "Lalu atas apa Tuan membai'at kami?" Beliau berkata: "Atas Islam dan jihad".
صحيح البخاري ٢٧٤٣: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لَقَدْ أَتَانِي الْيَوْمَ رَجُلٌ فَسَأَلَنِي عَنْ أَمْرٍ مَا دَرَيْتُ مَا أَرُدُّ عَلَيْهِ فَقَالَ أَرَأَيْتَ رَجُلًا مُؤْدِيًا نَشِيطًا يَخْرُجُ مَعَ أُمَرَائِنَا فِي الْمَغَازِي فَيَعْزِمُ عَلَيْنَا فِي أَشْيَاءَ لَا نُحْصِيهَا فَقُلْتُ لَهُ وَاللَّهِ مَا أَدْرِي مَا أَقُولُ لَكَ إِلَّا أَنَّا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَسَى أَنْ لَا يَعْزِمَ عَلَيْنَا فِي أَمْرٍ إِلَّا مَرَّةً حَتَّى نَفْعَلَهُ وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَزَالَ بِخَيْرٍ مَا اتَّقَى اللَّهَ وَإِذَا شَكَّ فِي نَفْسِهِ شَيْءٌ سَأَلَ رَجُلًا فَشَفَاهُ مِنْهُ وَأَوْشَكَ أَنْ لَا تَجِدُوهُ وَالَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ مَا أَذْكُرُ مَا غَبَرَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا كَالثَّغْبِ شُرِبَ صَفْوُهُ وَبَقِيَ كَدَرُهُ
Shahih Bukhari 2743: Telah bercerita kepada kami ['Utsman bin Abi Syaibah] telah bercerita kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa'il] berkata: ['Abdullah bin Mas'ud] berkata: Pada hari ini ada seorang yang datang menemuiku lalu bertanya tentang sesuatu yang aku tidak tahu apa yang harus aku jawab. Dia berkata: "Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang bersemangat dan sungguh-sungguh, ia keluar bersama para pemimpin kita pada peperangan, lalu ia mengatakan kepada kita segala sesuatu yang kita tidak mampu menghitungnya?" aku jawab: "Demi Allah, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan padamu, kecuali ketika kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dimana Beliau tidak menginginkan kepada kami kecuali hanya sekali hingga kami melakukannya. (Kata Beliau): "Dan sesungguhnya ada orang diantara kalian yang akan senantiasa dalam kebaikan selama ia bertakwa kepada Allah. Jika ia ragu pada dirinya tentang sesuatu ia bertanya kepada orang lain lalu ia meyelesaikan perkaranya. Dan hampir-hampir kalian tidak akan menemuinya. Demi Dzat yang tidak ada ilah selain Dia, aku ingat bahwa tidak ada yang menyelimuti dunia kecuali seperti air keruh yang diminum bagian bersihnya dan tersisa keruhnya".