وَمِنْ كِتَابِ الْيَمِينِ مَعَ الشَّاهِدِ الْوَاحِدِ

Kitab Pembahasan Tentang Sumpah Dengan Satu Saksi

Musnad Syafi'i #734

مسند الشافعي ٧٣٤: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، حَدَّثَنِي سَالِمٌ أَبُو النَّضْرِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ مُتَّكِئًا عَلَى أَرِيكَتِهِ يَأْتِيهِ الْأَمْرُ مِنْ أَمْرِي مِمَّا أَمَرْتُ بِهِ أَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُولُ: مَا نَدْرِي، مَا وَجَدْنَا فِي كِتَابِ اللَّهِ اتَّبَعْنَاهُ "

Musnad Syafi'i 734: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami Salim Abu An-Nadhr menceritakan kepada kami, dari Ubaidillah bin Abu Rafi, dari ayahnya yang menceritakan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Semoga aku tidak menjumpai seseorang di antara kalian yang sedang duduk bersandar di atas dipannya, lalu datang kepadanya suatu perkara dariku menyangkut hal yang aku perintahkan atau hal yang aku larang. Kemudian ia menjawab, Kami tidak mengetahui, kami hanya mengikuti apa yang kami temukan di dalam Kitabullah ” 733

Musnad Syafi'i #735

مسند الشافعي ٧٣٥: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ لَيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: لَيْسَ لَهَا إِلَّا نِصْفُ الْمَهْرِ وَلَا عِدَّةَ عَلَيْهَا، يَعْنِي لِمَنْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَإِنْ طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَمَسُّوهُنَّ وَقَدْ فَرَضْتُمْ لَهُنَّ فَرِيضَةً} [الْبَقَرَة: 237] وَقَوْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: {ثُمَّ طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَمَسُّوهُنَّ فَمَا لَكُمْ عَلَيْهِنَّ مِنْ عِدَّةٍ تَعْتَدُّونَهَا} [الْأَحْزَاب: 49]

Musnad Syafi'i 735: Muslim bin Khalid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij dari Laits bin Abu Sulaim dari Thawus dari Ibnu Abbas; Ia tidak memiliki setengah mahar dan tidak pula idah atasnya, yakni bagi setiap orang yang Allah firmankan, "Jika kamu menceraikan istri- istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika istri- istrimu itu memaafkan atau dima'afkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pema'afan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan." (Qs. Al Baqarah [2]: 237) dan firman-Nya Azza wa jalla, "Kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-kali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya." (Qs. Al Ahzaab [33]: 49)

Musnad Syafi'i #736

مسند الشافعي ٧٣٦: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَبِي يَحْيَى، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: «الْمَوْلَى الَّذِي يَحْلِفُ لَا يَقْرَبُ امْرَأَتَهُ أَبَدًا»

Musnad Syafi'i 736: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Dinar dari Abu Yahya dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, "Al Muli adalah orang yang berjanji tidak akan mendekati istrinya selamanya." 735

Musnad Syafi'i #737

مسند الشافعي ٧٣٧: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: أَدْرَكْتُ بَضْعَةَ عَشَرَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّهُمْ يَقُولُ: «يُوقَفُ الْمَوْلَى» قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: فَأَقَلُّ بَضْعَةَ عَشَرَ أَنْ يَكُونُوا ثَلَاثَةَ عَشَرَ، وَهُوَ يَقُولُ: مِنَ الْأَنْصَارِ

Musnad Syafi'i 737: Sufyan bin Uyainah dari Yahya bin Sa'id dari Sulaiman bin Yasar, ia berkata, "Aku melihat bidh'ah asyar dari para sahabatku, semua berkata, "Posisi al muli adalah tidak jelas." Asy-Syafi'i RA berkata, "Jumlah paling sedikit dari bid'ata asyar adalah tiga belas, dan ia berkata tentang hal ini dari Anshar." 736

Musnad Syafi'i #738

مسند الشافعي ٧٣٨: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ قَالَ: زَعَمَ أَهْلُ الْعِرَاقِ أَنَّ شَهَادَةَ الْقَاذِفِ لَا تَجُوزُ، وَأَشْهَدُ لَأَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لِأَبِي بَكَرَةَ: «تُبْ تُقْبَلْ شَهَادَتُكَ، أَوْ إِنْ تَتُبْ قَبِلْتُ شَهَادَتَكَ» وَسَمِعْتُ سُفْيَانَ بْنَ عُيَيْنَةَ يُحَدِّثُ بِهِ هَكَذَا مِرَارًا، ثُمَّ سَمِعْتُهُ يَقُولُ: شَكَكْتُ فِيهِ. قَالَ الشَّافِعِيُّ: قَالَ [ص:152] سُفْيَانُ: أَشْهَدُ لَا أَخْبَرَنِي بِهِ فُلَانٌ، ثُمَّ سَمَّى رَجُلًا، فَذَهَبَ عَلَيَّ حِفْظُ اسْمِهِ، فَسَأَلْتُ، قَالَ لِي عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ: هُوَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ وَكَانَ سُفْيَانُ لَا يَشُكُّ فِيهِ إِنَّهُ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَغَيْرُهُ يَرْوِيهِ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

Musnad Syafi'i 738: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, ia mengatakan. Aku mendengar Az-Zuhri berkata, "Ulama Irak menyangka bahwa persaksian orang yang terkena hukuman had tidak diperbolehkan, dan aku bersaksi bahwa Sa'id bin Al Musayyab mengabarkan kepadaku bahwa Umar bin Al Khaththab pernah berkata kepada Abu Bakrah, "Jika kamu bertaubat, maka persaksianmu diterima, atau jika kamu melaksanakan pertaubatan, maka persaksianmu akan diterima." Aku mendengar Sufyan bin Uyainah menceritakannya demikian berulang kali, kemudian aku mendengarnya berkata, "Aku ragu dalam hal ini." Asy-Syafi'i berkata, "Sufyan berkata, 'Aku bersaksi bahwa fulan pernah mengabarkan kepadaku tentangnya, kemudian ia menyebutkan seorang lelaki, lalu ia datang kepadaku setelah menghafal namanya, lalu aku bertanya? Amr bin Qais berkata kepadaku, "Ia adalah Sa'id bin Al Musayyib, dan dalam hal ini Sufyan tidak ragu bahwa ia adalah Sa'id bin Al Musayyib." Asy-Syafi'i berkata, “Dan yang lainnya meriwayatkan dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin Al Musayyib dari Umar .”737

Musnad Syafi'i #739

مسند الشافعي ٧٣٩: أَخْبَرَنِي سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ: أَخْبَرَنِي الزُّهْرِيُّ، فَلَمَّا قُمْتُ سَأَلْتُ فَقَالَ لِي عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ وَحَضَرَ الْمَجْلِسَ مَعِي: هُوَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. قُلْتُ لِسُفْيَانَ: أَشَكَكْتُ حِينَ أَخْبَرَكَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ؟ قَالَ: لَا، هُوَ كَمَا قَالَ، غَيْرَ أَنَّهُ قَدْ كَانَ دَخَلَنِي الشَّكُّ

Musnad Syafi'i 739: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepadaku, ia mengatakan: Az-Zuhri mengabarkan kepadaku; Ketika aku berdiri aku bertanya, lalu Amr bin Qais berkata kepadaku, dan ia datang ke suatu majelis denganku; Ia adalah Sa'id bin Al Musayyib , aku katakan kepada Sufyan, "Apakah kamu ragu ketika diberi kabar oleh Sa'id bin Al Musayyib?” ia menjawab, "Tidak.” Ia adalah seperti yang telah dikatakan, kecuali hal itu telah membuatku ragu. 738

Musnad Syafi'i #740

مسند الشافعي ٧٤٠: وَأَخْبَرَنِي مَنْ أَثِقُ بِهِ، مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لَمَّا جَلَدَ الثَّلَاثَةَ اسْتَتَابَهُمْ فَرَجَعَ اثْنَانِ فَقَبِلَ شَهَادَتَهُمَا، وَأَبَى أَبُو بَكَرَةَ أَنْ يَرْجِعَ فَرَدَّ شَهَادَتَهُ

Musnad Syafi'i 740: Orang yang aku percaya dari ulama Madinah telah mengabarkan kepadaku, dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin Al Musayyib; Sesungguhnya Umar bin Al Khaththab ketika mencambuk tiga orang meminta mereka untuk bertaubat, lalu hanya dua yang kembali, dan persaksian keduanya pun diterima, dan Abu Bakrah menolak untuk bertaubat, maka persaksiannya tidak diterima. 739

Musnad Syafi'i #741

مسند الشافعي ٧٤١: أَخْبَرَنَا مُسْلِمٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَابْنِ الزُّبَيْرِ، أَنَّهُمَا قَالَا: «لَا يَلْحَقُ الْمُخْتَلِعَةَ الطَّلَاقُ فِي الْعِدَّةِ؛ لِأَنَّهُ طَلَّقَ مَا لَا يَمْلِكُ»

Musnad Syafi'i 741: Muslim mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Juraij dari Atha dari ibnu Abbas dan Ibnu Az-Zubair, bahwa keduanya pernah berkata, "Tidak selayaknya seorang yang meminta khulu' dicerai saat iddah, karena ia melakukannya pada saat ia tidak memiliki kekuasaan.” 740

Musnad Syafi'i #742

مسند الشافعي ٧٤٢: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ قَالَ: «لِكُلِّ مُطْلَقَةٍ مُتْعَةٌ، إِلَّا الَّتِي فُرِضَ لَهَا الصَّدَاقُ وَلَمْ يُدْخَلْ بِهَا، فَحَسْبُهَا نِصْفُ الْمَهْرِ»

Musnad Syafi'i 742: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi' dari Abdullah bin Umar bahwa ia berkata, “Setiap orang yang dicerai mendapatkan mut'ah (pemberian karena ditalak) kecuali yang diwajibkan kepadanya mengembalikan mahar dan belum digauli, sebab hitungannya adalah setengah mahar. 741

Musnad Syafi'i #743

مسند الشافعي ٧٤٣: أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجَمَ يَهُودِيَّيْنِ زَنَيَا سَمِعْتُ الشَّافِعِيَّ يَقُولُ: سُئِلَ أَبُو حَنِيفَةَ عَنِ الصَّائِمِ يَأْكُلُ وَيَشْرَبُ وَيَطَأُ إِلَى إِطِّلَاعِ الْفَجْرِ، وَكَانَ عِنْدَهُ رَجُلٌ نَبِيلٌ فَقَالَ: " أَرَأَيْتَ إِنْ طَلَعَ الْفَجْرُ نِصْفَ اللَّيْلِ؟ فَقَالَ: الْزَمِ الصَّمْتَ يَا أَعْرَجُ "

Musnad Syafi'i 743: Malik bin Anas mengabarkan kepada kami dari Nafi' dari Ibnu Umar , bahwa Rasulullah pernah merajam dua orang yahudi karena zina. Aku mendengar Asy-Syafi'i berkata, “Abu Hanifah pernah ditanya tentang orang yang puasa makan, minum dan hubungan badan hingga fajar terbit sedangkan dihadapannya terdapat seorang lelaki cerdas, kemudian ia berkata, “Bagaimana bila fajar diterbitkan ditengah malam?” lalu Imam Asy-Syafi'i berkata, “Diamlah kamu wahai lelaki pincang.” 742