مسند الشافعي ١: أَخْبَرَنَا الْإِمَامُ أَبُو عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ بْنُ ادْرِيسَ الشَّافِعِيُّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ، أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَلَمَةَ، رَجُلٍ مِنْ آلِ ابْنِ الْأَزْرَقِ، أَنَّ الْمُغِيرَةَ بْنَ أَبِي بُرْدَةَ، وَهُوَ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ وَنَحْمِلُ مَعَنَا الْقَلِيلَ مِنَ الْمَاءِ، فَإِنْ تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا، أَفَنَتَوَضَّأُ بِمَاءِ الْبَحْرِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ، الْحِلُّ مَيْتَتُهُ»
Musnad Syafi'i 1: Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i radliyallahu 'anhu mengabarkan kepada kami, Malik bin Anas mengabarkan kepada kami dari Shafwan bin Sulaim, dari Sald bin Salamah, seseorang dari kalangan keluarga Ibnu Azraq: ia mengatakan bahwa Al Mughirah bin Abu Burdah, ia dari' kalangan Bani Abdud-Dar, ia mengabarkan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah mengatakan: Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, untuk itu ia berkata: "Sesungguhnya kami akan menaiki perahu di laut, sedangkan kami hanya membawa sedikit persediaan air tawar. Jika kami memakainya untuk berwudhu, niscaya kami akan kehausan. Bolehkah kami berwudhu dengan air laut?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Airnya menyucikan dan Halal bangkainya.”
مسند الشافعي ٢: أَنْبَأَنَا الثِّقَةُ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانَ الْمَاءُ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلْ نَجَسًا أَوْ خَبَثًا»
Musnad Syafi'i 2: Orang yang terpercaya memberitahukan kepada kami dari Al WaJid bin Katsir dari Muhamad bin Abbad bin Ja'far dari Abdullah bin Abdullah bin 'Umar, dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Apabila air mencapai dua qullah, maka ia tidak mengandung najis atau kotoran."
مسند الشافعي ٣: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا شَرِبَ الْكَلْبُ مِنْ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ»
Musnad Syafi'i 3: Malik mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zinad dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Apabila anjing minum dari wadah seseorang di antara kalian hendaklah ia mencucinya sebanyak tujuh kali."
مسند الشافعي ٤: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ»
Musnad Syafi'i 4: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zinad dari Al A'raj, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Apabila seekor anjing menjilat wadah seseorang di antara kalian, hendaklah ia mencucinya sebanyak tujuh kali cucian." 11
مسند الشافعي ٥: أَنْبَأَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ أَبِي تَمِيمَةَ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ، أُولَاهُنَّ أَوْ أُخْرَاهُنَّ بِالتُّرَابِ»
Musnad Syafi'i 5: Ibnu Uyainah memberitahukan kepada kami dari Ayyub bin Abu Tamimah dari Ibnu Sirin dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Apabila anjing menjilat dalam wadah seseorang di antara kalian, hendaklah ia mencucinya sebanyak tujuh kali: cucian yang pertama atau yang terakhir dicampur dengan tanah." 12
مسند الشافعي ٦: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ فَاطِمَةَ، عَنْ أَسْمَاءَ قَالَتْ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ دَمِ الْحَيْضَةِ يُصِيبُ الثَّوْبَ، فَقَالَ: «حُتِّيهِ، ثُمَّ اقْرُصِيهِ بِالْمَاءِ، ثُمَّ رُشِّيهِ، وَصَلِّي فِيهِ» أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ عَنِ الشَّافِعِيِّ فِي أَوَّلِ الكِتَابِ
Musnad Syafi'i 6: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Hisyam, dari Fathimah, dari Asma, ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang darah haid yang mengenai kain, lalu beliau bersabda: "Keriklah terlebih dahulu, lalu kucek dengan air. Kemudian cipratilah dengan air, lalu kamu boleh shalat dengan memakai kain itu."13 Ar-Rabi' mengabarkan kepada kami, dari Syafi'i di awal kitab
مسند الشافعي ٧: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ امْرَأَتَهُ فَاطِمَةَ بِنْتَ الْمُنْذِرِ تَقُولُ: سَمِعْتُ جَدَّتِي أَسْمَاءَ ابْنَةَ أَبِي بَكْرٍ تَقُولُ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ دَمِ الْحَيْضَةِ، فَذَكَرَ مِثْلَهُ
Musnad Syafi'i 7: Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami. Hisyam bin Urwah mengabarkan kepada kami bahwa ia pernah mendengar istrinya -Fatimah binti Al Mundzir- mengatakan: Aku pernah mendengar nenekku -Asma binti Abu Bakar- berkata: Aku pernah menanyakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang darah haid, maka beliau menyebutkan hal yang semisal dengan hadits di atas. 14
مسند الشافعي ٨: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ الْمُنْذِرِ، عَنْ أَسْمَاءَ ابْنَةِ أَبِي بَكْرٍ قَالَتْ: سَأَلَتِ امْرَأَةٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ إِحْدَانَا إِذَا أَصَابَ ثَوْبَهَا الدَّمُ مِنَ الْحَيْضَةِ، كَيْفَ تَصْنَعُ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهَا: «إِذَا أَصَابَ ثَوْبَ إِحْدَاكُنَّ الدَّمُ مِنَ الْحَيْضَةِ فَلْتَقْرُصْهُ، ثُمَّ لِتَنْضَحْهُ بِالْمَاءِ، ثُمَّ تُصَلِّ فِيهِ»
Musnad Syafi'i 8: Malik mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari Fatimah binti Al Mundzir, dari Asma binti Abu Bakar, ia mengatakan: Seorang wanita pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Wahai Rasulullah! Bagaimanakah menurutmu bila kain salah seorang dari kami terkena darah haid, apakah yang harus ia perbuat?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: “Apabila kain salah seorang di antara kalian terkena darah haid, hendaklah ia menguceknya dengan air, kemudian mencipratinya dengan air, lalu ia boleh memakainya untuk shalat."15
مسند الشافعي ٩: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي حَبِيبَةَ أَوِ ابْنِ حَبِيبَةَ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ: أَنَتَوَضَّأُ بِمَا أَفْضَلَتِ الْحُمُرُ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَبِمَا أَفْضَلَتِ السِّبَاعُ كُلُّهَا»
Musnad Syafi'i 9: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Habibah atau Ibnu Habibah, dari Daud bin Al Hushain. dari Jabir bin Abdullah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Bahwa Beliau pernah ditanya: "Apakah kami boleh berwudhu dengan air bekas keledai?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Ya boleh, dan juga dengan bekas air minum semua binatang buas." 16
مسند الشافعي ١٠: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ حُمَيْدَةَ بِنْتِ عُبَيْدِ بْنِ رِفَاعَةَ، عَنْ كَبْشَةَ بِنْتِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، وَكَانَتْ تَحْتَ ابْنِ قَتَادَةَ، أَوْ أَبِي قَتَادَةَ، الشَّكُّ مِنَ الرَّبِيعِ، أَنَّ أَبَا قَتَادَةَ دَخَلَ فَسَكَبَتْ لَهُ وَضُوءًا، فَجَاءَتْ هِرَّةٌ فَشَرِبَتْ مِنْهُ، قَالَتْ: فَرَآنِي أَنْظُرُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: أَتَعْجَبِينَ يَا بِنْتَ أَخِي، إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ، إِنَّهَا مِنَ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ أَوِ الطَّوَّافَاتِ»
Musnad Syafi'i 10: Malik mengabarkan kepada kami dari Ishaq bin Abdullah, dari Hamidah binti Ubaid bin Rifa'ah, dari Kabsyah binti Ka'ab bin MaJik yang menjadi istri Ibnu Abu Qatadah. atau Abu Qatadah sendiri -keraguan ini dari Ar-Rabi'- Bahwa Abu Qatadah masuk, lalu aku menuangkan air (menyiapkan) wudhu untuknya, tetapi tiba-tiba datang seekor kucing dan langsung meminum airnya. Lalu ia melanjutkan kisahnya: Maka Abu Qatadah melihat ke arahku yang sedang memandangnya, dan ia berkata: "Apakah engkau heran, hai anak perempuan saudaraku? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: 'Sesungguhnya kucing ini tidak najis, ia termasuk hewan jantan dan hewan betina yang jinak yang berada disekeliling kalian'." 17