Hadits Mutawatir

Shahih Bukhari #3311

صحيح البخاري ٣٣١١: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا حُصَيْنٌ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ عَطِشَ النَّاسُ يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ يَدَيْهِ رِكْوَةٌ فَتَوَضَّأَ فَجَهِشَ النَّاسُ نَحْوَهُ فَقَالَ مَا لَكُمْ قَالُوا لَيْسَ عِنْدَنَا مَاءٌ نَتَوَضَّأُ وَلَا نَشْرَبُ إِلَّا مَا بَيْنَ يَدَيْكَ فَوَضَعَ يَدَهُ فِي الرِّكْوَةِ فَجَعَلَ الْمَاءُ يَثُورُ بَيْنَ أَصَابِعِهِ كَأَمْثَالِ الْعُيُونِ فَشَرِبْنَا وَتَوَضَّأْنَا قُلْتُ كَمْ كُنْتُمْ قَالَ لَوْ كُنَّا مِائَةَ أَلْفٍ لَكَفَانَا كُنَّا خَمْسَ عَشْرَةَ مِائَةً

Shahih Bukhari 3311: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Muslim] telah bercerita kepada kami [Hushain] dari [Salim bin Abu Al Ja'di] dari Jabir bin Abdullah radliyallahu 'anhu berkata: Pada saat peristiwa Hudaibiyah, orang-orang merasa kehausan sementara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di hadapan beliau ada sebuah bejana air terbuat dari kulit lalu beliau wudlu'. Maka orang-orang datang mengerumuni beliau untuk mengambil air. Beliau bertanya: "Ada apa dengan kalian?" Mereka menjawab: "Kami tidak memiliki air untuk berwudlu' dan minum kecuali air yang ada pada anda." Maka beliau letakkan tangan beliau di atas bejana kulit tersebut, air pun memancar dari sela-sela jari beliau bagaikan mata air. Maka kami dapat minum dan berwudlu'. Aku (Salim) bertanya: "Berapa orang jumlah kalian saat itu?" Dia (Jabir) menjawab: "Seandainya jumlah kami saat itu seratus ribu pasti air itu mencukupi kami. Saat itu jumlah kami seribu lima ratus orang."

Shahih Bukhari #3312

صحيح البخاري ٣٣١٢: حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْبَرَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِائَةً وَالْحُدَيْبِيَةُ بِئْرٌ فَنَزَحْنَاهَا حَتَّى لَمْ نَتْرُكْ فِيهَا قَطْرَةً فَجَلَسَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَفِيرِ الْبِئْرِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَمَضْمَضَ وَمَجَّ فِي الْبِئْرِ فَمَكَثْنَا غَيْرَ بَعِيدٍ ثُمَّ اسْتَقَيْنَا حَتَّى رَوِينَا وَرَوَتْ أَوْ صَدَرَتْ رَكَائِبُنَا

Shahih Bukhari 3312: Telah bercerita kepada kami [Malik bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Isra'il] dari [Abu Ishaq] dari Al Bara' radliyallahu 'anhu berkata: Pada peristiwa Hudaibiyah jumlah kami seribu empat ratus orang sedangkan di Hudaibiah ada sebuah sumur, kami pun mengambil airnya hingga tak bersisa setetes pun. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di tepi sumur dan berdo'a meminta air. Beliau berkumur-kumur lalu memuntahkannya ke dalam sumur. Setelah kami terdiam sejenak, akhirnya kami dapat minum hingga puas dan begitu juga hewan-hewan tunggangan kami minum sepuasnya.

Sunan Nasa'i #3312

سنن النسائي ٣٣١٢: أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنِي الزُّهْرِيُّ عَنْ الْحَسَنِ وَعَبْدِ اللَّهِ ابْنَيْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِمَا أَنَّ عَلِيًّا بَلَغَهُ أَنَّ رَجُلًا لَا يَرَى بِالْمُتْعَةِ بَأْسًا فَقَالَ إِنَّكَ تَائِهٌ إِنَّهُ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهَا وَعَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ يَوْمَ خَيْبَرَ

Sunan Nasa'i 3312: Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin Ali], ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah bin Umar], ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Az Zuhri] dari [Al Hasan] dan [Abdullah] keduanya anak Muhammad, dari [Ayah mereka], Ali mendapat informasi bahwa terdapat seorang laki-laki yang berpendapat nikah mut'ah tidak dilarang. Kemudian [Ali] berkata: Engkau sesat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang nikah mut'ah dan daging keledai jinak pada saat terjadi perang Khaibar.

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,

Shahih Bukhari #3313

صحيح البخاري ٣٣١٣: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ أَبُو طَلْحَةَ لِأُمِّ سُلَيْمٍ لَقَدْ سَمِعْتُ صَوْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَعِيفًا أَعْرِفُ فِيهِ الْجُوعَ فَهَلْ عِنْدَكِ مِنْ شَيْءٍ قَالَتْ نَعَمْ فَأَخْرَجَتْ أَقْرَاصًا مِنْ شَعِيرٍ ثُمَّ أَخْرَجَتْ خِمَارًا لَهَا فَلَفَّتْ الْخُبْزَ بِبَعْضِهِ ثُمَّ دَسَّتْهُ تَحْتَ يَدِي وَلَاثَتْنِي بِبَعْضِهِ ثُمَّ أَرْسَلَتْنِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَذَهَبْتُ بِهِ فَوَجَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ وَمَعَهُ النَّاسُ فَقُمْتُ عَلَيْهِمْ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آرْسَلَكَ أَبُو طَلْحَةَ فَقُلْتُ نَعَمْ قَالَ بِطَعَامٍ فَقُلْتُ نَعَمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَنْ مَعَهُ قُومُوا فَانْطَلَقَ وَانْطَلَقْتُ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ حَتَّى جِئْتُ أَبَا طَلْحَةَ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ أَبُو طَلْحَةَ يَا أُمَّ سُلَيْمٍ قَدْ جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ وَلَيْسَ عِنْدَنَا مَا نُطْعِمُهُمْ فَقَالَتْ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ فَانْطَلَقَ أَبُو طَلْحَةَ حَتَّى لَقِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو طَلْحَةَ مَعَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلُمِّي يَا أُمَّ سُلَيْمٍ مَا عِنْدَكِ فَأَتَتْ بِذَلِكَ الْخُبْزِ فَأَمَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفُتَّ وَعَصَرَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ عُكَّةً فَأَدَمَتْهُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ ثُمَّ قَالَ ائْذَنْ لِعَشَرَةٍ فَأَذِنَ لَهُمْ فَأَكَلُوا حَتَّى شَبِعُوا ثُمَّ خَرَجُوا ثُمَّ قَالَ ائْذَنْ لِعَشَرَةٍ فَأَذِنَ لَهُمْ فَأَكَلُوا حَتَّى شَبِعُوا ثُمَّ خَرَجُوا ثُمَّ قَالَ ائْذَنْ لِعَشَرَةٍ فَأَذِنَ لَهُمْ فَأَكَلُوا حَتَّى شَبِعُوا ثُمَّ خَرَجُوا ثُمَّ قَالَ ائْذَنْ لِعَشَرَةٍ فَأَكَلَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ وَشَبِعُوا وَالْقَوْمُ سَبْعُونَ أَوْ ثَمَانُونَ رَجُلًا

Shahih Bukhari 3313: Telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik] berkata: Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim: "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat lemah yang aku mengerti bahwa itu tanda bahwa beliau sedang lapar. Apakah kamu memiliki sesuatu?" Ummu Sulaim berkata: "Ya, ada." Maka Ummu Sulaim keluarkan beberapa potong roti dari gandum, dan ia keluarkan selembar kerudungnya yang sebagian sisinya digunakannya untuk membungkus roti, kemudian dia letakkan di bawah tanganku dan dilingkarkannya bagian tepi yang lain dari kerudungnya kepadaku, lalu dia mengutusku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. (Anas bin Malik) berkata: "Maka aku bawa pergi roti tersebut dan aku dapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berada di masjid bersama beberapa orang. Aku berdiri di hadapan mereka, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadaku: "Apakah kamu diutus oleh Abu Thalhah?" Aku jawab: "Ya." Beliau bertanya lagi: "Maksudnya membawa makanan?" Aku jawab lagi: "Ya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang mau bersamanya, berdirilah." Beliau berangkat dan aku juga berangkat bersama mereka hingga kami mendatangi Abu Thalhah lalu aku mengabari Abu Thalhah. Abu Thalhah berkata: "Wahai Ummu Sulaim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah datang dengan rombongan sedangkan kita tidak memiliki apa-apa untuk dapat memberi makan mereka." Ummu Sulaim berkata: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Maka Abu Thalhah beranjak menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyambutnya, lalu Abu Thalhah masuk bersama beliau, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bawalah kemari apa yang ada padamu, wahai Ummu Sulaim." Maka Ummu Sulaim membawa roti lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar menghancurkan roti tersebut. Ummu Sulaim pun meremas-remas roti tesebut sehingga menjadi potongan-potongan kecil dan membuatnya menjadi lauk makanan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan kalimat sebagaimana Allah menghendakinya untuk diucapkan lalu bersabda: "Berilah izin masuk untuk sepuluh orang." Maka mereka diizinkan masuk lalu makan hingga kenyang lalu keluar. Kemudian beliau bersabda lagi: "Berilah izin masuk untuk sepuluh orang." Maka mereka diizinkan masuk lalu mereka santap hingga kenyang dan keluar. Kemudian beliau bersabda lagi: "Berilah izin masuk untuk sepuluh orang." Maka rombongan itu makan semuanya hingga kenyang. Saat itu jumlah rombongan sebanyak tujuh puluh atau delapan puluh orang.

Sunan Nasa'i #3313

سنن النسائي ٣٣١٣: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ وَالْحَارِثُ بْنُ مِسْكِينٍ قِرَاءَةً عَلَيْهِ وَأَنَا أَسْمَعُ وَاللَّفْظُ لَهُ قَالَ أَنْبَأَنَا ابْنُ الْقَاسِمِ عَنْ مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ وَالْحَسَنِ ابْنَيْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَبِيهِمَا عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ مُتْعَةِ النِّسَاءِ يَوْمَ خَيْبَرَ وَعَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْإِنْسِيَّةِ

Sunan Nasa'i 3313: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Salamah] serta [Al Harits bin Miskin] dengan membaca riwayat dan saya mendengar, lafazhnya adalah lafazh Al Harits, ia berkata: telah memberitakan kepada kami [Ibnu Al Qasim] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah] dan [Al Hasan] keduanya anak Muhammad bin Ali, dari [ayah mereka] dari [Ali bin Abi Thalib] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang untuk menikahi wanita dengan cara mut'ah pada saat perang Khaibar, dan daging keledai jinak.

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,

Shahih Bukhari #3314

صحيح البخاري ٣٣١٤: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا نَعُدُّ الْآيَاتِ بَرَكَةً وَأَنْتُمْ تَعُدُّونَهَا تَخْوِيفًا كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَقَلَّ الْمَاءُ فَقَالَ اطْلُبُوا فَضْلَةً مِنْ مَاءٍ فَجَاءُوا بِإِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ قَلِيلٌ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ ثُمَّ قَالَ حَيَّ عَلَى الطَّهُورِ الْمُبَارَكِ وَالْبَرَكَةُ مِنْ اللَّهِ فَلَقَدْ رَأَيْتُ الْمَاءَ يَنْبُعُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَقَدْ كُنَّا نَسْمَعُ تَسْبِيحَ الطَّعَامِ وَهُوَ يُؤْكَلُ

Shahih Bukhari 3314: Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin Al Mutsannaa] telah bercerita kepada kami [Abu Ahmad Az Zubairiy] telah bercerita kepada kami [Isra'il] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] berkata: Kami dahulu menganggap tanda-tanda luar biasa (seperti Mu'jizat) sebagai barakah sedangkan kalian menganggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan. Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan kemudian persediaan air menipis, maka beliau bersabda: "Carilah sedikit air!" Maka mereka datang dengan membawa sebuah bejana berisi air yang sedikit lalu beliau memasukkan tangan beliau ke dalam bejana itu kemudian bersabda: "Kemarilah bersuci dengan penuh keberkahan dan keberkahan itu datang hanya dari Allah." Sungguh aku melihat air memancar dari sela-sela jari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan sungguh kami pun pernah mendengar makanan bertasbih ketika sedang dimakan.

Sunan Abu Dawud #3314

سنن أبي داوود ٣٣١٤: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَسَنٍ الْمِصِّيصِيُّ حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ أَخْبَرَنِي رَجُلٌ عَنْ جَابِرِ بَنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ أَنْ نَأْكُلَ لُحُومَ الْحُمُرِ وَأَمَرَنَا أَنْ نَأْكُلَ لُحُومَ الْخَيْلِ قَالَ عَمْرٌو فَأَخْبَرْتُ هَذَا الْخَبَرَ أَبَا الشَّعْثَاءِ فَقَالَ قَدْ كَانَ الْحَكَمُ الْغِفَارِيُّ فِينَا يَقُولُ هَذَا وَأَبَى ذَلِكَ الْبَحْرُ يُرِيدُ ابْنَ عَبَّاسٍ

Sunan Abu Daud 3314: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hasan Al Mishshi] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Dinar] telah mengabarkan kepadaku [seorang laki-laki] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata: Saat perang Khaibar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari memakan daging keledai, dan memerintahkan kami agar makan daging kuda. 'Amru berkata: Aku lalu memberitahukan hadits ini kepada Abu Asy Sya'tsa`, maka ia pun berkata: "Dahulu Al Hakam Al Ghifari berada di antara kami, ia membolehkannya, namun hal itu ditolak oleh Ibnu Abbas."

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,

Shahih Bukhari #3315

صحيح البخاري ٣٣١٥: حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ قَالَ حَدَّثَنِي عَامِرٌ قَالَ حَدَّثَنِي جَابِرٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ أَبَاهُ تُوُفِّيَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ إِنَّ أَبِي تَرَكَ عَلَيْهِ دَيْنًا وَلَيْسَ عِنْدِي إِلَّا مَا يُخْرِجُ نَخْلُهُ وَلَا يَبْلُغُ مَا يُخْرِجُ سِنِينَ مَا عَلَيْهِ فَانْطَلِقْ مَعِي لِكَيْ لَا يُفْحِشَ عَلَيَّ الْغُرَمَاءُ فَمَشَى حَوْلَ بَيْدَرٍ مِنْ بَيَادِرِ التَّمْرِ فَدَعَا ثَمَّ آخَرَ ثُمَّ جَلَسَ عَلَيْهِ فَقَالَ انْزِعُوهُ فَأَوْفَاهُمْ الَّذِي لَهُمْ وَبَقِيَ مِثْلُ مَا أَعْطَاهُمْ

Shahih Bukhari 3315: Telah bercerita kepada kami [Abu Nu'aim] telah bercerita kepada kami [Zakariya'] berkata: telah bercerita kepadaku ['Amir] berkata: telah bercerita kepadaku Jabir radliyallahu 'anhu bahwa Bapaknya meninggal dunia dengan meninggalkan hutang. (Katanya): Maka kutemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu kukatakan: "Bapakku meninggalkan hutang sedangkan aku tidak memiliki sesuatu kecuali apa yang dihasilkan dari kebun kurma, namun hasil panennya satu musim tidak mencukupi untuk melunasi hutangnya." Beliau pun berangkat bersamaku untuk menghindari umpatan para piutang kepadaku. Kemudian beliau berjalan mengelilingi tumpukan dari tumpukan buah kurma dan berdo'a, kemudian beliau kelilingi tumpukan yang lain, dan beliau duduk di dekat tumpukan kurma tersebut seraya bersabda: "Bagikanlah!" Maka Jabir membagikan kurma-kurma tersebut dan berhasil dia lunasi kesemuanya dan masih tersisa kurma sebanyak yang sudah dibagikan.

Shahih Bukhari #3316

صحيح البخاري ٣٣١٦: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ عَنْ أَبِيهِ حَدَّثَنَا أَبُو عُثْمَانَ أَنَّهُ حَدَّثَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ أَصْحَابَ الصُّفَّةِ كَانُوا أُنَاسًا فُقَرَاءَ وَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَرَّةً مَنْ كَانَ عِنْدَهُ طَعَامُ اثْنَيْنِ فَلْيَذْهَبْ بِثَالِثٍ وَمَنْ كَانَ عِنْدَهُ طَعَامُ أَرْبَعَةٍ فَلْيَذْهَبْ بِخَامِسٍ أَوْ سَادِسٍ أَوْ كَمَا قَالَ وَأَنَّ أَبَا بَكْرٍ جَاءَ بِثَلَاثَةٍ وَانْطَلَقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَشَرَةٍ وَأَبُو بَكْرٍ ثَلَاثَةً قَالَ فَهُوَ أَنَا وَأَبِي وَأُمِّي وَلَا أَدْرِي هَلْ قَالَ امْرَأَتِي وَخَادِمِي بَيْنَ بَيْتِنَا وَبَيْنَ بَيْتِ أَبِي بَكْرٍ وَأَنَّ أَبَا بَكْرٍ تَعَشَّى عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ لَبِثَ حَتَّى صَلَّى الْعِشَاءَ ثُمَّ رَجَعَ فَلَبِثَ حَتَّى تَعَشَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ بَعْدَ مَا مَضَى مِنْ اللَّيْلِ مَا شَاءَ اللَّهُ قَالَتْ لَهُ امْرَأَتُهُ مَا حَبَسَكَ عَنْ أَضْيَافِكَ أَوْ ضَيْفِكَ قَالَ أَوَعَشَّيْتِهِمْ قَالَتْ أَبَوْا حَتَّى تَجِيءَ قَدْ عَرَضُوا عَلَيْهِمْ فَغَلَبُوهُمْ فَذَهَبْتُ فَاخْتَبَأْتُ فَقَالَ يَا غُنْثَرُ فَجَدَّعَ وَسَبَّ وَقَالَ كُلُوا وَقَالَ لَا أَطْعَمُهُ أَبَدًا قَالَ وَايْمُ اللَّهِ مَا كُنَّا نَأْخُذُ مِنْ اللُّقْمَةِ إِلَّا رَبَا مِنْ أَسْفَلِهَا أَكْثَرُ مِنْهَا حَتَّى شَبِعُوا وَصَارَتْ أَكْثَرَ مِمَّا كَانَتْ قَبْلُ فَنَظَرَ أَبُو بَكْرٍ فَإِذَا شَيْءٌ أَوْ أَكْثَرُ قَالَ لِامْرَأَتِهِ يَا أُخْتَ بَنِي فِرَاسٍ قَالَتْ لَا وَقُرَّةِ عَيْنِي لَهِيَ الْآنَ أَكْثَرُ مِمَّا قَبْلُ بِثَلَاثِ مَرَّاتٍ فَأَكَلَ مِنْهَا أَبُو بَكْرٍ وَقَالَ إِنَّمَا كَانَ الشَّيْطَانُ يَعْنِي يَمِينَهُ ثُمَّ أَكَلَ مِنْهَا لُقْمَةً ثُمَّ حَمَلَهَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَصْبَحَتْ عِنْدَهُ وَكَانَ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمٍ عَهْدٌ فَمَضَى الْأَجَلُ فَتَفَرَّقْنَا اثْنَا عَشَرَ رَجُلًا مَعَ كُلِّ رَجُلٍ مِنْهُمْ أُنَاسٌ اللَّهُ أَعْلَمُ كَمْ مَعَ كُلِّ رَجُلٍ غَيْرَ أَنَّهُ بَعَثَ مَعَهُمْ قَالَ أَكَلُوا مِنْهَا أَجْمَعُونَ أَوْ كَمَا قَالَ وَغَيْرُهُ يَقُولُ فَعَرَفْنَا مِنْ الْعِرَافَةِ

Shahih Bukhari 3316: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Mu'tamir] dari [bapaknya] telah bercerita kepada kami [Abu 'Utsman] bahwa Abdurrahman bin Abu Bakar radliyallahu 'anhuma bercerita kepadanya bahwa Ashhabus Suffah adalah orang-orang faqir dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam suatu kali pernah bersabda: "Siapa yang memiliki makanan untuk dua orang hendaklah dia mengajak orang yang ketiga, dan siapa yang memiliki makanan untuk empat orang hendaklah dia mengajak orang yang kelima, atau keenam." atau sebagaimana beliau sabdakan. Abu Bakar pun datang dengan mengajak orang ketiga. Sementara itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengajak sepuluh orang dan Abu Bakar hanya dengan orang yang ketiga. Dia ('Abdurrahman) berkata: "Ketiga orang itu adalah aku, bapakku dan ibuku." --Perawi (Abu 'Utsman) berkata: "Aku tidak tahu apakah dia ('Abdurrahman) menyebutkan: "Istriku, dan pembantuku yang bekerja di rumahku dan rumah Abu Bakar."-- Lalu Abu Bakar menikmati makan malamnya di rumah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan tinggal disana beberapa saat hingga mendirikan shalat 'Isya'. Lantas ia kembali sampai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuntaskan makan malamnya. Kemudian Abu Bakr pulang ke rumah setelah agak larut malam sebagaimana yang Allah kehendaki. Istrinya berkata: "Apa yang menghalangimu dari tamu-tamumu?" atau "tamumu?" (dengan lafadz tunggal) (perawi ragu). Abu Bakar menjawab: "Apakah kamu telah menjamu mereka untuk makan malam?" Istrinya menjawab: "Mereka menolaknya sampai kamu datang." Keluarga Abu Bakar sudah berusaha menjamu mereka namun mereka tetap menolak, hingga mereka sendiri kewalahan untuk mempersilahkan. Lalu aku pergi dan bersembunyi. Maka Abu Bakar berkata: "Wahai Ghuntsar!" Abu Bakr mencaci dan mencelanya ('Abdurrahman) lalu berkata: "Makanlah!" Lalu Abu Bakar berkata lagi: "Aku tidak akan memberinya (Abdurrahman) makan selamanya." Dia berkata: "Demi Allah, tidaklah kami mengambil satu suap makanan kecuali makanan itu bertambah dari bawah dengan yang lebih banyak dari suapan tersebut hingga mereka kenyang dan makanan itu menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Abu Bakar memperhatikannya dan ternyata makanan itu memang bertambah banyak. Lalu dia berkata kepada isrinya: "Wahai sadara Bani Firas (ada apa gerangan)?" Istrinya menjawab: "Tidak tahu. Sungguh kesejukan hatiku sekarang adalah bahwa makanan itu bertambah banyak tiga kali lipat dari sebelumnya." Maka Abu Bakr memakannya lalu berkata: "Sesungguhnya dari setan." (maksudnya sumpahnya untuk tidak memberi makan kepada Abdurrahman). Lalu dia kembali memakannya satu suap kemudian membawa mangkuk besar berisi makanan itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sehingga makanan itu ada di hadapan beliau. Diantara kami dan kaum itu (ashhabus suffah) ketika itu ada perjanjian (masalah kepulangannya) sehingga ketika waktu perjanjian telah berakhir, kami berpencar dengan diketuai dua belas orang laki-laki (kelompok), setiap satu orang dari mereka (membawa) sekian banyak anggota yang hanya Allah saja yang tahu jumlah orang yang menyertai pada setiap satu orangnya, selain sang ketua diutus bersama mereka. Dia berkata: "Mereka makan dari makanan (mangkuk yang dibawa Abu Bakr) itu semuanya." atau sebagaimana dia katakan. Dan orang lain berkata: "Lalu kami mengetahui bahwa Abu Bakar adalah orang yang bijak.

Shahih Bukhari #3317

صحيح البخاري ٣٣١٧: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ أَنَسٍ وَعَنْ يُونُسَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَصَابَ أَهْلَ الْمَدِينَةِ قَحْطٌ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَيْنَا هُوَ يَخْطُبُ يَوْمَ جُمُعَةٍ إِذْ قَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْكُرَاعُ هَلَكَتْ الشَّاءُ فَادْعُ اللَّهَ يَسْقِينَا فَمَدَّ يَدَيْهِ وَدَعَا قَالَ أَنَسٌ وَإِنَّ السَّمَاءَ لَمِثْلُ الزُّجَاجَةِ فَهَاجَتْ رِيحٌ أَنْشَأَتْ سَحَابًا ثُمَّ اجْتَمَعَ ثُمَّ أَرْسَلَتْ السَّمَاءُ عَزَالِيَهَا فَخَرَجْنَا نَخُوضُ الْمَاءَ حَتَّى أَتَيْنَا مَنَازِلَنَا فَلَمْ نَزَلْ نُمْطَرُ إِلَى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى فَقَامَ إِلَيْهِ ذَلِكَ الرَّجُلُ أَوْ غَيْرُهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ تَهَدَّمَتْ الْبُيُوتُ فَادْعُ اللَّهَ يَحْبِسْهُ فَتَبَسَّمَ ثُمَّ قَالَ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا فَنَظَرْتُ إِلَى السَّحَابِ تَصَدَّعَ حَوْلَ الْمَدِينَةِ كَأَنَّهُ إِكْلِيلٌ

Shahih Bukhari 3317: Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Hammad] dari ['Abdul 'Aziz] dari [Anas] dan [Yunus] dari [Tsabit] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: Penduduk Madinah ditimpa kekeringan pada jaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika beliau sedang menyampaikan khuthbah pada hari (shalat) Jum'at tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berdiri lalu berkata: "Wahai Rasulullah, binatang ternak semua binasa dan kehidupan telah menjadi sulit, maka berdo'alah kepada Allah agar menurunkan air untuk kita!" Maka Beliau menengadahkan kedua telapak tangan beliau dan berdo'a. Anas berkata: "Saat itu langit bagaikan kaca yang bening lalu datang angin yang menggiring awan, awan itu berkumpul maka langit pun mengirimkan mulut-mulut geribanya (maksudnya hujan deras). Kami kontan keluar (dari masjid) dan tercebur ke dalam air yang banjir sampai kami tiba di rumah-rumah kami dan hujan masih saja terus mengguyur sampai jumat berikutnya. Lalu laki-laki tersebut atau orang lain berdiri seraya berkata: "Wahai Rasulullah, rumah-rumah telah menjadi rusak (karena banjir), maka berdo'alah kepada Allah agar menghentikan hujan!" Maka Beliau tersenyum kemudian bersabda: "HAWAALAINAA WALAA 'ALAINAA" (Ya Allah, pindahkanlah hujan di sekitar kami dan jangan Engkau jadikan hujan yang membinasakan kami). Kemudian aku melihat awan berpencar-pencar di sekitar Madinah bagaikan mahkota di kepala.