Hadits Al-Qur'an

Shahih Bukhari #4275

صحيح البخاري ٤٢٧٥: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِيلَ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ { ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ } فَبَدَّلُوا فَدَخَلُوا يَزْحَفُونَ عَلَى أَسْتَاهِهِمْ وَقَالُوا حَبَّةٌ فِي شَعَرَةٍ

Shahih Bukhari 4275: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] bahwasanya aku mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dikatakan kepada Bani Israil: Masuklah pintu itu dengan keadaan sujud dan Katakanlah: 'Hiththah' (ampunilah dosa-dosa) niscaya Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kalian lalu mereka mengganti (lafazh ucapan itu) dan memasuki pintu itu seraya mereka merangkak di atas pantat-pantat mereka dan mereka berkata: 'Habbah (biji) dalam tepung'."

Shahih Bukhari #4276

صحيح البخاري ٤٢٧٦: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَدِمَ عُيَيْنَةُ بْنُ حِصْنِ بْنِ حُذَيْفَةَ فَنَزَلَ عَلَى ابْنِ أَخِيهِ الْحُرِّ بْنِ قَيْسٍ وَكَانَ مِنْ النَّفَرِ الَّذِينَ يُدْنِيهِمْ عُمَرُ وَكَانَ الْقُرَّاءُ أَصْحَابَ مَجَالِسِ عُمَرَ وَمُشَاوَرَتِهِ كُهُولًا كَانُوا أَوْ شُبَّانًا فَقَالَ عُيَيْنَةُ لِابْنِ أَخِيهِ يَا ابْنَ أَخِي هَلْ لَكَ وَجْهٌ عِنْدَ هَذَا الْأَمِيرِ فَاسْتَأْذِنْ لِي عَلَيْهِ قَالَ سَأَسْتَأْذِنُ لَكَ عَلَيْهِ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَاسْتَأْذَنَ الْحُرُّ لِعُيَيْنَةَ فَأَذِنَ لَهُ عُمَرُ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهِ قَالَ هِيْ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ فَوَاللَّهِ مَا تُعْطِينَا الْجَزْلَ وَلَا تَحْكُمُ بَيْنَنَا بِالْعَدْلِ فَغَضِبَ عُمَرُ حَتَّى هَمَّ أَنْ يُوقِعَ بِهِ فَقَالَ لَهُ الْحُرُّ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { خُذْ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنْ الْجَاهِلِينَ } وَإِنَّ هَذَا مِنْ الْجَاهِلِينَ وَاللَّهِ مَا جَاوَزَهَا عُمَرُ حِينَ تَلَاهَا عَلَيْهِ وَكَانَ وَقَّافًا عِنْدَ كِتَابِ اللَّهِ

Shahih Bukhari 4276: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] bahwa Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: 'Uyainah bin Hishan bin Hudzaifah datang, lalu singgah dirumah anak saudaranya yaitu Al Hurr bin Qais. Ia adalah salah seorang yang dekat dengan 'Umar, salah seorang Qari di Majlis 'Umar dan dewan syuranya. Baik ketika ia masih muda maupun sudah tua. 'Uyainah berkata kepada anak saudaranya: "Wahai anak saudaraku, apakah kamu ada masalah dengan Amirul Mukminin, izinkanlah aku menemuinya." Al Hurr berkata: "Aku akan memintakan izin untukmu." Ibnu Abbas berkata: Maka Al Hurr meminta izin untuk 'Uyainah agar bisa menemui 'Umar, 'Umar pun mengizinkannya. Tatkala ia masuk, ia berkata: "Wahai Ibnul Khaththab, Demi Allah, anda tidak memenuhi hak kami, dan tidak bersikap adil kepada kami." Maka 'Umar pun marah, hampir saja ia akan memukulnya. Lalu Al Hurr berkata kepadanya: "Wahai Amirul Mukminin, Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: {KHUDZIL 'AFWA WA'MUR BIL 'URFI WA A'RIDL 'ANIL JAAHILIIN} (Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh) (QS. Al A'raaf: 199). Dan ini terhadap orang-orang yang bodoh. Ibnu Abbas berkata: Maka demi Allah, 'Umar pun tidak menyakitinya ketika ayat itu dibacakan kepadanya. Ia berhenti mendengar Kitabullah.

Shahih Bukhari #4277

صحيح البخاري ٤٢٧٧: حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ { خُذْ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ } قَالَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا فِي أَخْلَاقِ النَّاسِ وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَرَّادٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ أَمَرَ اللَّهُ نَبِيَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَأْخُذَ الْعَفْوَ مِنْ أَخْلَاقِ النَّاسِ أَوْ كَمَا قَالَ

Shahih Bukhari 4277: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Abdullah bin Az Zubair] mengenai firman Allah: {KHUDZIL 'AFWA WA'MUR BIL 'URFI} (Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf) (QS. Al A'raaf: 199). Dia berkata: Tidaklah Allah menurunkannya kecuali mengenai akhlak manusia. ['Abdullah bin Barrad] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Abdullah bin Az Zubair] dia berkata: Allah menyuruh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam agar memaafkan kesalahan manusia kepada beliau. -atau kurang lebih demikianlah apa yang ia katakan.-

Shahih Bukhari #4278

صحيح البخاري ٤٢٧٨: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سُلَيْمَانَ أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا أَبُو بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا سُورَةُ الْأَنْفَالِ قَالَ نَزَلَتْ فِي بَدْرٍ الشَّوْكَةُ الْحَدُّ { مُرْدَفِينَ } فَوْجًا بَعْدَ فَوْجٍ رَدِفَنِي وَأَرْدَفَنِي جَاءَ بَعْدِي { ذُوقُوا } بَاشِرُوا وَجَرِّبُوا وَلَيْسَ هَذَا مِنْ ذَوْقِ الْفَمِ { فَيَرْكُمَهُ } يَجْمَعَهُ شَرِّدْ فَرِّقْ { وَإِنْ جَنَحُوا } طَلَبُوا السِّلْمُ وَالسَّلْمُ وَالسَّلَامُ وَاحِدٌ { يُثْخِنَ } يَغْلِبَ وَقَالَ مُجَاهِدٌ { مُكَاءً } إِدْخَالُ أَصَابِعِهِمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ { وَتَصْدِيَةً } الصَّفِيرُ { لِيُثْبِتُوكَ } لِيَحْبِسُوكَ

Shahih Bukhari 4278: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Abdurrahim] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Sulaiman] Telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma mengenai surat Al Anfal, lalu dia menjawab: 'Yaitu surat yang diturunkan di perang Badar. Perang yang penuh onak dan duri. {MURDIFIN} artinya: datang bertubi-tubi, hingga cukup melelahkanku dan orang yang datang setelahku. {DZUQUU}, artinya: berilah kabar gembira, dan berusahalah terus. Ini bukan rasa yang bisa diketahui melalui mulut. {FAYARKUMUHU} artinya: bergabung dan berpencar. {WA IN JANAHU} artinya jika mereka meminta keselamatan dan keamanan atau berdamai (satu makna). {YUTSKHINA} artinya: kekalahan. Mujahid berkata: arti {MUKAA`AN} yaitu memasukkan jari-jari mereka ke dalam mulut-mulut mereka. Arti {TASHDIYAH}: suara yang memekakkan. {LIYUTSBITUUKA} artinya: untuk menahanmu.

Shahih Bukhari #4279

صحيح البخاري ٤٢٧٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا وَرْقَاءُ عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ { إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ } قَالَ هُمْ نَفَرٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ

Shahih Bukhari 4279: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Warqa'] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas] Mengenai firman Allah: (Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah: orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun). mereka adalah beberapa orang dari Bani Abdud Daar.

Shahih Bukhari #4280

صحيح البخاري ٤٢٨٠: حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ حَفْصَ بْنَ عَاصِمٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ أُصَلِّي فَمَرَّ بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَانِي فَلَمْ آتِهِ حَتَّى صَلَّيْتُ ثُمَّ أَتَيْتُهُ فَقَالَ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَأْتِيَ أَلَمْ يَقُلْ اللَّهُ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ } ثُمَّ قَالَ لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ أَخْرُجَ فَذَهَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَخْرُجَ فَذَكَرْتُ لَهُ وَقَالَ مُعَاذٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعَ حَفْصًا سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا وَقَالَ هِيَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ السَّبْعُ الْمَثَانِي

Shahih Bukhari 4280: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami [Rauh] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khubaib bin 'Abdurrahman]: Aku mendengar [Hafsh bin 'Ashim] bercerita dari Abu Sa'id bin Al Mu'alla radliyallahu 'anhu dia berkata: Suatu saat saya sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lewat dan memanggilku namun saya tidak menjawab panggilannya hingga shalatku selesai. Setelah itu, saya menemui beliau, maka beliau pun bertanya: "Apa yang menghalangimu untuk mendatangiku? Bukankah Allah telah berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu)." Beliau bersabda lagi: "Sungguh, saya akan mengajarimu tentang surat yang paling agung yang terdapat di dalam Al Qur`an sebelum kamu keluar dari Masjid." Kemudian tatkala beliau hendak keluar aku mengingatkan janji Rasulullah tersebut. Dan [Mu'adz] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khubaib bin 'Abdurrahman] dia mendengar [Hafsh] dia mendengar [Abu Sa'id] seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam -sebagaimana kisah di atas.- dan dia berkata: yaitu surat: AL HAMDU LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta Alam), ia adalah As Sab'u Al Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang, surat Al Fatihah).

Shahih Bukhari #4281

صحيح البخاري ٤٢٨١: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ هُوَ ابْنُ كُرْدِيدٍ صَاحِبُ الزِّيَادِيِّ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَبُو جَهْلٍ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنْ السَّمَاءِ أَوْ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ فَنَزَلَتْ { وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ وَمَا لَهُمْ أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ اللَّهُ وَهُمْ يَصُدُّونَ عَنْ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ } الْآيَةَ

Shahih Bukhari 4281: Telah menceritakan kepadaku [Ahmad] Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] Telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari 'Abdul Hamid yaitu Ibnu Kurdid sahabat Az Ziyadi, dia mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Abu Jahl berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Maka turunlah ayat: (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil Haram). (QS. Al Anfal: 33-34).

Shahih Bukhari #4282

صحيح البخاري ٤٢٨٢: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ النَّضْرِ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ صَاحِبِ الزِّيَادِيِّ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ قَالَ أَبُو جَهْلٍ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنْ السَّمَاءِ أَوْ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ فَنَزَلَتْ { وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ وَمَا لَهُمْ أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ اللَّهُ وَهُمْ يَصُدُّونَ عَنْ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ } الْآيَةَ

Shahih Bukhari 4282: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin An Nadlr] Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdul Hamid] sahabat Az Ziyadi, dia mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Abu Jahl berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Maka turunlah ayat: (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil Haram). (QS. Al Anfal: 33-34).

Shahih Bukhari #4283

صحيح البخاري ٤٢٨٣: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا حَيْوَةُ عَنْ بَكْرِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ بُكَيْرٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا جَاءَهُ فَقَالَ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَلَا تَسْمَعُ مَا ذَكَرَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ { وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ فَمَا يَمْنَعُكَ أَنْ لَا تُقَاتِلَ كَمَا ذَكَرَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ يَا ابْنَ أَخِي أَغْتَرُّ بِهَذِهِ الْآيَةِ وَلَا أُقَاتِلُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَغْتَرَّ بِهَذِهِ الْآيَةِ الَّتِي يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى { وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا } إِلَى آخِرِهَا قَالَ فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ { وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ } قَالَ ابْنُ عُمَرَ قَدْ فَعَلْنَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ كَانَ الْإِسْلَامُ قَلِيلًا فَكَانَ الرَّجُلُ يُفْتَنُ فِي دِينِهِ إِمَّا يَقْتُلُونَهُ وَإِمَّا يُوثِقُونَهُ حَتَّى كَثُرَ الْإِسْلَامُ فَلَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فَلَمَّا رَأَى أَنَّهُ لَا يُوَافِقُهُ فِيمَا يُرِيدُ قَالَ فَمَا قَوْلُكَ فِي عَلِيٍّ وَعُثْمَانَ قَالَ ابْنُ عُمَرَ مَا قَوْلِي فِي عَلِيٍّ وَعُثْمَانَ أَمَّا عُثْمَانُ فَكَانَ اللَّهُ قَدْ عَفَا عَنْهُ فَكَرِهْتُمْ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُ وَأَمَّا عَلِيٌّ فَابْنُ عَمِّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَخَتَنُهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ وَهَذِهِ ابْنَتُهُ أَوْ بِنْتُهُ حَيْثُ تَرَوْنَ

Shahih Bukhari 4283: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Abdul 'Aziz] Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Haiwah] dari [Bakr bin 'Amru] dari [Bukair] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Seseorang datang kepadanya seraya berkata: "Wahai Abu Abdurrahman, apakah anda tidak mendengar apa yang Allah sebutkan di dalam kitabnya: (Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya) (QS. Al Hujurat: 9). Lalu apa yang menghalangi anda dari berperang sebagaimana yang telah Allah perintahkan?" Ibnu 'Umar menjawab: "Wahai anak saudaraku, apakah aku akan menipu dengan ayat ini, tidak berperang bagiku lebih aku sukai dari pada aku harus menipu dengan ayat ini. Bukankah Allah juga berfirman: (Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam)?" (QS. An Nisa: 93). Selanjutnya orang itu berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman: (Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah)" (QS. Al Anfal: 39). Ibnu 'Umar menjawab: "Kami telah melaksanakannya pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu ketika Islam masih sedikit hingga diantara mereka agamanya terancam dan difitnah baik itu di bunuh atau pun di ikat hingga akhirnya Islam semakin besar dan tidak ada fitnah lagi." Tatkala orang itu melihat Ibnu 'Umar tidak setuju dengan pendapatnya, orang itu bertanya: "Lalu apa pendapatmu mengenai 'Ali dan 'Utsman?" Ibnu 'Umar menjawab: "Pendapatku tentang 'Ali dan 'Utsman, adapun 'Utsman ia adalah orang yang telah dimaafkan Allah, sedangkan kalian tidak mau memaafkannya. Adapun 'Ali, maka dia adalah putra paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan menantunya -kemudian Ibnu 'Umar menunjuk dengan tangannya- dan inilah putrinya sebagaimana yang kamu lihat.

Shahih Bukhari #4285

صحيح البخاري ٤٢٨٥: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا لَمَّا نَزَلَتْ { إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ } فَكُتِبَ عَلَيْهِمْ أَنْ لَا يَفِرَّ وَاحِدٌ مِنْ عَشَرَةٍ فَقَالَ سُفْيَانُ غَيْرَ مَرَّةٍ أَنْ لَا يَفِرَّ عِشْرُونَ مِنْ مِائَتَيْنِ ثُمَّ نَزَلَتْ { الْآنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ } الْآيَةَ فَكَتَبَ أَنْ لَا يَفِرَّ مِائَةٌ مِنْ مِائَتَيْنِ وَزَادَ سُفْيَانُ مَرَّةً نَزَلَتْ { حَرِّضْ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ } قَالَ سُفْيَانُ وَقَالَ ابْنُ شُبْرُمَةَ وَأُرَى الْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَنْ الْمُنْكَرِ مِثْلَ هَذَا

Shahih Bukhari 4285: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Tatkala turun ayat: (Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir) (QS. Al Anfal: 65). "Maka diwajibkan kepada mereka tidak ada seorang pun yang lari dari sepuluh orang." Abu Sufyan berkali-kali mengatakan: "Jangan sampai ada yang lari dua puluh orang dari dua ratus orang." Kemudian turunlah ayat: (Sekarang Allah telah meringankan kepadamu) (QS. Al Anfal: 66). Maka diwajibkan jangan sampai ada yang lari sebanyak seratus orang dari dua ratus orang. Sufyan menambahkan juga: Telah turun ayat: (Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu) (QS. Al Anfal: 65). Sufyan berkata: Dan Ibnu Syubrumah berkata: 'Aku melihat seperti inilah menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran.'