صحيح البخاري ٤٢١٤: حَدَّثَنِي الصَّلْتُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ إِدْرِيسَ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا { وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ } قَالَ وَرَثَةً { وَالَّذِينَ عَاقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ } كَانَ الْمُهَاجِرُونَ لَمَّا قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَرِثُ الْمُهَاجِرِيُّ الْأَنْصَارِيَّ دُونَ ذَوِي رَحِمِهِ لِلْأُخُوَّةِ الَّتِي آخَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَهُمْ فَلَمَّا نَزَلَتْ { وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ } نُسِخَتْ ثُمَّ قَالَ { وَالَّذِينَ عَاقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ } مِنْ النَّصْرِ وَالرِّفَادَةِ وَالنَّصِيحَةِ وَقَدْ ذَهَبَ الْمِيرَاثُ وَيُوصِي لَهُ سَمِعَ أَبُو أُسَامَةَ إِدْرِيسَ وَسَمِعَ إِدْرِيسُ طَلْحَةَ
Shahih Bukhari 4214: Telah menceritakan kepadaku [Ash Shalt bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Idris] dari [Thalhah bin Musharrif] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma mengenai firman Allah: {WA LIKULLI JA'ALNAA MAWAALIYA} (Dan kami jadikan pewaris-pewarisnya bagi tiap-tiap) (QS. An Nisa: 33). Ibnu Abbas berkata: Yaitu dijadikan pewaris. {WALLADZIINA 'AQADAT AYMAANUKUM} (Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka maka berilah kepada mereka bagiannya) (QS. An Nisa: 33). Dahulu tatkala orang-orang muhajirin datang ke Madinah, orang Muhajirin dapat mewariskan kepada orang Anshar walaupun tidak ada hubungan kekerabatan. Hanya sebatas tali persaudaraan yang telah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di antara mereka. Tatkala ayat ini turun: {WA LIKULLI JA'ALNAA MAWAALIYA} (Dan kami jadikan pewaris-pewarisnya bagi tiap-tiap). Maka kebiasaan itu dihapus. Selanjutnya ayat: {WALLADZIINA 'AQADAT AYMAANUKUM} (Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannya), hal ini menunjukkan bolehnya saling menolong, melayani, dan bersikap tulus (loyal), memberi wasiat setelah dihapuskannya saling mewarisi di antara mereka. Demikian juga Abu Usamah mendengar hal ini dari Idris dan Idris mendengar dari Thalhah.
صحيح البخاري ٤٢١٦: حَدَّثَنَا صَدَقَةُ أَخْبَرَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ يَحْيَى بَعْضُ الْحَدِيثِ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَأْ عَلَيَّ قُلْتُ آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ فَإِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ سُورَةَ النِّسَاءِ حَتَّى بَلَغْتُ { فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا } قَالَ أَمْسِكْ فَإِذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ
Shahih Bukhari 4216: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah] Telah mengabarkan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dari [Sulaiman] dari [Ibrahim] dari ['Abidah] dari ['Abdullah] berkata: Yahya -sebagian Hadits- dari ['Amru bin Murrah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Bacakanlah Al Qur'an kepadaku!" Aku berkata: "Bagaimana aku membacakan kepadamu, padahal Al Qur'an diturunkan kepadamu?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari orang lain." Lalu aku membacakan kepada beliau surat An Nisa hingga tatkala sampai ayat: {FAKAIFA IDZAA JI'NAA MIN KULLI UMMATIN BISYAHIIDIN WA JI'NAA BIKA 'ALAA HAA-ULAA-I SYAHIIDAN} (Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)) (QS. An Nisa: 41), beliau berkata: "Cukup." Dan ternyata beliau mencucurkan air mata (menangis).
صحيح البخاري ٤٢١٨: حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ يَعْلَى بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا { أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ } قَالَ نَزَلَتْ فِي عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُذَافَةَ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَدِيٍّ إِذْ بَعَثَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ
Shahih Bukhari 4218: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadll] Telah mengabarkan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] dari [Ibnu Juraij] dari [Ya'la bin Muslim] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {ATHII'ULLAAHA WA ATHII'UR RASUULA WA ULIL AMRI MINKUM} (Ta'atlah kalian kepada Allah dan ta'atlah kalian kepada Rasul (Nya) serta kepada pemimpin kalian) (QS. An Nisa: 59). Ibnu Abbas berkata: Ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutusnya dalam sebuah sariyah (peperangan).
صحيح البخاري ٤٢١٩: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ قَالَ خَاصَمَ الزُّبَيْرُ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ فِي شَرِيجٍ مِنْ الْحَرَّةِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْقِ يَا زُبَيْرُ ثُمَّ أَرْسِلْ الْمَاءَ إِلَى جَارِكَ فَقَالَ الْأَنْصَارِيُّ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ كَانَ ابْنَ عَمَّتِكَ فَتَلَوَّنَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ اسْقِ يَا زُبَيْرُ ثُمَّ احْبِسْ الْمَاءَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى الْجَدْرِ ثُمَّ أَرْسِلْ الْمَاءَ إِلَى جَارِكَ وَاسْتَوْعَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلزُّبَيْرِ حَقَّهُ فِي صَرِيحِ الْحُكْمِ حِينَ أَحْفَظَهُ الْأَنْصَارِيُّ كَانَ أَشَارَ عَلَيْهِمَا بِأَمْرٍ لَهُمَا فِيهِ سَعَةٌ قَالَ الزُّبَيْرُ فَمَا أَحْسِبُ هَذِهِ الْآيَاتِ إِلَّا نَزَلَتْ فِي ذَلِكَ { فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ }
Shahih Bukhari 4219: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] berkata: bahwa Seorang laki-laki Anshar berselisih dengan Az Zubair mengenai mata air Al Harrah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda: "Alirilah kebunmu wahai Zubair, setelah itu berikanlah kepada tetanggamu!" Tetapi laki-laki Anshar itu marah seraya berkata: "Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak dari bibimu?" Maka Wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerah, kemudian beliau bersabda: "Wahai Zubair, airilah kebunmu, setelah itu tahanlah hingga airnya kembali ke dalam tanah kemudian berikanlah kepada tetanggamu!" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berharap agar Zubair bisa memahami mengenai haknya dengan keputusan yang tegas. Padahal sebelumnya beliau memberikan kemudahan untuk Zubair dan orang Anshar, tapi ketika orang Anshar marah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akhirnya beliau memberikan semua bagian kepada Zubair. Zubair berkata: "Tidaklah aku mengira bahwa ayat ini turun melainkan berkaitan dengan masalah itu: {FALAA WARABBIKA LAA YU'MINUUNA HATTA YUHAKKIMUUKA FIIMAA SYAJARA BAINAHUM} (Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan) (QS. An Nisaa`: 65).
صحيح البخاري ٤٢٢٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَوْشَبٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ نَبِيٍّ يَمْرَضُ إِلَّا خُيِّرَ بَيْنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَكَانَ فِي شَكْوَاهُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ أَخَذَتْهُ بُحَّةٌ شَدِيدَةٌ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ { مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ } فَعَلِمْتُ أَنَّهُ خُيِّرَ
Shahih Bukhari 4220: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Hausyab] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Bapaknya] dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang Nabi sakit kecuali akan diberi pilihan antara dunia dan akhirat." 'Aisyah berkata: Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika sakit yang menyebabkan kematiannya, aku mendengar beliau menuturkan dengan terputus-putus, beliau bersabda: "{MA'AL LADZIINA AN'AMALLAAHU 'ALAIHIM MINAN NABIYYIINA WASH SHIDDIIQIINA WASY SYUHADAA-I WASH SHAALIHIINA} (Bersama orang-orang yang telah Allah beri nikmat kepada mereka, baik dari para Nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih) (QS. An Nisa: 69)." Maka aku tahu bahwa waktu itu beliau sedang diberi pilihan.
صحيح البخاري ٤٢٢٢: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ تَلَا { إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنْ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ } قَالَ كُنْتُ أَنَا وَأُمِّي مِمَّنْ عَذَرَ اللَّهُ وَيُذْكَرُ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ { حَصِرَتْ } ضَاقَتْ { تَلْوُوا } أَلْسِنَتَكُمْ بِالشَّهَادَةِ وَقَالَ غَيْرُهُ الْمُرَاغَمُ الْمُهَاجَرُ رَاغَمْتُ هَاجَرْتُ قَوْمِي { مَوْقُوتًا } مُوَقَّتًا وَقْتَهُ عَلَيْهِمْ
Shahih Bukhari 4222: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa [Ibnu 'Abbas] membaca ayat: (kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan untuk hijrah). (QS. An Nisa: 98) lalu dia berkata: Aku dan Ibuku termasuk orang yang mendapat udzur dari Allah. dan disebutkan pula dari Ibnu Abbas, makna {HASHIRAT} yaitu 'sempit.' Sedangkan makna {TALWUU} yaitu 'memutar balikkan lisan kalian dalam bersaksi.' Sedangkan yang lainnya berkata: arti 'Al Muragham' adalah Al Muhajir (orang yang berhijrah). 'Raghamtu' artinya saya berhijrah dari kaumku. Adapun arti {MAUQUUTAN} (QS. An Nisa: 103). adalah waktunya telah ditentukan bagi mereka.
صحيح البخاري ٤٢٢٣: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَدِيٍّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ { فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ } رَجَعَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أُحُدٍ وَكَانَ النَّاسُ فِيهِمْ فِرْقَتَيْنِ فَرِيقٌ يَقُولُ اقْتُلْهُمْ وَفَرِيقٌ يَقُولُ لَا فَنَزَلَتْ { فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ } وَقَالَ إِنَّهَا طَيْبَةُ تَنْفِي الْخَبَثَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْفِضَّةِ
Shahih Bukhari 4223: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dan ['Abdurrahman] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adi] dari ['Abdullah bin Yazid] dari Zaid bin Tsabit radliyallahu 'anhu bahwa Mengenai ayat: {famaa lakum fil munafiqiina fi`atain} (Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafiq) (QS. An Nisa: 88). Zaid berkata: Beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali dari perang Uhud, hingga mereka terpecah menjadi dua kelompok yang menyatakan perang dan sekelompok yang menyatakan tidak berperang, lalu turun ayat ini {famaa lakum fil munafiqiina fi`atain} juga ia berkata: "Merekalah orang yang baik, yang telah membersihkan kotoran sebagaimana api membersihkan karat-karat logam."
صحيح البخاري ٤٢٢٤: حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا مُغِيرَةُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَ سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ قَالَ آيَةٌ اخْتَلَفَ فِيهَا أَهْلُ الْكُوفَةِ فَرَحَلْتُ فِيهَا إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَسَأَلْتُهُ عَنْهَا فَقَالَ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ } هِيَ آخِرُ مَا نَزَلَ وَمَا نَسَخَهَا شَيْءٌ
Shahih Bukhari 4224: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Mughirah bin An Nu'man] ia berkata: Aku mendengar [Sa'id bin Jubair] berkata: Ada sebuah ayat yang menyebabkan penduduk Kufah berselisih tentangnya, maka aku berangkat menemui Ibnu Abbas lalu aku bertanya kepadanya mengenai ayat itu. Lalu Ibnu Abbas berkata: Telah turun ayat ini: {WAMAY YAQTUL MU'MINAN MUTA'AMMIDAN FAJAZAA-UHU JAHANNAMU} (Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam)." (QS. An Nisa: 93). Ayat ini adalah ayat yang terakhir turun (dari surat An Nisa), tidak ada yang menghapusnya sedikit pun.
صحيح البخاري ٤٢٢٥: حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ عَطَاءٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا { وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمْ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا } قَالَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كَانَ رَجُلٌ فِي غُنَيْمَةٍ لَهُ فَلَحِقَهُ الْمُسْلِمُونَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَقَتَلُوهُ وَأَخَذُوا غُنَيْمَتَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِي ذَلِكَ إِلَى قَوْلِهِ { تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا } تِلْكَ الْغُنَيْمَةُ قَالَ قَرَأَ ابْنُ عَبَّاسٍ السَّلَامَ
Shahih Bukhari 4225: Telah menceritakan kepadaku ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Atha] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {WALAA TAQUULUU LIMAN ALQAA ILAYKUMUS SALAAMA LASTA MU'MINAN} (Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan 'salam' kepadamu: 'Kamu bukan seorang mu'min). (QS. An Nisaa: 94) Ibnu Abbas berkata: "Beberapa orang muslim menemui seseorang yang tengah berada dikambing-kambing miliknya lalu ia mengucapkan: Assalaamu 'Alaikum. Namun mereka menangkapnya lalu membunuhnya kemudian mengambil kambing-kambing tersebut, hingga firmanNya: {TABTAGHUUNA 'ARADLAL HAYAATID DUNYAA} (dengan harapan kalian mendapatkan kekayaan dunia), yaitu kambing-kambing itu. Perawi berkata: Ibnu Abbas membacanya: "As Salaama."
صحيح البخاري ٤٢٢٦: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ أَنَّهُ رَأَى مَرْوَانَ بْنَ الْحَكَمِ فِي الْمَسْجِدِ فَأَقْبَلْتُ حَتَّى جَلَسْتُ إِلَى جَنْبِهِ فَأَخْبَرَنَا أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْلَى عَلَيْهِ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } { وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ } فَجَاءَهُ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ وَهْوَ يُمِلُّهَا عَلَيَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَوْ أَسْتَطِيعُ الْجِهَادَ لَجَاهَدْتُ وَكَانَ أَعْمَى فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفَخِذُهُ عَلَى فَخِذِي فَثَقُلَتْ عَلَيَّ حَتَّى خِفْتُ أَنْ تَرُضَّ فَخِذِي ثُمَّ سُرِّيَ عَنْهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { غَيْرَ أُولِي الضَّرَرِ }
Shahih Bukhari 4226: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Sahl bin Sa'ad As Sa'idi] bahwasanya dia melihat [Marwan bin Hakam] sedang berada di masjid maka aku menemuinya hingga aku duduk di sampingnya. Lalu ia mengabarkan kepada kami, bahwa Zaid bin Tsabit mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendiktekan kepadanya ayat {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA} {WAL MUJAAHIDUUNA FII SABIILILLAAH} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang) (dan mereka yang berjihad fii sabilillah). (QS. An Nisa: 95) Kemudian datang kepadanya Ibnu Ummi Maktum dan beliau mendiktekannya kepadaku. Lalu ia berkata: "Wahai Rasulullah, demi Allah, seandainya saya mampu untuk berjihad, niscaya saya akan berjihad." Dan ia adalah orang yang buta, kemudian Allah menurunkan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan pahanya berada di atas pahaku hingga terasa berat bagiku hampir aku merasa takut pahaku patah, kemudian terhilangkan kesusahannya, dan Allah menurunkan ayat {GHAIRU UULIDL DLARAR} (Kecuali orang-orang yang mempunyai halangan).