صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #1

صحيح ابن حبان ١: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْقَطَّانُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ أَبِي الْعِشْرِينَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، عَنْ قُرَّةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بِحَمْدِ اللهِ، فَهُوَ أَقْطَعُ‏.

Shahih Ibnu Hibban 1: Husain bin Abdullah Al Qaththan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Hisyam bin Ammar mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdul Hamid bin Abu Isyrin menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Auza'i menceritakan kepada kami, dari Qurrah, dari Az-Zuhei, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan memuji Allah maka ia terputus (dari rahmat dan keberkahan)" [3:66]

Shahih Ibnu Hibban #2

صحيح ابن حبان ٢: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ يَزِيدَ الْقَطَّانُ أَبُو عَلِيٍّ بِالرَّقَّةِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، عَنْ قُرَّةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بِحَمْدِ اللهِ، أَقْطَعُ‏.

Shahih Ibnu Hibban 2: Husain bin Abdullah bin Yazid Al Qaththan Abu Ali di Raqqah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu'aib bin Ishaq menceritakan kepada kami, dari Al Auza'i, dari Qurrah, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap Perkara penting yang di dalamnya tidak dimulai dengan memuji Allah, maka dia terputus (dari rahmat dan keberkahan)." [1:92]

Shahih Ibnu Hibban #3

صحيح ابن حبان ٣: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، حَدَّثَنَا بُرَيْدٌ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ إِنَّ مَثَلِي وَمَثَلَ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَتَى قَوْمَهُ، فَقَالَ‏:‏ يَا قَوْمِ، إِنِّي رَأَيْتُ الْجَيْشَ، وَإِنِّي أَنَا النَّذِيرُ، فَأَطَاعَهُ طَائِفَةٌ مِنْ قَوْمِهِ، فَانْطَلَقُوا عَلَى مَهْلِهِمْ فَنَجَوْا، وَكَذَّبَهُ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ، فَأَصْبَحُوا مَكَانَهُمْ، فَصَبَّحَهُمُ الْجَيْشُ وَأَهْلَكَهُمْ وَاجْتَاحَهُمْ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ أَطَاعَنِي، وَاتَّبَعَ مَا جِئْتُ بِهِ، وَمَثَلُ مَنْ عَصَانِي وَكَذَّبَ مَا جِئْتُ بِهِ مِنَ الْحَقِّ‏.

Shahih Ibnu Hibban 3: Abu Ya'la mengabarkan kepada kami: Abu Kuraib menceritakan kepada kami: Abu Usamah menceritakan kepada kami: Buraid menceritakan kepada kami, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan sesuatu yang dengannya Allah mengutusku adalah ibarat seseorang lelaki yang mendatangi kaumnya, lalu berkata: 'Wahai Kaumku, sesungguhnya aku melihat pasukan dan sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan.' Sekelompok orang dari kaumnya mempercayainya. Merekapun pergi dengan pelan-pelan, sehingga mereka selamat. Sementara sekelompok yang lain dari mereka mendustakannya. Mereka pun tidak beranjak dari tempat mereka. Lalu pasukan itu menyerang mereka dengan tiba-tiba, menghancurkan dan memusnahkan mereka. Ituah perumpamaan orang-orang yang menta'atiku dan mengikuti apa yang aku bawa, serta perumpamaan orang yang mendurhakaiku dan mendustakan apa yang aku bawa, dari kebenaran."

Shahih Ibnu Hibban #4

صحيح ابن حبان ٤: وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِنَّ مَثَلَ مَا آتَانِي اللَّهُ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا، فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ قَبِلَتْ ذَلِكَ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ، وَأَمْسَكَتِ الْمَاءَ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ، فَشَرِبُوا مِنْهَا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا، وَأَصَابَ مِنْهَا طَائِفَةٌ أُخْرَى، إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً، وَلاَ تُنْبِتُ كَلَأً، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللهِ، وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ، فَعَلِمَ وَعَمِلَ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ‏.

Shahih Ibnu Hibban 4: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang di datangkan oleh Allah kepadaku adalah ibarat hujan yang menyirami bumi. Sebagian darinya terdapat sebidang tanah subur yang menerima siraman itu, lalu menumbuhkan rumput yang banyak dan menyimpan air, sehingga dengannya Allah memberi manfaat kepada manusia; mereka minum darinya, mengairi dan menanam. Dan sebagian darinya menyirami sebidang lainnya. Hanya saja ia adalah qii'aan yang tidak dapat menyimpan air dan tidak pula menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan mendapatkan manfaat dari apa yang Allah mengutusku dengannya sehingga dia mengetahui dan mengamalkan; dan perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepala untuk semua itu dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus dengannya." [3:28]

Shahih Ibnu Hibban #5

صحيح ابن حبان ٥: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُكْرَمِ بْنِ خَالِدٍ الْبِرْتِيُّ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمَدِينِيِّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ مَعْدَانَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرٍو السُّلَمِيُّ، وَحُجْرُ بْنُ حُجْرٍ الْكَلاَعِيُّ، قَالاَ‏:‏ أَتَيْنَا الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ، وَهُوَ مِمَّنْ نَزَلَ فِيهِ‏:‏ ‏{‏وَلاَ عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لاَ أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ‏}‏، فَسَلَّمْنَا وَقُلْنَا‏:‏ أَتَيْنَاكَ زَائِرَيْنَ وَمُقْتَبِسَيْنِ، فَقَالَ الْعِرْبَاضُ‏:‏ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ ذَاتَ يَوْمٍ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً، ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ، وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ قَائِلٌ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةَ مُوَدِّعٍ، فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا‏؟‏ قَالَ‏:‏ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا مُجَدَّعًا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، فَتَمَسَّكُوا بِهَا، وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ‏. قَالَ أَبُو حَاتِمٍ فِي قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي عِنْدَ ذِكْرِهِ الاِخْتِلاَفَ الَّذِي يَكُونُ فِي أُمَّتِهِ بَيَانٌ وَاضِحٌ أَنَّ مَنْ وَاظَبَ عَلَى السُّنَنِ، قَالَ بِهَا، وَلَمْ يُعَرِّجْ عَلَى غَيْرِهَا مِنَ الآرَاءِ مِنَ الْفِرَقِ النَّاجِيَةِ فِي الْقِيَامَةِ، جَعَلَنَا اللَّهُ مِنْهُمْ بِمَنِّهِ‏.

Shahih Ibnu Hibban 5: Ahmad bin Mukarram bin Khalid Al Birti mengabarkan kepada kami: Ali bin Al Madini menceritakan kepada kami: Walid bin Muslim menceritakan kepada kami: Tsaur bin Yazid menceritakan kepada kami: Khalid bin Ma'dan menceritakan kepadaku: Abdurrahman bin Amru As-Sulami dan Hujr bin Hujr Al Kala'i menceritakan kepadaku, keduanya berkata: Kami mendatangi 'Irbadh bin Sariyah, dan dia adalah salah seorang yang diturunkan ayat: {Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu."} (Qs. At Taubah [9]: 92). Kami mengucapkan salam dan berkata: "Kami mendatangimu sebagai peziarah dan pencari ilmu." Maka 'Irbadh berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat subuh bersama kami pada suatu pagi. Kemudian beliau menghadap kepada kami, lalu menasihati kami dengan nasihat yang sangat menyentuh, membuat air mata mengalir {dzarafat minha al 'uyuun) dan hati bergetar takut (wajilat minha al quluub). Lalu seseorang berkata: "Wahai Rasulullah, seolah ini adalah nasihat orang yang mengucapkan selamat tinggal. Maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami?" Beliau berkata: "Aku mewasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, serta mendengarkan dan taat, meskipun kepada seorang budak hitam Habasyi yang buntung (mujadda). Sesungguhnya orang yang hidup di antara kalian akan melihat perselisihan yang banyak. Maka ikutilah Sunnahku dan sunnah Khulafa' Rasyidin yang diberi petunjuk. Berpegang teguhlah kalian kepadanya dan gigitlah dia dengan gigi geraham. Dan jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan. Sesungguhnya setiap perkara baru yang diada-adakan itu adalah bid'ah. Dan setiap bid'ah itu sesat." [3: 6]. Abu Hatim berkata: Dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Ikutilah sunnahku" ketika beliau menyebutkan perselisihan yang akan terjadi pada umat beliau, terdapat penjelasan bahwa orang yang terus-menerus mengikuti Sunnah, mencintainya, dan tidak bersandar kepada selainnya dari pendapat-pendapat, maka dia termasuk golongan yang selamat pada hari kiamat. Semoga Allah menjadikan kita sebagian dari mereka dengan anugerah-Nya.

Shahih Ibnu Hibban #6

صحيح ابن حبان ٦: أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ الْعُمَرِيُّ بِالْمَوْصِلِ، حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ‏:‏ خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا، فَقَالَ‏:‏ هَذَا سَبِيلُ اللهِ، ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ وَهَذِهِ سُبُلٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ، ثُمَّ تَلاَ‏:‏ ‏{‏وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا‏}‏ إِلَى آخِرِ الآيَةِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 6: Ibrahim bin Ali bin Abdul Aziz Al Umari di Mosul mengabarkan kepada kami: Mu’alla bin Mahdi menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, dari Ashim dari Abu Wa‘il, dari Ibnu Mas’ud, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membuatkan sebuah garis untuk kami. Lalu beliau bersabda, "Ini adalah jalan Allah." Kemudian beliau membuat garis-garis di sebelah kanan dan kirinya. Kemudian beliau bersabda, “ini adalah jalan-jalan. Pada setiap jalan di antaranya ada syetan yang menyeru kepadanya." Kemudian beliau membaca, “ Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus," sampai akhir ayat. (Al An’am [6]: 153). [3:10]

Shahih Ibnu Hibban #7

صحيح ابن حبان ٧: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ سُلَيْمَانَ الْمُعَدِّلُ بِالْفُسْطَاطِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ مِسْكِينٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ‏:‏ خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ وَقَالَ‏:‏ هَذِهِ سُبُلٌ، عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو لَهُ، ثُمَّ قَرَأَ‏:‏ ‏{‏وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا، فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ‏}‏، الآيَةَ كُلَّهَا‏.

Shahih Ibnu Hibban 7: Ali bin Husam bin Sulaiman Al Mu'addal di Fusthath mengabarkan kepada kami, dia berkata: Harits bin Miskin menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, dia berkata: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, dan Ashim, dari Abu Wa'il, dari Ibnu Mas’ud, dia berkata. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membuat garis-garis di sebelah kanan dan kiri beliau dan bersabda, "Ini adalah jalan-jalan. Pada setiap jalan di antaranya ada syaitan yang menyaru kepadanya." Kemudian beliau membaca ayat "Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya" hingga akhir ayat (Al An’aam [6]: 153). [3:66]

Shahih Ibnu Hibban #8

صحيح ابن حبان ٨: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانُوا هُمْ أَجْدَرَ أَنْ يَسْأَلُوهُ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، مَتَى السَّاعَةُ‏؟‏ قَالَ‏:‏ وَمَا أَعْدَدْتَ لَهَا‏؟‏ قَالَ‏:‏ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا إِلاَّ أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، قَالَ‏:‏ فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ‏:‏ فَمَا رَأَيْتُ الْمُسْلِمِينَ فَرِحُوا بِشَيْءٍ بَعْدَ الإِسْلاَمِ أَشَدَّ مِنْ فَرَحِهِمْ بِقَوْلِهِ‏.

Shahih Ibnu Hibban 8: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami: Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami menceritakan kepada kami: Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami: Ubay menceritakan kepadaku, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, bahwa Seorang Badui bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam —dan mereka lebih pantas bertanya kepada beliau yaitu para sahabat beliau— dengan berkata: "Wahai Rasulullah, kapan kiamat itu?” Beliau berkata, "Apa yang telah kamu persiapkan untuknya?" Dia berkata, "Aku tidak mempersiapkan untuknya kecuali bahwa aku mencintai Allah dan Rasul-Nya." Beliau berkata, "Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai." Anas berkata, "Aku tidak pernah melihat kaum muslim bergembira karena sesuatu setelah Islam melebihi kegembiraan mereka karena sabda beliau ini." [3:65]

Shahih Ibnu Hibban #9

صحيح ابن حبان ٩: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ‏:‏ دَخَلَتِ امْرَأَةُ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ، وَاسْمُهَا خَوْلَةُ بِنْتُ حَكِيمٍ عَلَى عَائِشَةَ وَهِيَ بَذَّةُ الْهَيْئَةِ، فَسَأَلَتْهَا عَائِشَةُ‏:‏ مَا شَأْنُكِ‏؟‏ فَقَالَتْ‏:‏ زَوْجِي يَقُومُ اللَّيْلَ، وَيَصُومُ النَّهَارَ، فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَتْ عَائِشَةُ ذَلِكَ لَهُ فَلَقِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُثْمَانَ بْنَ مَظْعُونٍ، فَقَالَ‏:‏ يَا عُثْمَانُ، إِنَّ الرَّهْبَانِيَّةَ لَمْ تُكْتَبْ عَلَيْنَا، أَمَا لَكَ فِيَّ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ‏؟‏ فَوَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ، وَأَحْفَظُكُمْ لِحُدُودِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏.

Shahih Ibnu Hibban 9: Muhammad bin Hasan bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Abi As-Sari menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dia berkata: Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah radliyallahu 'anha, dia berkata: Istri Utsman bin Mazh’un —dan namanya adalah Khaulah binti Al Hakim— mengunjungi Aisyah dengan kondisi yang lusuh. Maka Aisyah bertanya kepadanya, "Ada apa denganmu?" Dia menjawab, “Suamiku beribadah malam hari dan berpuasa pada siang hari.” Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk. Aisyah pun menceritakan hal itu kepada beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemui Utsman bin Mazh’un dan berkata, "Wahai Utsman, sesungguhnya kerahiban itu tidak ditetapkan atas kita. Tidakkah kamu memiliki teladan yang baik dalam diriku? Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian dan paling menjaga hukum-hukum-Nya di antara kalian". Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau.198 [3:66]

Shahih Ibnu Hibban #10

صحيح ابن حبان ١٠: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمَوْصِلِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ‏:‏ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ، وَعَلاَ صَوْتُهُ، وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ، حَتَّى كَأَنَّهُ نَذِيرُ جَيْشٍ، يَقُولُ‏:‏ صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ، وَيَقُولُ‏:‏ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةِ كَهَاتَيْنِ يُفَرِّقُ بَيْنَ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَيَقُولُ‏:‏ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَإِنَّ شَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، ثُمَّ يَقُولُ‏:‏ أَنَا أَوْلَى بِكُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ نَفْسِهِ، مَنْ تَرَكَ مَالاً فَلأَهْلِهِ، وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيْعَةً فَإِلَيَّ وَعَلَيَّ‏.

Shahih Ibnu Hibban 10: Ahmad bin Ali bin Mutsanna mengabaikan kepada kami, dia beikata: Ahmad bin Ibrahim Al Maushili menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, dia berkata: Ja’far bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dari Jabir, dia beikata: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah, kedua mata beliau memerah, suara beliau meninggi, dan kemarahan beliau memuncak, seolah-olah beliau adalah seorang pemberi peringatan akan (serangan) suatu pasukan. Dan beliau bersabda, “Pasukan itu akan menyerang kalian pada pagi hari dan pada sore hari”. Beliau bersabda, “(Masa) pengutusanku dengan hari kiamat ibarat dua jari ini.” Beliau merenggangkan jari telunjuk dan jari tengah. Beliau bersabda, “Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik pembicaraan adalah Kitab Allah dan sebaik-baik petunuk (Al Hadyi) adalah petunjuk (hadyu) Muhammad. Sesungguhnya seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan di antaranya.Dan setiap bid’ah adalah sesat." Kemudian beliau bersabda; “Aku lebih utama bagi setiap mukmin daripada dirinya sendiri. Siapa meninggalkan harta, maka itu adalah untuk keluarganya. Dan siapa meninggalkan hutang dan dhai’atan, maka itu adalah urusanku dan tanggunganku.” [3: 66]