صحيح ابن خزيمة

Shahih Ibnu Khuzaimah

Shahih Ibnu Khuzaimah #21

صحيح ابن خزيمة ٢١: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ الْمِقْدَادِ بْنِ الْأَسْوَدِ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ أَمَرَهُ أَنْ يَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرَّجُلِ إِذَا دَنَا مِنْ أَهْلِهِ فَخَرَجَ مِنْهُ الْمَذْيُ مَاذَا عَلَيْهِ؟ قَالَ عَلِيٌّ: فَإِنَّ عِنْدِي ابْنَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَسْتَحْيِي أَنْ أَسْأَلَهُ قَالَ الْمِقْدَادُ: فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: «إِذَا وَجَدَ ذَلِكَ أَحَدُكُمْ فَلْيَنْضَحْ فَرْجَهُ وَلْيَتَوَضَّأْ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 21: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, bahwa Malik bin Anas menceritakan kepadanya dari Abu An-Nadhr, bekas budak Umar (6/1) bin Ubaidullah dari Sulaiman bin Yasar dari Al Miqdad bin Al Aswad, bahwa Ali bin Abu Thalib memerintahkannya untuk bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perihal seseorang ketika dekat dengan isterinya, lalu ia keluar madzi, apa yang wajib atasnya? Ali berkata: "Karena puteri Rasulullah menjadi isteriku dan aku malu bertanya kepada beliau." Al Miqdad berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang hal itu, beliaupun lalu bersabda: "Bila salah seorang di antara kamu mendapati hal itu, siramlah kemaluannya dan berwudhulah layaknya wudhu untuk shalat." 113

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Al Hafizh Berkata (Talkhish Al Habir, 1/117): Riwayat Ini Terputus.,

Shahih Ibnu Khuzaimah #22

صحيح ابن خزيمة ٢٢: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبِ بْنِ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَمِّي، أَخْبَرَنِي مَخْرَمَةُ يَعْنِي ابْنَ بُكَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: أَرْسَلْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الْأَسْوَدِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَأَلَهُ عَنِ الْمَذْيِ يَخْرُجُ مِنَ الْإِنْسَانِ كَيْفَ يَفْعَلُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَوَضَّأْ وَانْضَحْ فَرْجَكَ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 22: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb bin Muslim menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Makhramah —maksudnya Ibnu Bukair— mengabarkan kepadaku dari ayahnya dari Sulaiman bin Yasar dari Ibnu Abbas, ia berkata, Ali bin Abu Thalib berkata, “Aku mengutus Al Miqdad bin Al Aswad kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia bertanya kepada beliau tentang madzi yang keluar dari seseorang, bagaimana ia harus berbuat?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Berwudhulah siramlah kemaluanmu,” 114

Shahih Ibnu Khuzaimah #23

صحيح ابن خزيمة ٢٣: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ غَالِبٍ أَبُو يَحْيَى الْعَطَّارُ، ثنا عَبِيدَةُ بْنُ حُمَيْدٍ، ثنا الْأَعْمَشُ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: كُنْتُ رَجُلًا مَذَّاءً فَسُئِلَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: «يَكْفِيكَ مِنْهُ الْوُضُوءُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " وَفِي خَبَرِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي فِي الْمَذْيِ قَالَ: «يَكْفِيكَ مِنْ ذَلِكَ الْوُضُوءُ» ، قَدْ خَرَّجْتُهُ فِي بَابِ نَضْحِ الثَّوْبِ مِنَ الْمَذْيِ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 23: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sa’id bin Ghalib Abu Yahya Al Aththar menceritakan kepada kami, Abidah bin Humaid menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Habib bin Abu Tsabit dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata, “Dulu aku adalah orang yang sering keluar madzi, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang hal itu untukku, kemudian beliau bersabda, “Kamu cukup berwudhu karenanya (keluar madzi)."115 Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits Sahi bin Hunaif dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbicara masalah madzi, disebutkan bahwa beliau bersabda, "Kamu cukup berwudhu karenannya." Aku telah membuka riwayat hadits itu di dalam bab menyirami baju sebab terkena madzi.

Shahih Ibnu Khuzaimah #24

صحيح ابن خزيمة ٢٤: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيِّ، وَحَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، ثنا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ كِلَاهُمَا، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ خَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَوْ لَمْ يَخْرُجْ فَلَا يَخْرُجَنَّ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا» هَذَا حَدِيثُ خَالِدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 24: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami dari Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi, Abu Bisyr Al Wasithi menceritakan kepada kami, Khalid —maksudnya Ibnu Abdullah— menceritakan kepada kami, keduanya dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila satu di antara kamu mendapati sesuatu dalam perutnya, lalu ia kebingungan, apakah ada sesuatu yang keluar atau tidak maka jangan sekali-kali ia keluar (dari shalatnya) kecuali ia mendengar suara atau mencium bau.” Ini hadits Khalid bin Abdullah.

Shahih Ibnu Khuzaimah #25

صحيح ابن خزيمة ٢٥: ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، ثنا الزُّهْرِيُّ، أَخْبَرَنِي عَبَّادُ بْنُ تَمِيمٍ، عَنْ عَمِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرَّجُلِ يَجِدُ الشَّيْءَ، وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَقَالَ: «لَا يَنْصَرِفُ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 25: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami (6-ba'), Sufyan menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepada kami, Abbad bin Tamim mengabarkan kepadaku dari pamannya; Abdullah bin Zaid, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perihal seseorang yang mendapati sesuatu sementara ia dalam shalat” Beliau bersabda, “Janganlah ia keluar (dari shalat) sampai ia mendengar suara atau mencium bau."117

Shahih Ibnu Khuzaimah #26

صحيح ابن خزيمة ٢٦: ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ حَسَّانَ وَهُوَ ابْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ ابْنِ أَبِي عَائِشَةَ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَزَالُ الْعَبْدُ فِي الصَّلَاةِ مَا كَانَتِ الصَّلَاةُ تَحْبِسُهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ» وَالْإِحْدَاثُ: أَنْ يَفْسُوَ أَوْ يَضْرِطَ إِنِّي لَا أَسْتَحْيِي مِمَّا لَمْ يَسْتَحِي مِنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 26: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa —maksudnya Ibnu Yunus— mengabarkan kepada kami dari Al Auza’i dari Hassan —ia adalah Ibnu Athiyah— dari Muhammad bin Abu Aisyah, ia berkata, “Abu Hurairah menceritakan kepadaku, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Selalu seorang hamba berada dalam shalat (mendapatkan pahala shalat) selama shalat menjaganya, selama ia belum berhadats.” Yang dimaksud dengan hadats adalah seseorang buang angin yang tak bersuara atau yang bersuara. Sesungguhnya aku tidak merasa malu dari sesuatu yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak merasa malu darinya.” 118

Shahih Ibnu Khuzaimah #27

صحيح ابن خزيمة ٢٧: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ سُهَيْلَ بْنَ أَبِي صَالِحٍ يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ شُعْبَةَ، وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، ثنا شُعْبَةُ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا وَضُوءَ إِلَّا مِنْ صَوْتٍ أَوْ رِيحٍ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 27: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Suhail bin Abu Shalih menceritakan dari ayahnya, dari Abu Hurairah: Sulam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dari Syu’bah, Bundar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Khalid -maksudnya Ibnu Al Harits- menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Suhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada kewajiban wudhu kecuali karena adanya suara —buang angin— atau bau —buang angin—." 119

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,

Shahih Ibnu Khuzaimah #28

صحيح ابن خزيمة ٢٨: ثنا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، ثنا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْوَاسِطِيَّ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ خَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَوْ لَمْ يَخْرُجْ، فَلَا يَخْرُجَنَّ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 28: Abu Bisyr Al Wasithi menceritakan kepada kami, Khalid – maksudnya Ibnu Abdullah Al Wasithi – menceritakan kepada kami dari Suhail, dari ayahnya dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu mendapati sesuatu di dalam perutnya, lalu ia bingung, apakah ada sesuatu yang keluar atau tidak, maka jangan sekali-kali ia keluar (dari shalatnya) hingga mendengar suara atau mencium bau." 120

Shahih Ibnu Khuzaimah #29

صحيح ابن خزيمة ٢٩: ثنا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، حَدَّثَنِي عِيَاضٌ، أَنَّهُ سَأَلَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ فَقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ الْقُرَشِيُّ، ثنا وَكِيعٌ، ثنا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَيَقُولُ: إِنَّكَ قَدْ أَحْدَثْتَ، فَلْيَقُلْ: كَذَبْتَ إِلَّا مَا وَجَدَ رِيحَهُ بِأَنْفِهِ، أَوْ سَمِعَ صَوْتَهُ بِأُذُنِهِ «هَذَا لَفْظُ وَكِيعٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَوْلُهُ: فَلْيَقُلْ كَذَبْتَ أَرَادَ فَلْيَقُلْ كَذَبْتَ بِضَمِيرِهِ لَا يَنْطِقُ بِلِسَانِهِ، إِذِ الْمُصَلِّي غَيْرُ جَائِزٍ لَهُ أَنْ يَقُولَ كَذَبْتَ نُطْقًا بِلِسَانِهِ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 29: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari Yahya bin Abu Katsir, Iyadh menceritakan kepadaku, bahwa ia bertanya kepada Abu Sa’id Al Khudri, lalu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Sullam bin Junadah Al Qurasyi menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Ali bin Al Mubarak menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Iyadh bin Hilal, dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya syetan datang kepada salah seorang di antara kamu dalam shalatnya, lalu syetan berkata: 'Sungguh kamu telah berhadats'. Maka ucapkanlah: 'Kamu berdusta, kecuali bau —buang angin— yang tercium hidungnya atau suara —buang angin— yang didengar telinganya." Ini adalah redaksi Waki’. 121 Abu Bakar berkata: Sabda beliau: "Maka ucapkanlah: 'Kamu berdusta'." Maksudnya di ucapkan dengan hatinya, "Kamu berdusta", tidak di ucapkan dengan mulutnya, karena seseorang yang shalat tidak boleh mengucapkan, "Kamu berdusta."

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Dha'if, Berkata di Dalam At Taqrib: Iyadh bin Hilal Tidak di Kenal (Majhul). Tapi Ia Memiliki Penyerta Yang di Keluarkan Ahmad Dari Jalur Ali bin Zaid Dari Abu Nadhrah Dari Abu Sa'id, Akan Tetapi Ia Penguat Yang Kurang, di Dalamnya Tidak Ada Kalimat: "Maka Ucapkanlah: Kamu Berdusta." Bersamaan Dengan Dha'ifnya Ali bin Zaid Yakni Ibnu Jad'an.,

Shahih Ibnu Khuzaimah #30

صحيح ابن خزيمة ٣٠: ثنا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، ثنا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، عَنِ اللَّيْثِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ رَبِيعَةَ وَهُوَ ابْنُ شُرَحْبِيلَ ابْنِ حَسَنَةٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ قَالَ: قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ يَأْثُرُهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ ابْنِ آدَمَ أَصَابَ مِنَ الزِّنَا لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنُ زِنَاؤُهَا النَّظَرُ، وَالْيَدُ زِنَاؤُهَا اللَّمْسُ، وَالنَّفْسُ تَهْوَى أَوْ تُحَدِّثُ، وَيُصَدِّقُهُ أَوْ يُكَذِّبُهُ الْفَرْجُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَدْ أَعْلَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ اللَّمْسَ قَدْ يَكُونُ بِالْيَدِ قَالَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ: {وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ} [الأنعام: 7] قَدْ عَلَّمَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ أَنَّ اللَّمْسَ قَدْ يَكُونُ بِالْيَدِ، وَكَذَلِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا نَهَى عَنْ بَيْعِ اللِّمَاسِ دَلَّهُمْ نَهْيُهُ عَنْ بَيْعِ اللَّمْسِ أَنَّ اللَّمْسَ بِالْيَدِ، وَهُوَ أَنْ يَلْمِسَ الْمُشْتَرِي الثَّوْبَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُقَلِّبَهُ وَيَنْشُرَهُ، وَيَقُولُ عِنْدَ عَقْدِ الشِّرَاءِ إِذَا لَمَسْتُ الثَّوْبَ بِيَدِي فَلَا خِيَارَ لِي بَعْدُ إِذَا نَظَرْتُ إِلَى طُولِ الثَّوْبِ وَعَرْضِهِ أَوْ ظَهَرْتُ مِنْهُ عَلَى عَيْبٍ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَالَ لِمَاعِزِ بْنِ مَالِكٍ حِينَ أَقَرَّ عِنْدَهُ بِالزِّنَا: لَعَلَّكَ قَبَّلْتَ أَوْ لَمَسْتَ، فَدَلَّتْ هَذِهِ اللَّفْظَةُ عَلَى أَنَّهُ إِنَّمَا أَرَادَ بِقَوْلِهِ: أَوْ لَمَسْتَ غَيْرَ الْجِمَاعِ الْمُوجِبِ لِلْحَدِّ، وَكَذَلِكَ خَبَرُ عَائِشَةَ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَلَمْ يَخْتَلِفْ عُلَمَاؤُنَا مِنَ الْحِجَازِيِّينَ وَالْمِصْرِيِّينَ وَالشَّافِعِيُّ، وَأَهْلُ الْأَثَرِ أَنَّ الْقُبْلَةَ وَاللَّمْسَ بِالْيَدِ إِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ الْيَدِ وَبَيْنَ بَدَنِ الْمَرْأَةِ إِذَا لَمِسَهَا حِجَابٌ وَلَا سُتْرَةٌ مِنْ ثَوْبٍ وَلَا غَيْرِهِ أَنَّ ذَلِكَ يُوجِبُ الْوُضُوءَ» غَيْرَ أَنَّ مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ كَانَ يَقُولُ: «إِذَا كَانَتِ الْقُبْلَةُ وَاللَّمْسُ بِالْيَدِ لَيْسَ بِقُبْلَةِ شَهْوَةٍ؛ فَإِنَّ ذَلِكَ لَا يُوجِبُ الْوُضُوءَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذِهِ اللَّفْظَةُ وَيُصَدِّقُهُ أَوْ يُكَذِّبُهُ الْفَرَجُ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ فِي كِتَابِ الْإِيمَانِ أَنَّ التَّصْدِيقَ قَدْ يَكُونُ بِبَعْضِ الْجَوَارِحِ لَا كَمَا ادَّعَى مَنْ مَوَّهَ عَلَى بَعْضِ النَّاسِ أَنَّ التَّصْدِيقَ لَا يَكُونُ فِي لُغَةِ الْعَرَبِ إِلَّا بِالْقَلْبِ، قَدْ بَيَّنْتُ هَذِهِ الْمَسْأَلَةَ بِتَمَامِهَا فِي كِتَابِ الْإِيمَانِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 30: Al Rabi’ bin Sulaiman Al Muradi menceritakan kepada kami, Syu’aib —maksudnya Ibnu Al-Laits— menceritakan kepada kami dari Al-Laits dari Ja’far bin Rabi’ah —Ia adalah Syurahbil bin Hasanah— dari Abdurrahman bin Hurmuz, ia berkata: Abu Hurairah berkata seraya menyebutkan, Dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Setiap keturunan Adam secara pasti pernah berzina. Mata, zinanya adalah memandang, tangan, zinanya adalah menyentuh, nafsu berkeinginan atau bercerita dan kemaluan membenarkan atau mendustakannya."122 Abu Bakar berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberitahukan bahwa menyentuh terkadang menggunakan tangan. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Dan, kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri.” Allah Azza wa Jalla telah mengajarkan bahwa menyentuh itu terkadang dengan tangan (7-ba'), demikian pula Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sewaktu melarang jual beli jenis al-lams (kesepakatan jual beli dengan cara menyentuh), beliau memberi petunjuk kepada mereka akan larangan jual beli dengan sentuhan, bahwa menyentuh itu dengan tangan, yaitu seorang pembeli menyentuh baju tanpa membolak-balik dan membentangkan baju itu, saat transaksi beli, ia berkata, ‘Bila aku menyentuh baju dengan tanganku, maka aku tidak punya pilihan lain sesudahnya ketika aku memperhatikan panjang dan lebarnya atau aku dapati cacat padanya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ma’iz bin Malik, sewaktu ia mengaku berbuat zina, “Barangkali kamu hanya mengecup atau menyentuh." Kalimat ini menunjukkan bahwa dengan ucapan, “Atau menyentuh”, yang beliau maksudkan bukan bersetubuh yang menyebabkan hukuman had. Demikian pula hadits Aisyah. Abu Bakar berkata, “Para ulama kita, ulama Hijaz, Mesir, Asy- Syafi’i, Ahli hadits tidak berbeda pendapat mengenai masalah mengecup dan menyentuh dengan tangan, bila antara tangan yang menyentuh dengan badan perempuan tidak ada penghalang atau tirai berupa baju atau yang lainnya, hal itu mewajibkan wudhu, hanya saja Malik bin Anas pernah mengatakan, “Bila mengecup dan menyentuh dengan tangan tidak disertai syahwat, hal itu tidak mewajibkan wudhu.” Abu Bakar berkata, “Kalimat 'dan kemaluan membenarkan atau mendustakannya’ Termasuk jenis yang saya beritahukan di dalam pembahasan tentang iman. Pembenaran itu kadang dilakukan oleh sebagian anggota badan, tidak seperti yang diakui ulama yang menyampaikan tidak semestinya kepada sebagian orang, bahwa di dalam bahasa Arab, pembenaran itu hanya dengan hati. Saya telah menjelaskan masalah ini secara lengkap di dalam pembahasan tentang iman.