صحيح ابن خزيمة

Shahih Ibnu Khuzaimah

Shahih Ibnu Khuzaimah #1

صحيح ابن خزيمة ١: حَدَّثَنَا أَبُو يَعْقُوبَ يُوسُفُ بْنُ وَاضِحٍ الْهَاشِمِيُّ، حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ: قُلْتُ: - يَعْنِي - لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، إِنَّ أَقْوَامًا يَزْعُمُونَ أَنْ لَيْسَ قَدَرٌ قَالَ: هَلْ عِنْدَنَا مِنْهُمْ أَحَدٌ؟ قُلْتُ: لَا قَالَ: فَأَبْلِغْهُمْ عَنِّي إِذَا لَقِيتَهُمْ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ يَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ مِنْكُمْ، وَأَنْتُمْ بُرَآءُ مِنْهُ، ثُمَّ قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُنَاسٍ، إِذْ جَاءَ رَجُلٌ لَيْسَ عَلَيْهِ سَحْنَاءُ سَفَرٍ، وَلَيْسَ مِنْ أَهْلِ الْبَلَدِ يَتَخَطَّى حَتَّى وَرَدَ، فَجَلَسَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ: «الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَأَنْ تُقِيمَ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ وَتَعْتَمِرَ، وَتَغْتَسِلَ مِنَ الْجَنَابَةِ، وَأَنْ تُتِمَّ الْوُضُوءَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ» . قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَنَا مُسْلِمٌ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قَالَ: صَدَقْتَ «وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ فِي السُّؤَالِ عَنِ الْإِيمَانِ وَالْإِحْسَانِ وَالسَّاعَةِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1: Abu Ya’qub Yusuf bin Wadhih Al Hasyimi menceritakan kepada kami, Al Mu’tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Yahya bin Ya’mar, ia berkata: Aku berkata: —maksudnya kepada Abdullah bin Umar—, "Wahai Abu Abdurrahman, sesungguhnya beberapa kaum mengira bahwa takdir tidak ada." Ia bertanya: "Apakah salah seorang di antara mereka ada di tengah-tengah kita?" Aku menjawab: "Tidak." Ia berkata: "Sampaikan pesan dariku kepada mereka jika kamu bertemu mereka, 'Sesungguhnya Ibnu 'Umar berlepas diri dari kalian menuju Allah dan kalian berlepas diri darinya'." Kemudian ia berkata: "Umar bin Al Khaththab menceritakan kepadaku, ia berkata: 'Suatu ketika kami duduk di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di tengah-tengah orang banyak, tiba-tiba seseorang datang. Tidak ada bekas perjalanan padanya dan ia bukan penduduk negeri itu. Orang itu melangkahi hadirin sampai ke tempat Rasulullah dan duduk di hadapan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bertanya: 'Wahai Muhammad, apa itu Islam?', Beliau menjawab: 'Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan kamu mendirikan shalat, memberikan zakat, beribadah haji dan umrah, mandi jinabat, menyempurnakan wudhu dan puasa Ramadhan.' Ia bertanya: 'Apakah bila aku lakukan itu, aku seorang muslim?' Beliau menjawab: 'Ya.' Ia berkata: 'Kamu benar.' Ibnu 'Umar menyebutkan hadits selengkapnya mengenai pertanyaan iman, ihsan dan kiamat. 95

Shahih Ibnu Khuzaimah #2

صحيح ابن خزيمة ٢: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ كُلُّهُمْ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ حُمْرَانَ بْنِ أَبَانَ أَنَّهُ أَخْبَرَ قَالَ: رَأَيْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ عَلَى الْبَلَاطِ، فَقَالَ: أُحَدِّثُكُمْ بِحَدِيثٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ، وَصَلَّى، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلَاةِ الْأُخْرَى» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 2: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id Al Qaththan menceritakan kepada kami; dan Muhammad bin Al Ala’ bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami; dan Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami; Mereka semua dari Hisyam bin Urwah, Ayahku menceritakan kepadaku dari Humran bin Aban, bahwa ia mengabarkan, ia berkata: Aku melihat 'Utsman bin Affan meminta air wudhu, lalu ia berwudhu di atas lantai, lalu ia berkata: "Akan aku ceritakan kepada kamu sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam". Ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa membaguskan wudhunya dan melaksanakan shalat, maka dosa (yang dilakukannya) antara wudhu dan shalat lain diampuni baginya." Ini redaksi hadits Yahya bin Sa'id. 96

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,

Shahih Ibnu Khuzaimah #3

صحيح ابن خزيمة ٣: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، وَأَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنَّ ابْنَ وَهْبٍ أَخْبَرَهُمْ قَالَ: أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيدَ اللَّيْثِيَّ أَخْبَرَهُ، أَنَّ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ «دَعَا يَوْمًا بِوَضُوءٍ، فَتَوَضَّأَ، فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ» ، ثُمَّ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا» ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: " وَكَانَ عُلَمَاؤُنَا يَقُولُونَ: هَذَا الْوُضُوءُ أَسْبَغُ مَا يَتَوَضَّأَ بِهِ أَحَدٌ لِلصَّلَاةِ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 3: Yunus bin Abdul A’la Al Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab; dan Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu Wahab mengabarkan kepada mereka, ia berkata: Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab bahwa Atha' bin Yazid Al-Laitsi mengabarkan kepadanya bahwa Humran, budak yang dimerdekakan Utsman, mengabarkan kepadanya, bahwa utsman bin Affan suatu hari minta diambilkan air wudhu, lalu ia berwudhu, membasuh telapak tangannya tiga kali, menghirup air ke hidung, membasuh mukanya tiga kali, lalu membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, membasuh tangan kirinya tiga kali, mengusap kepala, lalu membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, membasuh kaki kiri sampai mata kaki tiga kali. Kemudian ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhu-ku ini, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berwudhu seperti wudhu-ku ini, lalu berdiri dan shalat dua raka ’at, di mana di dalamnya ia tidak berbicara sendiri, maka dosanya yang telah lalu diampuni baginya.” 97 Ibnu Syihab berkata, “Para ulama kita pernah berkata, ‘Wudhu ini adalah wudhu yang paling sempurna dilakukan seseorang untuk shalat’.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #4

صحيح ابن خزيمة ٤: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَتْ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 4: Yunus bin Abdul A’la Al Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bila seorang hamba muslim (atau mukmin) berwudhu, lalu membasuh wajahnya, maka setiap dosa yang ia pandangi dengan kedua matanya keluar dari wajahnya bersama air (atau bersama tetes air terakhir). Ketika ia membasuh kedua tangannya, maka setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya keluar dari kedua tangannya bersama air (atau bersama tetes air terakhir). Ketika ia membasuh kedua kakinya, maka setiap dosa yang dilakukan kedua kakinya keluar dari kedua kakinya bersama air (atau bersama tetes air terakhir) sampai akhirnya ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa." 98

Shahih Ibnu Khuzaimah #5

صحيح ابن خزيمة ٥: ثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ثنا الْعَلَاءُ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، ثنا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، ثنا الْعَلَاءُ، وَحَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ» لَفْظًا وَاحِدًا، غَيْرُ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ حُجْرٍ قَالَ: فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ مَرَّةً، وَقَالَ يُونُسُ فِي حَدِيثِهِ: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَلَمْ يَقُلْ: قَالُوا: بَلَى "

Shahih Ibnu Khuzaimah 5: Ali bin Hujr As-Sa’di menceritakan kepada kami, Isma’il menceritakan kepada kami —maksudnya Ibnu Ja’far—, Al Ala' menceritakan kepada kami —ia putra Abdurrahman—; dan Bisyr bin Mu’adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, Rauh bin Al Qasim menceritakan kepada kami, Al Ala' menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul Ala' menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Al Ala' bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mau aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah melebur (3/1) dosa-dosa dan mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyempurnakan (melebihkan dari batas yang ditentukan dalam membasuh) wudhu karena melakukan hal-hal yang tidak disukai, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menanti datangnya waktu shalat setelah shalat. Demikian itu bagaikan menjaga perbatasan. Demikian itu bagaikan menjaga perbatasan”, tetapi dalam lafazh yang lain Ali bin Hujr berkata, “Demikian itu bagaikan menjaga perbatasan,” sekali (tidak diulang) 99 Yunus berkata di dalam hadits ada redaksi, “Apakah kamu mau aku kabarkan sesuatu, yang dengannya Allah melebur dosa-dosa” ia tidak mengatakan, “Para sahabat menjawab, “Ya.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #6

صحيح ابن خزيمة ٦: ثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ثنا الْعَلَاءُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ حَدَّثَهُ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْعَلَاءِ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى قَالَ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ الْعَلَاءَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ رَوْحِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَقْبَرَةِ فَسَلَّمَ عَلَى أَهْلِهَا وَقَالَ: «سَلَامٌ عَلَيْكُمْ أَهْلَ دَارِ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ، وَإِنَّا إِنَّ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا» . قَالُوا: أَوَلَسْنَا بِإِخْوَانِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَنْتُمْ أَصْحَابِي، وَإِخْوَانِي قَوْمٌ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ، وَأَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ» . قَالُوا: وَكَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ بُهْمٍ دُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: " فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ، أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ، أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ، فَيُقَالَ: إِنَّهُمْ قَدْ أَحْدَثُوا بَعْدَكَ، وَأَقُولُ سُحْقًا، سُحْقًا «هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ عُلَيَّةَ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 6: Ali bin Hujr Al Sa’di menceritakan kepada kami, Isma’il -maksudnya Ibnu Ja’far- menceritakan kepada kami, Al Ala' menceritakan kepada kami dari ayahnya dari Abu Hurairah; Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, bahwa Malik bin Anas menceritakan kepadanya dari Al Ala' bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah; dan Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Ala'; Abu Musa menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepadaku, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendenar Al Ala' dari ayahnya dari Abu Hurairah; dan Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami dari Rauh bin Al Qasim dari Al Ala' bin Abdurrahman bin Ya'qub dari ayahnya dari Abu Muratrah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar menuju pemakaman, lalu beliau memberi salam kepada ahli kubur, ‘Salam atas kamu wahai penghuni tempat kaum yang beriman dan sesungguhnya kami - jika Allah menghendaki— menyusulmu. Aku suka dapat melihat saudara- saudara kami.' Para sahabat bertanya, ‘Bukanah kami adalah saudara- saudaramu wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Kamu adalah para sahabatku, sedang saudara-saudaraku adalah kaum yang belum datang sesudah kamu. Aku mendahului kamu di atas telaga.' Para sahabat bertanya, ’Bagaimana engkau mengenali ummatmu yang belum datang setelah kami wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, "Beritahu aku apa pendapatmu seandainya seseorang memiliki kuda yang putih bagian muka dan kakinya, ia berada di tengah-tengah kerumunan kuda yang polos hitam. Apakah orang tersebut tidak mengenali kudanya?' Para sahabat menjawab, ’Ya wahai Rasulullah,’ Beliau bersabda, ’Sesungguhnya ummatku akan datang dengan muka, tangan dan kaki bersinar terang disebabkan bekas wudhu dan aku mendahului mereka di atas telaga. Ingatlah, sesungguhnya ada beberapa orang diusir dari telagaku seperti dihalaunya unta yang tersesat. Aku panggil mereka, ‘Kemarilah!’ lalu ada yang berkata, ‘Sesungguhnya mereka itu telah membuat-buat hal baru sesudahmu' Aku katakan, ‘Semoga Allah menjauhkan dari rahmat-Nya, semoga Allah menjauhkan dari rahmat-Nya’.” 100 Ini redaksi hadits Ibnu Ulaiyah.

Shahih Ibnu Khuzaimah #7

صحيح ابن خزيمة ٧: ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ الصَّيْرَفِيُّ الْكُوفِيُّ، ثنا ابْنُ إِدْرِيسَ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ قَالَ: رَأَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَوَضَّأُ فَجَعَلَ يَبْلُغُ بِالْوَضُوءِ قَرِيبًا مِنْ إِبْطِهِ، فَقُلْتُ لَهُ، فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ الْحِلْيَةَ تَبْلُغُ مَوَاضِعَ الطُّهُورِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 7: Ibrahim bin Yusuf Al Shairafi Al Kufi menceritakan kepada kami, Ibnu Idris menceritakan kepada kami dari Abu Malik Al Asyja'i dari Abu Hazim, ia berkata, "Aku melihat Abu Hurairah berwudhu, ia membasuh bagian wudhu hingga ke dekat ketiaknya. Aku bertanya kepadanya, ia berkata, "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya perhiasan (cahaya pada hari kiamat) hingga ke tempat-tempat bersuci'." 101

Shahih Ibnu Khuzaimah #8

صحيح ابن خزيمة ٨: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الذَّارِعُ، ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ قَالُوا جَمِيعًا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ - وَهَذَا لَفْظُ حَدِيثِ بُنْدَارٍ - عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: مَرِضَ ابْنُ عَامِرٍ فَجَعَلُوا يُثْنُونَ عَلَيْهِ، وَابْنُ عُمَرَ سَاكِتٌ فَقَالَ: أَمَا إِنِّي لَسْتُ بِأَغَشِّهِمْ، وَلَكِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً بِغَيْرِ طُهُورٍ، وَلَا صَدَقَةً مِنْ غُلُولٍ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 8: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami; Al Husain bin Muhammad Adz-Dzari’ menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, dan Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami; mereka semua berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami —Ini redaksi hadits Bundar— dari Simak bin Harb dari Mush’ab bin Sa'd, ia berkata, “Ibnu Amir pernah sakit, lalu mulailah orang-orang memujinya, sementara Ibnu Umar diam. Ia berkata, 'Ingatlah, sesungguhnya aku bukanlah orang yang paling menipu mereka. Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak menerima shalat seseorang yang tidak dalam keadaan suci dan tidak ada kewajiban zakat dari harta yang diambil secara sembunyi-sembunyi tanpa hak dari rampasan perang.”102

Shahih Ibnu Khuzaimah #9

صحيح ابن خزيمة ٩: ثنا الْحَسَنُ بْنُ سَعِيدٍ أَبُو مُحَمَّدٍ الْقَزَّازُ الْفَارِسِيُّ سَكَنَ بَغْدَادَ بِخَبَرٍ غَرِيبِ الْإِسْنَادِ قَالَ: ثنا غَسَّانُ بْنُ عُبَيْدٍ الْمَوْصِلِيُّ، ثنا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ إِلَّا بِطُهُورٍ، وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 9: Al Hasan bin Sa’id Abu Muhammad Al Qazzaz Al Farisi —tinggal di Baghdad— menceritakan kepada kami dengan hadits yang sanad-nya gharib. la berkata, “Ghassan bin Ubaid Al Maushili menceritakan kepada kami, Ikrimah Ibnu Ammar menceritakan-kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Shalat tidak diterima kecuali dalam keadaan suci dan tidak ada kewajiban zakat dari harta yang diambil secara sembunyi-sembunyi tanpa hak dari rampasan."

Shahih Ibnu Khuzaimah #10

صحيح ابن خزيمة ١٠: ثنا أَبُو عَمَّارٍ الْحَسَنُ بْنُ حُرَيْثٍ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ كَثِيرٍ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ، عَنِ الْوَلِيدِ وَهُوَ ابْنُ رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً بِغَيْرِ طُهُورٍ، وَلَا صَدَقَةً مِنْ غُلُولٍ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 10: Abu Ammar Al Hasan bin Harits menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abu Hazim menceritakan kepada kami dari Katsir —Ia Ibnu Yazid— dari Al Walid —Ia Ibnu Rabbah— dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Allah tidak menerima shalat seseorang yang tidak dalam keadaan suci dan tidak ada kewajiban zakat dari harta yang diambil secara sembunyi-sembunyi tanpa hak dari rampasan." 103

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Al Haitsami Berkata di Dalam Al Majmu': Al Bazzar Meriwayatkannya Dan di Dalamnya Terdapat Rawi Katsir Bin Zaid Al Aslami, Ibnu Hibban Mentsiqahkannya, Begitu Juga Ibnu Ma'in Dalam Satu Riwayat. Dan Abu Zur'ah Berkata: Dia Jujur, Padanya Terdapat Layyin. Dan An Nasa'i Mendha'ifkannya. Dan Muhammad Bin Abdullah Bin 'Ammar Al Maushili Berkata: Tsiqah.,