غزوة الحديبية

Bab Pertempuran Hudaibiyah

Shahih Bukhari #3852

صحيح البخاري ٣٨٥٢: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ إِشْكَابٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ لَقِيتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فَقُلْتُ طُوبَى لَكَ صَحِبْتَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَايَعْتَهُ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَقَالَ يَا ابْنَ أَخِي إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثْنَا بَعْدَهُ

Shahih Bukhari 3852: Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Isykab] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Al 'Ala` bin Al Musayyab] dari [Bapaknya] ia berkata: Aku bertemu Al Bara' bin 'Azib radliyallahu 'anhuma seraya berkata: "Beruntunglah kamu karena mendampingi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berbai'at kepadanya di bawah pohon pada bai'atur ridlwan." Al Bara' berkata: "Wahai anak saudaraku, kamu tidak tahu apa yang kami perbuat setelah itu."

Shahih Bukhari #3853

صحيح البخاري ٣٨٥٣: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ هُوَ ابْنُ سَلَّامٍ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِي قِلَابَةَ أَنَّ ثَابِتَ بْنَ الضَّحَّاكِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ بَايَعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ

Shahih Bukhari 3853: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Shalih] ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Salam] dari [Yahya] dari [Abu Qilabah] bahwa [Tsabit bin Adl Dlahhak] mengabarkan kepadanya bahwa Dia ikut berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di bawah pohon pada bai'atur ridlwan.

Shahih Bukhari #3854

صحيح البخاري ٣٨٥٤: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ { إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا } قَالَ الْحُدَيْبِيَةُ قَالَ أَصْحَابُهُ هَنِيئًا مَرِيئًا فَمَا لَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ { لِيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ } قَالَ شُعْبَةُ فَقَدِمْتُ الْكُوفَةَ فَحَدَّثْتُ بِهَذَا كُلِّهِ عَنْ قَتَادَةَ ثُمَّ رَجَعْتُ فَذَكَرْتُ لَهُ فَقَالَ أَمَّا { إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ } فَعَنْ أَنَسٍ وَأَمَّا هَنِيئًا مَرِيئًا فَعَنْ عِكْرِمَةَ

Shahih Bukhari 3854: Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Umar] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu Allah berfirman: {INNAA FATAHNAA LAKA FATHAN MUBIINAN}(Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenangan yang nyata), maksudnya adalah perjanjian Hudaibiyyah. Kemudian para shahabat berkata: "Sungguh indah dan menyenangkan. Lalu untuk kami apa?" Maka Allah Ta'ala berfirman {LIYUDKHILAL MU'MINIINA WAL MU'MINAATI JANNAATIN TAJRII MIN TAHTIHAL ANHAARU} (Untuk memasukkan orang-orang beriman laki-laki dan perempuan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai). Syu'bah berkata: "Aku mengunjungi Kufah lalu aku ceritakan bahwa semua hadits ini dari Qatadah. Kemudian aku kembali lalu aku ceritakan hal ini kepadanya (Qatadah), dia berkata: "Adapun penjelasan ayat {INNAA FATAHNAA LAKA} (Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenangan) adalah dari Anas sedangkan kalimat "Sungguh indah dan menyenangkan" dari 'Ikrimah.

Shahih Bukhari #3855

صحيح البخاري ٣٨٥٥: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ مَجْزَأَةَ بْنِ زَاهِرٍ الْأَسْلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ وَكَانَ مِمَّنْ شَهِدَ الشَّجَرَةَ قَالَ إِنِّي لَأُوقِدُ تَحْتَ الْقِدْرِ بِلُحُومِ الْحُمُرِ إِذْ نَادَى مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَاكُمْ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ

Shahih Bukhari 3855: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Majza`ah bin Zahir Al Aslami] dari [Bapaknya], -dia termasuk sahabat yang ikut berbai'at di bawah pohon (dalam bai'atur ridlwan) - ia berkata: Sungguh aku telah menyalakan api di bawah tungku untuk memasak daging keledai, tiba-tiba seorang penyeru Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berseru: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang kalian memakan daging keledai."

Shahih Bukhari #3856

صحيح البخاري ٣٨٥٦: وَعَنْ مَجْزَأَةَ عَنْ رَجُلٍ مِنْهُمْ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ اسْمُهُ أُهْبَانُ بْنُ أَوْسٍ وَكَانَ اشْتَكَى رُكْبَتَهُ وَكَانَ إِذَا سَجَدَ جَعَلَ تَحْتَ رُكْبَتِهِ وِسَادَةً

Shahih Bukhari 3856: Dan (masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya) dari [Majza`ah] Dari seorang laki-laki dari mereka yang pernah ikut berbai'at di bawah pohon (dalam bai'atur ridlwan), bernama [Uhban bin Aus] bahwa dia mengeluhkan lututnya yang sakit, apabila sujud dia meletakkan bantal di bawah lututnya.

Shahih Bukhari #3857

صحيح البخاري ٣٨٥٧: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ سُوَيْدِ بْنِ النُّعْمَانِ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ أُتُوا بِسَوِيقٍ فَلَاكُوهُ تَابَعَهُ مُعَاذٌ عَنْ شُعْبَةَ

Shahih Bukhari 3857: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Syu'bah] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Suwaid bin An Nu'man] -dia adalah sahabat orang yang ikut bai'at di bawah pohon- katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat beliau pernah di hidangkan makanan dari tepung, lalu mereka mengedarkan makanan tersebut (untuk dimakan)." Hadits ini diperkuat juga oleh [Mu'adz] dari [Syu'bah].

Shahih Bukhari #3858

صحيح البخاري ٣٨٥٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ بَزِيعٍ حَدَّثَنَا شَاذَانُ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ سَأَلْتُ عَائِذَ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ هَلْ يُنْقَضُ الْوِتْرُ قَالَ إِذَا أَوْتَرْتَ مِنْ أَوَّلِهِ فَلَا تُوتِرْ مِنْ آخِرِهِ

Shahih Bukhari 3858: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Bazi'] telah menceritakan kepada kami [Syadzan] dari [Syu'bah] dari [Abu Jamrah] ia berkata: aku bertanya kepada A'idz bin 'Amru radliyallahu 'anhu, -dia termasuk shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang ikut bai'at di bawah pohon- "Apakah shalat witir dapat dianggap gugur?" Dia menjawab: "Jika kamu telah mengerjakan witir di awal (malam) janganlah kamu kerjakan lagi di akhir (malam)."

Shahih Bukhari #3859

صحيح البخاري ٣٨٥٩: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَسِيرُ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ وَعُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَسِيرُ مَعَهُ لَيْلًا فَسَأَلَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَنْ شَيْءٍ فَلَمْ يُجِبْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ سَأَلَهُ فَلَمْ يُجِبْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فَلَمْ يُجِبْهُ وَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا عُمَرُ نَزَرْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ كُلُّ ذَلِكَ لَا يُجِيبُكَ قَالَ عُمَرُ فَحَرَّكْتُ بَعِيرِي ثُمَّ تَقَدَّمْتُ أَمَامَ الْمُسْلِمِينَ وَخَشِيتُ أَنْ يَنْزِلَ فِيَّ قُرْآنٌ فَمَا نَشِبْتُ أَنْ سَمِعْتُ صَارِخًا يَصْرُخُ بِي قَالَ فَقُلْتُ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ نَزَلَ فِيَّ قُرْآنٌ وَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ سُورَةٌ لَهِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ثُمَّ قَرَأَ { إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا }

Shahih Bukhari 3859: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengadakan perjalanan malam, sementara [Umar bin Al Khaththab] bersama beliau. Kemudian Umar bin Al Khaththab bertanya kepada beliau tentang sesuatu, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menjawabnya. Umar bertanya kembali namun beliau tetap tidak menjawabnya. Umar bertanya sekali lagi, namun beliau tetap tidak menjawabnya. Lantas Umar bin Al Khaththab berkata (dalam hati): "Celaka kamu wahai 'Umar, kamu telah bertanya dengan memelas kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebanyak tiga kali namun semuanya tidak dijawab." Umar melanjutkan: "Kemudian aku menghentak untaku lalu berjalan di depan kaum Muslimin. Aku khawatir seandainya turun wahyu dalam Al Qur'an yang menceritakan tentang diriku. Tidak lama kemudian aku mendengar seseorang berteriak memanggilku. Umar berkata: "Sungguh aku khawatir seandainya turun wahyu dalam Al Qur'an yang menceritakan tentang diriku." Setelah itu aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku memberi salam kepada beliau. Beliau bersabda: "Telah turun kepadaku malam ini satu surah yang lebih aku cintai dari apa yang disinari oleh matahari." Kemudian beliau membaca surat tersebut yang artinya: {INNAA FATAHNAA LAKA FATHAN MUBIINAN} (Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenagnan yang nyata) (QS. Al Fath: 1).

Shahih Bukhari #3860

صحيح البخاري ٣٨٦٠: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ حِينَ حَدَّثَ هَذَا الْحَدِيثَ حَفِظْتُ بَعْضَهُ وَثَبَّتَنِي مَعْمَرٌ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ وَمَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى صَاحِبِهِ قَالَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي بِضْعَ عَشْرَةَ مِائَةً مِنْ أَصْحَابِهِ فَلَمَّا أَتَى ذَا الْحُلَيْفَةِ قَلَّدَ الْهَدْيَ وَأَشْعَرَهُ وَأَحْرَمَ مِنْهَا بِعُمْرَةٍ وَبَعَثَ عَيْنًا لَهُ مِنْ خُزَاعَةَ وَسَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى كَانَ بِغَدِيرِ الْأَشْطَاطِ أَتَاهُ عَيْنُهُ قَالَ إِنَّ قُرَيْشًا جَمَعُوا لَكَ جُمُوعًا وَقَدْ جَمَعُوا لَكَ الْأَحَابِيشَ وَهُمْ مُقَاتِلُوكَ وَصَادُّوكَ عَنْ الْبَيْتِ وَمَانِعُوكَ فَقَالَ أَشِيرُوا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيَّ أَتَرَوْنَ أَنْ أَمِيلَ إِلَى عِيَالِهِمْ وَذَرَارِيِّ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يُرِيدُونَ أَنْ يَصُدُّونَا عَنْ الْبَيْتِ فَإِنْ يَأْتُونَا كَانَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ قَطَعَ عَيْنًا مِنْ الْمُشْرِكِينَ وَإِلَّا تَرَكْنَاهُمْ مَحْرُوبِينَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ خَرَجْتَ عَامِدًا لِهَذَا الْبَيْتِ لَا تُرِيدُ قَتْلَ أَحَدٍ وَلَا حَرْبَ أَحَدٍ فَتَوَجَّهْ لَهُ فَمَنْ صَدَّنَا عَنْهُ قَاتَلْنَاهُ قَالَ امْضُوا عَلَى اسْمِ اللَّهِ

Shahih Bukhari 3860: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Ia berkata: aku mendengar [Az Zuhri] ketika dia menyampaikan hadits ini: "Aku hafal sebagiannya lalu [Ma'mar] menegaskannya kepadaku dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Al Miswar bin Makhramah] dan [Marwan bin Al Hakam] keduanya saling menambahkan satu sama lain, keduanya berkata: Pada peristiwa Hudaibiyyah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berangkat dari Madinah bersama sekitar seribu sahabat beliau. Ketika sampai di Dzul Hulaifah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengikat dan menandai hewan qurban beliau, lalu memulai ihram dari sana untuk melaksanakan 'umrah. Setelah itu beliau mengutus seorang mata-mata dari suku Khuza'ah, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan perjalanan, tatkala sampai di Ghadirul Asythath, mata-mata beliau datang sambil berkata: "Sesungguhnya kaum Quraisy telah berkumpul untuk menghadapi anda. Mereka berkumpul mengerahkan berbagai suku. Mereka akan memerangi anda dan menghalangi serta mencegah anda dari Baitullah." Beliau lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, berkumpullah kepadaku. Apakah kalian melihat bahwa aku akan berpaling kepada keluarga dan anak keturunan mereka yaitu orang-orang yang hendak menghalangi kita dari Baitullah. Jika ada yang datang kepada kita sebagai utusan, Allah 'azza wa jalla telah memutus mata-mata dari Musyrikin. Jika tidak, kita biarkan mereka menjadi orang-orang yang diperangi." Lalu Abu Bakar berkata: "Wahai Rasulullah, engkau keluar sengaja hanya untuk ber'ibadah di Baitullah. Engkau tidak bermaksud membunuh seseorang pun dan tidak bermaksud memerangi seorang pun. Maka hadapilah, siapa ytang menghalangi kita, kita akan memeranginya." Maka beliau bersabda: "Bergeraklah dengan nama Allah."

Shahih Bukhari #3861

صحيح البخاري ٣٨٦١: حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنِي ابْنُ أَخِي ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَمِّهِ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ مَرْوَانَ بْنَ الْحَكَمِ وَالْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ يُخْبِرَانِ خَبَرًا مِنْ خَبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي عُمْرَةِ الْحُدَيْبِيَةِ فَكَانَ فِيمَا أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ عَنْهُمَا أَنَّهُ لَمَّا كَاتَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُهَيْلَ بْنَ عَمْرٍو يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ عَلَى قَضِيَّةِ الْمُدَّةِ وَكَانَ فِيمَا اشْتَرَطَ سُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو أَنَّهُ قَالَ لَا يَأْتِيكَ مِنَّا أَحَدٌ وَإِنْ كَانَ عَلَى دِينِكَ إِلَّا رَدَدْتَهُ إِلَيْنَا وَخَلَّيْتَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ وَأَبَى سُهَيْلٌ أَنْ يُقَاضِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا عَلَى ذَلِكَ فَكَرِهَ الْمُؤْمِنُونَ ذَلِكَ وَامَّعَضُوا فَتَكَلَّمُوا فِيهِ فَلَمَّا أَبَى سُهَيْلٌ أَنْ يُقَاضِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا عَلَى ذَلِكَ كَاتَبَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَا جَنْدَلِ بْنَ سُهَيْلٍ يَوْمَئِذٍ إِلَى أَبِيهِ سُهَيْلِ بْنِ عَمْرٍو وَلَمْ يَأْتِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدٌ مِنْ الرِّجَالِ إِلَّا رَدَّهُ فِي تِلْكَ الْمُدَّةِ وَإِنْ كَانَ مُسْلِمًا وَجَاءَتْ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَكَانَتْ أُمُّ كُلْثُومٍ بِنْتُ عُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيْطٍ مِمَّنْ خَرَجَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ عَاتِقٌ فَجَاءَ أَهْلُهَا يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَرْجِعَهَا إِلَيْهِمْ حَتَّى أَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْمُؤْمِنَاتِ مَا أَنْزَلَ

Shahih Bukhari 3861: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepadaku [anak saudara Ibnu Syihab] dari [Pamannya] telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Az Zubair] bahwa dia mendengar [Marwan bin Al Hakam] dan [Miswar bin Makhramah] Keduanya mengabarkan tentang peristiwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat melaksanakan 'umrah pada peristiwa Hudaibiyyah. Dan diantara persyaratan yang diajukan oleh Suhail bin 'Amru adalah: "Tidak ada seorang pun dari kami yang datang kepadamu, sekalipun dia beragama dengan agamamu, melainkan kamu harus mengambalikannya kepada kami." (Beliau bersabda): "Dengan syarat kamu memberi kebebasan kepada kami untuk mengunjungi Baitullah." Namun Suhail tidak mau untuk menuruti apa yang disyaratkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali seperti yang diajukannya. Maka kaum Mukminin tidak suka dengan persyaratan tidak adil itu sambil marah. Mereka terus memperbincangkan masalah itu. Ketika Suhail enggan untuk memenuhi persyaratan yang diajukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali seperti yang diajukannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyetujuinya lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengembalikan Abu Jandal bin Suhail pada saat itu kepada bapaknya, Suhail bin 'Amru. Dan tidak ada yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seorang pun dari kalangan laki-laki kecuali beliau harus mengambalikannya selama dalam masa perjanjian tersebut, sekalipun dia seorang muslim. Suatu hari, para wanita mu'minat berhijrah. Dan diantara mereka yang berhijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Ummu Kultsum binti 'Uqbah bin Abu Mu'aith, seorang budak wanita yang telah merdeka. Tak lama kemudian datanglah keluarganya meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar beliau mengembalikannya kepada mereka hingga akhirnya Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang kaum wanita mu'minat yang berhijrah sebagaimana yang telah diturunkan (yang menerangkan larangan megembalikan mereka -pent)."