وَمِنْ كِتَابِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ وَالْعِيدَيْنِ وَالِاسْتِسْقَاءِ وَغَيْرِهَا

Kitab Pembahasan Tentang Puasa dan Shalat Dua Hari Raya dan Shalat Istisqa dan yang Lainnya

Musnad Syafi'i #379

مسند الشافعي ٣٧٩: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، الْحَدِيثَ الَّذِي رُوِّيتُ عَنْ حَفْصَةَ، وَعَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَعْنِي أَنَّهُمَا أَصْبَحَتَا صَائِمَتَيْنِ فَأُهْدِيَ لَهُمَا شَيْءٌ فَأَفْطَرَتَا، فَذَكَرَتَا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «صُومَا يَوْمًا مَكَانَهُ» قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: فَقُلْتُ لَهُ: أَسَمِعْتَهُ مِنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ؟ فَقَالَ: لَا، إِنَّمَا أَخْبَرَنِيهِ رَجُلٌ بِبَابِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ مَرْوَانَ، أَوْ رَجُلٌ مِنْ جُلَسَاءِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ مَرْوَانَ

Musnad Syafi'i 379: Muslim bin Khalid menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Syihab tentang hadits yang aku riwayatkan melalui Hafshah dan Aisyah dari Nabi , yakni: Bahwa keduanya berpagi hari dalam keadaan puasa, lalu dihadiahkan kepada keduanya suatu makanan, maka keduanya berbuka. Kemudian keduanya menyebutkan hal tersebut kepada Nabi , maka beliau bersabda, “Puasalah kamu berdua sehari sebagai ganti darinya (hari yang ditinggalkan itu)” Ibnu Juraij berkata, “Lalu aku berkata kepadanya, 'Apakah engkau mendengarnya dari Urwah bin Zubair?'” Ibnu Syihab menjawab, “Tidak, melainkan ada seorang lelaki yang menceritakannya kepadaku di depan pintu Abdul Malik bin Marwan, atau seorang lelaki dari teman duduk Abdul Malik bin Marwan” 384

Musnad Syafi'i #380

مسند الشافعي ٣٨٠: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ عَمَّتِهِ، عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ، عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: إِنَّا خَبَّأْنَا لَكَ حَيْسًا، فَقَالَ: «أَمَا إِنِّي كُنْتُ أُرِيدُ الصَّوْمَ، وَلَكِنْ قَرِّبِيهِ»

Musnad Syafi'i 380: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Thalhah bin Yahya bin Thalhah bin Ubaidillah, dari bibinya, Aisyah binti Thalhah, dari Aisyah Ummul Mukminin , ia berkata, “Rasulullah masuk ke dalam rumahku, lalu aku berkata, 'Sesungguhnya kami menyediakan hais untukmu'. Nabi bersabda, 'Sebenarnya aku hendak puasa, tetapi hidangkanlah makanan itu'.'385

Musnad Syafi'i #381

مسند الشافعي ٣٨١: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَبِيدٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، يَقُولُ: قَدِمَ مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ، الْمَدِينَةَ فَبَيْنَا هُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ إِذْ قَالَ: يَا كَثِيرَ بْنَ الصَّلْتِ، اذْهَبْ إِلَى عَائِشَةَ فَسَلْهَا عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ الْعَصْرِ قَالَ أَبُو سَلَمَةَ: فَذَهَبْتُ مَعَهُ إِلَى عَائِشَةَ، وَبَعَثَ ابْنُ عَبَّاسٍ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ مَعَنَا، فَقَالَ: اذْهَبْ وَاسْمَعْ مَا تَقُولُهُ أُمُّ الْمُؤْمِنِينَ، فَأَتَى عَائِشَةَ فَسُئِلَتْ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَتْ لَهُ: اذْهَبْ فَسَلْ أُمَّ سَلَمَةَ، فَذَهَبْتُ مَعَهُ إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ فَسَأَلَهَا، فَقَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ بَعْدَ الْعَصْرِ فَصَلَّى عِنْدِي رَكْعَتَيْنِ لَمْ أَكُنْ أَرَاهُ يُصَلِّيهِمَا. قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَقَدْ صَلَّيْتَ صَلَاةً لَمْ أَكُنْ أَرَاكَ تُصَلِّيهَا، قَالَ: «إِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ، وَإِنَّهُ قَدِمَ عَلَيَّ وَفْدُ بَنِي تَمِيمٍ، أَوْ صَدَقَةٌ فَشَغَلُونِي عَنْهُمَا، فَهُمَا هَاتَانِ الرَّكْعَتَانِ»

Musnad Syafi'i 381: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Labib, ia mengatakan: Aku pernah mendengar Abu Salamah bin Abdurrahman ia mengatakan bahwa Muawiyah bin Abu Sufyan tiba di Madinah; ketika berada di atas mimbar, tiba-tiba ia berkata, “Hai Katsir bin Shalt, pergilah ke rumah Aisyah dan tanyakanlah kepadanya tentang shalat Rasulullah sesudah Ashar!” Abu Salamah melanjutkan kisahnya: Maka aku pergi bersamanya (Katsir) ke rumah Aisyah, lalu ia menanyakan masalah tersebut, dan Aisyah berkata kepadanya, “Pergilah kepada Ummu Salamah dan bertanyalah kepadanya!” Maka aku pergi bersamanya ke rumah Ummu Salamah, lalu ia menanyakan masalah itu dan Ummu Salamah berkata, “Pada suatu hari Rasulullah masuk ke dalam rumahku sesudah Ashar, lalu beliau shalat 2 rakaat yang belum pernah aku lihat beliau melakukan keduanya.” Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, “Lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau telah melakukan suatu shalat yang belum pernah aku lihat engkau mengerjakannya'. Beliau bersabda, 'Sesungguhnya aku biasa mengerjakan shalat 2 rakaat sesudah Zhuhur, tetapi aku kedatangan delegasi Bani Tamim atau harta zakat, hingga aku sibuk dan terpaksa meninggalkan kedua rakaat tersebut adalah yang baru aku lakukan.” 386

Musnad Syafi'i #382

مسند الشافعي ٣٨٢: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ نَذَرَ أَنْ يَعْتَكِفَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَسَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُ أَنْ يَعْتَكِفَ فِي الْإِسْلَامِ

Musnad Syafi'i 382: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ayyub As- Sakhtiyani, dari Nafi, dari Ibnu Umar bahwa Umar pernah bemadzar akan melakukan i'tikaf di zaman jahiliyah, lalu ia bertanya kepada Nabi (mengenai masalah itu). Maka beliau memerintahkannya untuk beri'tikaf di zaman Islam. 387

Musnad Syafi'i #383

مسند الشافعي ٣٨٣: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَ فِي سَفَرِهِ إِلَى مَكَّةَ عَامَ الْفَتْحِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ وَأَمَرَ النَّاسَ أَنْ يُفْطِرُوا، فَقِيلَ لَهُ: إِنَّ النَّاسَ صَامُوا حِينَ صُمْتَ فَدَعَا بِإِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ فَوَضَعَهُ عَلَى يَدِهِ وَأَمَرَ مَنْ بَيْنَ يَدَيْهِ أَنْ يُحْبَسُوا، فَلَمَّا حُبِسُوا وَلَحِقَهُ مَنْ وَرَاءَهُ رَفَعَ الْإِنَاءَ إِلَى فِيهِ فَشَرِبَ وَفِي حَدِيثِهِمَا أَوْ حَدِيثِ أَحَدِهِمَا: وَذَلِكَ بَعْدَ الْعَصْرِ

Musnad Syafi'i 383: Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Daramardi mengabarkan kepada kami dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir bin Abdullah : Bahwa Nabi puasa dalam perjalanannya ke Makkah pada tahun kemenangan kota Makkah di bulan Ramadhan, dan beliau memerintahkan orang-orang untuk berbuka (tidak puasa). Lalu dikatakan kepada beliau, “Sesungguhnya orang-orang tetap puasa ketika melihat engkau puasa.” Lalu beliau meminta sebuah wadah berisi air, kemudian wadah itu diletakkan di hadapannya dan beliau memerintahkan orang-orang yang berada di depannya untuk berhenti. Ketika mereka berhenti menunggu dan orang-orang yang tertinggal di belakangnya dapat bergabung dengannya, maka beliau mengangkat wadah itu ke mulutnya, lalu beliau minum. 388 Dalam hadits keduanya atau salah satu dari keduanya, terdapat redaksi: Yang demikian itu setelah Ashar

Musnad Syafi'i #384

مسند الشافعي ٣٨٤: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمَدِينَةِ حَتَّى كَانَ بِكُرَاعِ الْغَمِيمِ وَهُوَ صَائِمٌ، ثُمَّ رَفَعَ إِنَاءً فَوَضَعَهُ عَلَى يَدِهِ وَهُوَ عَلَى الرَّحْلِ، فَحَبَسَ مَنْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَدْرَكَهُ مَنْ وَرَاءَهُ، ثُمَّ شَرِبَ وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ

Musnad Syafi'i 384: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir bin Abdullah , ia berkata, “Nabi berangkat dari Madinah; dan ketika sampai di Karra' Al Ghamim, beliau masih tetap berpuasa. Kemudian beliau mengangkat sebuah wadah, lalu meletakkannya di mulutnya yang saat itu beliau berada di atas hewan kendaraannya. Beliau menghentikan orang-orang yang berjalan di depannya hingga orang-orang yang tertinggal di belakang dapat menyusulnya, setelah itu barulah beliau minum, sedangkan semua orang melihatnya.''389

Musnad Syafi'i #385

مسند الشافعي ٣٨٥: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، وَعَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رَوَّادٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ، كَانَ لَا يَرَى بَأْسًا أَنْ يُفْطِرَ الْإِنْسَانُ فِي صِيَامِ التَّطَوُّعِ، وَيُضْرَبُ لِذَلِكَ أَمْثَالًا: رَجُلٌ طَافَ سَبْعًا وَلَمْ يُوَفِّهِ فَلَهُ مَا احْتَسَبَ أَوْ صَلَّى رَكْعَةً وَلَمْ يُصَلِّ أُخْرَى فَلَهُ أَجْرُ مَا احْتَسَبَ

Musnad Syafi'i 385: Muslim bin Khalid dan Abdul Majid bin Abdul Aziz bin Ruwad mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha' bin Abu Rabah: Bahwa Ibnu Abbas tidak memandang sebagai suatu masalah bila seseorang membatalkan puasa sunahnya. Lalu ia memberikan suatu perumpamaan untuk hal tersebut, yaitu: seorang lelaki hendak melakukan thawaf tujuh kali putaran, tetapi ternyata ia tidak dapat memenuhi seluruhnya, maka baginya pahala dari apa yang telah dilakukannya. Atau, ia shalat satu rakaat tanpa melanjutkannya dengan rakaat yang lain, maka baginya pahala dari apa yang telah dikerjakannya. 390

Musnad Syafi'i #386

مسند الشافعي ٣٨٦: أَخْبَرَنَا مُسْلِمٌ، وَعَبْدُ الْمَجِيدِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ قَالَ: كَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ لَا يَرَى بِالْإِفْطَارِ فِي صِيَامِ التَّطَوُّعِ بَأْسًا

Musnad Syafi'i 386: Muslim dan Abdul Majid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Amr bin Dinar, ia berkata, “Ibnu Abbas tidak memandang sebagai suatu masalah bila membatalkan puasa sunah.” 391

Musnad Syafi'i #387

مسند الشافعي ٣٨٧: أَخْبَرَنَا مُسْلِمٌ، وَعَبْدُ الْمَجِيدِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّهُ كَانَ لَا يَرَى بِالْإِفْطَارِ فِي صِيَامِ التَّطَوُّعِ بَأْسًا

Musnad Syafi'i 387: Muslim dan Abdul Majid mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Juraij dari Abu Az-Zubair dari Jabir bin Abdullah: Bahwa ia tidak melihat ada dosa dalam membatalkan puasa sunah. 392

Musnad Syafi'i #388

مسند الشافعي ٣٨٨: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَجِيدِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَ يَأْتِي أَهْلَهُ حِينَ يَنْتَصِفُ النَّهَارُ أَوْ قَبْلَهُ فَيَقُولُ: هَلْ مِنْ غَدَاءٍ؟ فَيَجِدُهُ أَوْ لَا يَجِدُهُ، فَيَقُولُ: «لَأَصُومَنَّ هَذَا الْيَوْمَ، فَيَصُومُهُ وَإِنْ كَانَ مُفْطِرًا وَبَلَغَ ذَلِكَ الْحِينَ وَهُوَ مُفْطِرٌ» قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنَا عَطَاءٌ: وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ حِينَ يُصْبِحُ مُفْطِرًا حَتَّى الضُّحَى أَوْ بَعْدَهُ، وَلَعَلَّهُ أَنْ يَكُونَ وَجَدَ غَدَاءً وَلَمْ يَجِدْهُ

Musnad Syafi'i 388: Abdul Majid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha', dari Abu Ad-Darda' : Bahwa ia datang kepada keluarganya di saat tengah hari atau sebelumnya, lalu ia berkata, “Apakah ada makan siang?” Bila menemukannya (maka ia makan), atau bila tidak menemukannya, maka ia berkata, “Aku benar-benar akan puasa hari ini.” Lalu ia puasa di hari itu sekalipun dalam keadaan mufthir (tidak berniat puasa). Kemudian hal tersebut sampai kepada Al Husain yang sedang dalam keadaan mufthir. Ibnu Juraij mengatakan bahwa Atha menceritakan kepada kami dan telah sampai kepadanya (Ibnu Juraij) bahwa dia (Atha) melakukan hal yang sama sampai pagi hari dalam keadaan mufthir hingga waktu duha atau sesudahnya, barangkali dia berharap menemukan makanan atau tidak. 393