وَمِنْ كِتَابِ الرَّضَاعِ

Kitab Pembahasan Tentang Persusuan

Musnad Syafi'i #1456

مسند الشافعي ١٤٥٦: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ عَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ عِنْدَهَا، وَأَنَّهَا سَمِعَتْ صَوْتَ رَجُلٍ يَسْتَأْذِنُ فِي بَيْتِ حَفْصَةَ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا رَجُلٌ يَسْتَأْذِنُ فِي بَيْتِكَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُرَاهُ فُلَانًا» . لِعَمِّ حَفْصَةَ مِنَ الرَّضَاعَةِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَوْ كَانَ فُلَانٌ حَيًّا، لِعَمِّهَا مِنَ الرَّضَاعَةِ، يَدْخُلُ عَلَيَّ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَعَمْ، إِنَّ الرَّضَاعَةَ تُحَرِّمُ مَا تُحَرِّمُ الْوِلَادَةُ»

Musnad Syafi'i 1456: Malik mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abu Bakar, dari Amrah binti Abdurrahman: Aisyah -istri Nabi - mengabarkan kepadanya (Amrah) bahwa ketika Nabi sedang berada dalam gilirannya, ia mendengar suara lelaki meminta izin untuk masuk ke rumah Hafshah. Aisyah melanjutkan kisahnya: Maka aku bertanya, "Wahai Rasulullah, ini ada orang lelaki meminta izin di dalam rumahmu?" Rasulullah menjawab, "Aku melihatnya, adalah si fulan, saudara sesusuan paman Hafshah" Maka aku berkata, "Wahai Rasulullah, seandainya si fulan masih hidup, yakni saudara sesusuan pamannya, bolehkah ia masuk menemuiku?" Rasulullah menjawab, "Ya, sesungguhnya radha'ah (saudara sesusuan) menjadikan mahram sama dengan mahram karena kelahiran (senasab), "688

Musnad Syafi'i #1457

مسند الشافعي ١٤٥٧: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ جُدْعَانَ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ الْمُسَيِّبِ، يُحَدِّثُ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ لَكَ فِي بِنْتِ عَمِّكَ بِنْتِ حَمْزَةَ؛ فَإِنَّهَا أَجْمَلُ فَتَاةٍ فِي قُرَيْشٍ، فَقَالَ: «أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ حَمْزَةَ أَخِي مِنَ الرَّضَاعَةِ، وَأَنَّ اللَّهَ حَرَّمَ مِنَ الرَّضَاعَةِ مَا حَرَّمَ مِنَ النَّسَبِ»

Musnad Syafi'i 1457: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, ia pernah mendengar Ibnu Jad'an mengatakan: Aku mendengar Ibnu Al Musayyab menceritakan sebuah hadits dari Ali bin Abu Thalib seperti berikut: Bahwa Ali pernah berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau berminat terhadap anak perempuan pamanmu, Hamzah, karena sesungguhnya dia adalah gadis Quraisy yang paling cantik?" Nabi bersabda, "Tidakkah kamu mengetahui bahwa Hamzah adalah saudara sepersusuanku, dan bahwa Allah telah mengharamkan karena saudara sepersusuan hal-hal yang diharamkan karena saudara senasab?"

Musnad Syafi'i #1458

مسند الشافعي ١٤٥٨: أَخْبَرَنَا الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ابْنَةِ حَمْزَةَ مِثْلَ حَدِيثِ سُفْيَانَ

Musnad Syafi'i 1458: Ad-Darawardi menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah , dari Nabi tentang anak perempuan Hamzah semisal dengan hadits Sufyan. 689

Musnad Syafi'i #1459

مسند الشافعي ١٤٥٩: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الشَّرِيدِ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ، سُئِلَ عَنْ رَجُلٍ، كَانَتْ لَهُ امْرَأَتَانِ فَأَرْضَعَتْ إِحْدَاهُمَا غُلَامًا وَأَرْضَعَتِ الْأُخْرَى جَارِيَةً، فَقِيلَ لَهُ: هَلْ يَتَزَوَّجُ الْغُلَامُ الْجَارِيَةَ؟ فَقَالَ: «لَا، اللِّقَاحُ وَاحِدٌ»

Musnad Syafi'i 1459: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Amr bin Asy-Syarid: Bahwa Ibnu Abbas ditanya mengenai seorang lelaki yang mempunyai 2 orang istri, sedangkan salah seorang dari keduanya menyusukan seorang bayi laki-laki dan yang lainnya menyusukan seorang bayi perempuan. Maka dikatakan kepadanya, "Bolehkah anak laki-laki itu kawin dengan anak perempuan tersebut?" Ibnu Abbas menjawab, "Tidak boleh, karena liqah (pembuahan)nya berasal dari sumber yang sama."690

Musnad Syafi'i #1460

مسند الشافعي ١٤٦٠: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا كَانَتْ تَقُولُ: «نَزَلَ الْقُرْآنُ بِعَشْرِ رَضَعَاتٍ مَعْلُومَاتٍ يُحَرِّمْنَ، ثُمَّ صُيِّرْنَ إِلَى خَمْسٍ يُحَرِّمْنَ» ، فَكَانَ لَا يَدْخُلُ عَلَى عَائِشَةَ إِلَّا مَنِ اسْتَكْمَلَ خَمْسَ رَضَعَاتٍ

Musnad Syafi'i 1460: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Amrah, dari Aisyah , ia mengatakan: Al Qur'an menurunkan 10 kali menyusu yang dimaklumi dapat menjadikan mahram, kemudian dijadikan menjadi 5 kali menyusu dapat menjadikan mahram. Maka, tidak ada seorang pun yang masuk menemui Aisyah kecuali orang yang telah melengkapi 5 kali menyusu. 691

Musnad Syafi'i #1461

مسند الشافعي ١٤٦١: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْحَجَّاجِ بْنِ الْحَجَّاجِ، أَظُنُّهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «لَا يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعَةِ إِلَّا مَا فَتَقَ الْأَمْعَاءَ»

Musnad Syafi'i 1461: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Al Hajjaj -aku menduganya dari Abu Hurairah - yang mengatakan: Tidaklah mengharamkan sepersusuan itu kecuali sebanyak yang dapat mengenyangkan perut.

Musnad Syafi'i #1462

مسند الشافعي ١٤٦٢: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تُحَرِّمُ الْمَصَّةُ وَلَا الْمَصَّتَانِ، وَلَا الرَّضْعَةُ وَلَا الرَّضْعَتَانِ»

Musnad Syafi'i 1462: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Abdullah bin Zubair bahwa Nabi telah bersabda, "Tidak dapat menjadikan mahram sekali sedot, tidak 2 kali sedot, tidak sekali menyusu, tidak pula 2 kali menyusu."692

Musnad Syafi'i #1463

مسند الشافعي ١٤٦٣: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ امْرَأَةَ أَبِي حُذَيْفَةَ أَنْ تُرْضِعَ سَالِمًا خَمْسَ رَضَعَاتٍ يَحْرُمُ بِلَبَنِهَا فَفَعَلَتْ، فَكَانَتْ تَرَاهُ ابْنًا

Musnad Syafi'i 1463: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Urwah bin Zubair RA: Bahwa Nabi SAW memerintahkan istri Abu Hudzaifah agar menyusukan Salim sebanyak 5 kali susuan agar menjadi mahram berkat air susunya. Maka, istri Abu Hudzaifah melakukannya, dan (setelah itu) dia menganggapnya sebagai anak sendiri. 693

Musnad Syafi'i #1464

مسند الشافعي ١٤٦٤: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ رَضَاعَةَ الْكَبِيرِ، فَقَالَ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ أَبَا حُذَيْفَةَ بْنَ عُتْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ، وَكَانَ، مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ شَهِدَ بَدْرًا، وَكَانَ قَدْ تَبَنَّى سَالِمًا الَّذِي يُقَالُ لَهُ سَالِمٌ مَوْلَى أَبِي حُذَيْفَةَ كَمَا تَبَنَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَيْدَ بْنَ حَارِثَةَ، وَأَنْكَحَ أَبُو حُذَيْفَةَ سَالِمًا وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ ابْنُهُ، فَأَنْكَحَهُ بِنْتَ أَخِيهِ فَاطِمَةَ بِنْتَ الْوَلِيدِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ، وَهِيَ يَوْمَئِذٍ مِنَ الْمُهَاجِرَاتِ الْأُوَلِ، وَهِيَ يَوْمَئِذٍ مِنْ أَفْضَلِ أَيَامَى قُرَيْشٍ، فَلَمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ مَا أَنْزَلَ فَقَالَ: {ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ، فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ} [الْأَحْزَاب: 5] رَدَّ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْ أُولَئِكِ مَنْ تَبَنَّى إِلَى أَبِيهِ، فَإِنْ لَمْ يَعْلَمْ أَبَاهُ رَدَّهُ إِلَى الْمَوَالِي، فَجَاءَتْ سَهْلَةُ بِنْتُ سُهَيْلٍ، وَهِيَ امْرَأَةُ أَبِي حُذَيْفَةَ، وَهِيَ مِنْ بَنِي عَامِرِ بْنِ لُؤَيٍّ، إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كُنَّا نَرَى سَالِمًا وَلَدًا، وَكَانَ يَدْخُلُ عَلَيَّ وَأَنَا فُضُلٌ، وَلَيْسَ لَنَا إِلَّا بَيْتٌ وَاحِدٌ، فَمَاذَا تَرَى فِي شَأْنِهِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا بَلَغَنَا: «أَرْضِعِيهِ خَمْسَ رَضَعَاتٍ فَيَحْرُمُ بِلَبَنِهَا» . فَفَعَلَتْ، وَكَانَتْ تَرَاهُ ابْنًا مِنَ الرَّضَاعَةِ، فَأَخَذَتْ بِذَلِكَ عَائِشَةُ فِيمَنْ كَانَتْ تُحِبُّ أَنْ يَدْخُلَ عَلَيْهَا مِنَ الرِّجَالِ، فَكَانَتْ تَأْمُرُ أُخْتَهَا أُمَّ كُلْثُومٍ وَبَنَاتِ أُخْتِهَا يُرْضِعْنَ لَهَا مَنْ أَحَبَّتْ أَنْ يَدْخُلَ عَلَيْهَا مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ، وَأَبَى سَائِرُ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَدْخُلَ عَلَيْهِنَّ بِتِلْكَ الرَّضَاعَةِ أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ، وَقُلْنَ: مَا نَرَى الَّذِي أَمَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَهْلَةَ بِنْتَ سُهَيْلٍ إِلَّا رُخْصَةً فِي سَالِمٍ وَحْدَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. لَا يَدْخُلُ عَلَيْنَا بِهَذِهِ الرَّضَاعَةِ أَحَدٌ. فَعَلَى هَذَا مِنَ الْخَبَرِ كَانَ أَزْوَاجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَضَاعَةِ الْكَبِيرِ

Musnad Syafi'i 1464: Malik menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab bahwa ia pernah ditanya mengenai penyusuan anak yang sudah besar, ia mengatakan: Urwah bin Zubair pernah mengabarkan kepadaku bahwa Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabi'ah adalah salah seorang sahabat Rasulullah . Ia ikut dalam perang Badar dan mengambil Salim sebagai anak angkatnya, hingga Salim dikenal dengan sebutan Salim maula Abu Hudzaifah. Perihalnya sama dengan Rasulullah SAW mengambil Zaid bin Haritsah sebagai anak angkatnya. Dan, Abu Hudzaifah menikahkan Salim, sedangkan ia menganggapnya sebagai anak sendiri. Abu Hudzaifah menikahkan Salim dengan keponakan perempuannya, yaitu Fatimah binti Walid bin Utbah bin Rabi'ah. Fatimah pada saat itu termasuk kaum wanita Muhajirin yang pertama, juga merupakan wanita Quraisy yang paling utama. Ketika Allah menurunkam firman-Nya mengenai Zaid bin Harits, yaitu: "Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah. Dan jika kalian tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudara seagama dan maula-maula kalian." (Qs. Al Ahzaab [33]: 5) Maka, tiap-tiap orang dari mereka mengembalikan sebutan anak-anak angkat mereka kepada ayahnya masing-masing. Dan, jika ia tidak mengetahui nama ayah dari anak yang diangkatnya, maka dikembalikan kepada walinya. Kemudian datanglah Sahlah binti Suhail dari kalangan Bani Amir bin Luay, istri Abu Hudzaifah, kepada Rasulullah . Lalu ia berkata kepada Rasulullah , "Wahai Rasulullah, kami menganggap bahwa Salim masih anak-anak, sedangkan dia bebas masuk kepadaku dan aku sendiri orang yang tidak mampu, aku tidak mempunyai kecuali hanya sebuah rumah. Maka, bagaimanakah sebaiknya menurutmu mengenai dia?" Menurut berita yang sampai kepada kami, Nabi SAW bersabda demikian, "Susukanlah dia sebanyak 5 kali menyusu, dia akan menjadi mahram berkat air susu itu." Maka Sahlah melakukan hal tersebut, sejak saat itu Sahlah menganggap Salim sebagai anak susuannya, dan Aisyah mengambil ketentuan tersebut terhadap kaum lelaki yang ia sukai boleh masuk menemuinya. Dan, ia menganjurkan kepada saudara perempuannya —Ummu Kaltsum— serta anak-anak perempuan saudaranya agar mau menyusukan orang yang disukai untuk masuk menemuinya dari kalangan kaum laki-laki dan kaum wanita, sedangkan para istri Nabi menolak bila seseorang boleh masuk menemui mereka karena faktor menyusukan seperti itu. Mereka berkata, "Kami tidak lain berpandangan terhadap apa yang diperintahkan oleh Rasulullah kepada Sahlah binti Suhail hanyalah rukhshah semata terhadap Salim dari beliau sendiri. Tetapi tidak boleh ada seorang pun masuk menemui kami lantaran penyusuan seperti itu." Berdasarkan hal tersebut disebutkan di dalam hadits bahwa istri Nabi ada yang melakukan penyusuan terhadap anak yang sudah besar. 694

Musnad Syafi'i #1465

مسند الشافعي ١٤٦٥: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ عُمَرَ، مَلَكَ مِائَةَ سَهْمٍ مِنْ خَيْبَرَ اشْتَرَاهَا فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَصَبْتُ مَالًا لَمْ أُصِبْ مِثْلَهُ قَطُّ، وَقَدْ أَرَدْتُ أَنْ أَتَقَرَّبَ بِهِ إِلَى اللَّهِ، فَقَالَ: «حَبْسُ الْأَصْلِ، وَسَبْلُ الثَّمَرَةِ»

Musnad Syafi'i 1465: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar: Bahwa Umar memiliki 100 bagian dari tanah Khaibar yang ia beli, lalu ia datang kepada Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memperoleh harta yang belum pernah kuperoleh sebelumnya sebanyak itu, sedangkan aku bermaksud akan menjadikannya sebagai sarana ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah ." Maka Nabi bersabda, "Pertahankanlah pokoknya, dan manfaatkanlah hasilnya di jalan Allah."695