وَمِنْ كِتَابِ الْأَمَالِي فِي الصَّلَاةِ

Kitab Bagian Pembahasan tentang Amal pada Shalat

Musnad Syafi'i #189

مسند الشافعي ١٨٩: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: " أَبْصَرَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ رَجُلًا عَلَيْهِ هَيْئَةَ السَّفَرِ فَسَمِعَهُ يَقُولُ: لَوْلَا أَنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ لَخَرَجْتُ، فَقَالَ عُمَرُ: اخْرُجْ، فَإِنَّ الْجُمُعَةَ لَا تَحْبِسُ عَنْ سَفَرٍ "

Musnad Syafi'i 189: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, dari Al Aswad bin Qais dari bapaknya, ia pernah berkata, "Umar bin Al Khaththab pernah melihat seorang lelaki yang mengunakan peralatan untuk bepergian lalu ia mendengarnya mengucapkan, 'Kalau bukan karena hari ini adalah jumat, maka aku akan bepergian', lalu Umar berkata “Pergilah karena sesungguhnya jumat tidak menahan seseorang untuk bepergian'.” 195

Musnad Syafi'i #190

مسند الشافعي ١٩٠: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي ذِئْبٍ قَالَ: دُعِيَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ لِسَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ وَهُوَ يَمُوتُ، وَابْنُ عُمَرَ يَسْتَجْمِرُ لِلْجُمُعَةِ، فَأَتَاهُ وَتَرَكَ الْجُمُعَةَ وَأُخْبِرْتُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، مِثْلَهُ، أَوْ مِثْلَ مَعْنَاهُ

Musnad Syafi'i 190: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Najih dari Ismail bin Abdurrahman bin Abu Di'b, ia berkata, ”Abdullah bin Umar pernah dipanggil untuk urusan Sa'id bin Zaid yang meninggal dunia, dan Ibnu Umar saat sedang melakukan istijmar untuk melaksanakan shalat jumat, lalu ia mendatanginya dan meninggalkan jumat.” Dan telah dikabarkan suatu hadits kepadaku dari Abdullah bin Umar dari Nafi, dari Ibnu Umar dengan redaksi semisalnya atau dengan makna semisalnya.." 196

Musnad Syafi'i #191

مسند الشافعي ١٩١: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، وَعَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ أَحَدُهُمَا: كَانَ إِذَا ابْتَدَأَ الصَّلَاةَ، وَقَالَ الْآخَرُ: كَانَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ قَالَ: «وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ» ، قَالَ أَحَدُهُمَا: «وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ» ، وَقَالَ الْآخَرُ: «وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ» قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: ثُمَّ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ بِالتَّعَوُّذِ ثُمَّ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الْفَاتِحَة: 1] . فَإِذَا أَتَى عَلَيْهَا قَالَ: «آمِينَ» وَيَقُولُ مَنْ خَلْفُهُ، إِنْ كَانَ إِمَامًا يَرْفَعُ صَوْتَهُ حَتَّى يُسْمِعَ مَنْ خَلْفَهُ إِذَا كَانَ يَجْهَرُ بِالْقِرَاءَةِ

Musnad Syafi'i 191: Muslim bin Khalid dan Abdul Majid bin Abdul Aziz mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Juraij dari Musa bin Uqbah dari Abdullah bin Al Fadhl dari Abdurrahman Al A'raj dari Ubaidullah bin Abu Rafi' dari Ali bin Abu Thalib bahwa Rasulullah bersabda, salah satunya adalah: Ketika shalat dimulai (yang lain berkata) jika membuka shalat beliau tersabda, “Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menguasai langit dan bumi secara hanif dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah yang memelihara alam, tidak ada serikat kepada-Nya dan demikianlah yang diperintahkan (yang lainnya berkata) dan aku termasuk golongan kaum muslimin pertama (yang lainnya berkata) aku temasuk golongan kaum muslimin.” Asy-Syafi'i berkata, “Kemudian ia membaca Al Qur'an dengan ta'awudz lalu bismillaahirrahmanirrahim jika sampai diakhir ia berkata, “Amin” dan orang yang terada dibelakangnya juga mengatakan yang sama, jika ia adalah imam, maka ia mengangkat suanya hingga bisa didengar oleh orang yang ada dibelakangnya."197

Musnad Syafi'i #192

مسند الشافعي ١٩٢: أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي يَحْيَى، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: جَاءَتِ الْحَطَّابَةُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا لَا نَزَالُ سَفْرًا، كَيْفَ نَصْنَعُ بِالصَّلَاةِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ثَلَاثُ تَسْبِيحَاتٍ رُكُوعًا، وَثَلَاثُ تَسْبِيحَاتٍ سُجُودًا»

Musnad Syafi'i 192: Ibnu Abu Yahya mengabarkan kepada kami dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, ia mengatakan: Orang-orang pencari kayu datang kepada Rasulullah , lalu bertanya, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kami terus-menerus dalam jalanan, apakah yang harus kami lakukan dengan shalat kami?” Rasulullah tersabda, “Tiga kali tasbih dalam ruku dan tiga kali tasbih dalam sujud” 198

Musnad Syafi'i #193

مسند الشافعي ١٩٣: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ يَزِيدَ الْهُذَلِيِّ، عَنْ عَوْنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا رَكَعَ أَحَدُكُمْ فَقَالَ: سُبْحَانَ رَبِّي الْعَظِيمِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَدْ تَمَّ رُكُوعُهُ، وَذَلِكَ أَدْنَاهُ، وَإِذَا سَجَدَ فَقَالَ: سُبْحَانَ رَبِّي الْأَعْلَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَدْ تَمَّ سُجُودُهُ، وَذَلِكَ أَدْنَاهُ "

Musnad Syafi'i 193: Muhammad bin Ismail mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Dzi'b, dari Ishaq bin Yazid Al Hudzali, dari Auf bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian ruku, lalu mengucapkan, “Subhaana rabbiyal 'azhiimi” sebanyak tiga kali berarti rukunya telah sempurna: yang demikian itu adalah batas minimalnya. Apabila ia sujud lalu mengucapkan 'Subhaana rabbiyal a'laa', sebanyak tiga kali, berarti sujudnya sempurna; yang demikian itu adalah batas minimalnya. "199

Musnad Syafi'i #194

مسند الشافعي ١٩٤: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ جَلَسَ عَلَى أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ. . .» . وَذَكَرَ الْحَدِيثَ

Musnad Syafi'i 194: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Sa'id bin Al Musayyab, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Apabila hari Jum'at tiba, maka duduklah pada tiap-tiap pintu masjid..?" hingga akhir hadits200

Musnad Syafi'i #195

مسند الشافعي ١٩٥: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ: " قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ: أَقْصِرُ إِلَى عَرَفَةَ؟ قَالَ: لَا، وَلَكِنْ إِلَى جُدَّةَ وَعُسْفَانَ وَالطَّائِفِ، وَإِنْ قَدِمْتَ عَلَى أَهْلٍ أَوْ مَاشِيَةٍ فَأَتِمَّ " قَالَ: وَهَذَا قَوْلُ ابْنِ عُمَرَ، وَبِهِ نَأْخُذُ

Musnad Syafi'i 195: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar dari Atha' bin Abu Rabah, ia berkata, aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas, ”Apakah aku boleh mengqashar shalat jika pergi ke Arafah?. Ia berkata, "Namun —kamu boleh mengqashar jika pergi- ke Jeddah Ashfan atau Tha'if, jika kamu telah tiba di suatu keluarga ataii diperbendaharaan, maka sempurnakanlah —shalat— dan ia berkata, "Dan ini adalah perkataan Ibnu Umar dan inilah yang kami ambil."201

Musnad Syafi'i #196

مسند الشافعي ١٩٦: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي عَمَّارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَابَاهِ، وَعَنْ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ: قُلْتُ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ: ذَكَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْقَصْرَ فِي الْخَوْفِ، فَأَنَّى الْقَصْرُ فِي غَيْرِ الْخَوْفِ؟ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: عَجِبْتُ مِمَّا عَجِبْتَ مِنْهُ، فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللَّهُ بِهَا عَلَيْكُمْ، فَاقْبَلُوا صَدَقَتُهُ»

Musnad Syafi'i 196: Muslim bin Khalid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Ammar, dari Abdullah bin Babah, dan dari Ya'la bin Umayah, ia mengatakan: Aku pernah bertanya kepada Umar bin Al Khaththab, “Allah telah menyebutkan qashar dalam keadaan khauf, bagaimanakah qashar yang bukan dalam keadaan khauf?” Umar bin Khaththab menjawab, “Aku pun pernah merasa heran seperti yang kamu alami, maka aku bertanya kepada Rasulullah , lalu beliau menjawab. “Hal itu merupakan sedekah yang diberikan Allah kepada kalian, terimalah sedekah-Nya” 202

Musnad Syafi'i #197

مسند الشافعي ١٩٧: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ أَبِي تَمِيمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: «سَافَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ آمَنَّا لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ» قَالَ الْأَصَمُّ: أَظُنُّهُ سَقَطَ مِنْ كِتَابِي ابْنُ عَبَّاسٍ

Musnad Syafi'i 197: Abdul Wahab bin Abdul Majid mengabarkan kepada kami dari Ayyub bin Abu Tamimah, dari Muhammad bin Sirin, dari Ibnu Abbas , ia berkata, Rasulullah mengadakan perjalanan di antara kota Makkah dan Madinah dalam keadaan aman, tidak ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah SWT, dan beliau shalat dua rakaat”203

Musnad Syafi'i #198

مسند الشافعي ١٩٨: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ، عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: «سَافَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ آمَنَّا لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ، يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ»

Musnad Syafi'i 198: Abdul Wahab mengabarkan kepada kami dari Ayyub Asy-Syakhtiyani, dari Muhammad bin Sirin, dari Ibnu Abbas , ia berkata, “Rasulullah mengadakan perjalanan atara kota Makkah dan Madinah dalam keadaan aman. Beliau tidak merasa takut kecuali hanya kepada Allah, dan beliau melakukan shalat dua rakaat. 204