مِنَ الْجُزْءِ الثَّانِي مِنَ اخْتِلَافِ الْحَدِيثِ مِنَ الْأَصْلِ الْعَتِيقِ

Kitab Bagian dari Juz ke 2 : Perbedaan Hadits dari Al-Ashlul Atiq

Musnad Syafi'i #805

مسند الشافعي ٨٠٥: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، وَعَنِ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ

Musnad Syafi'i 805: Malik mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Yahya bin Habban, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah : Bahwa Rasulullah melarang melakukan shalat Ashar hingga matahari tenggelam, juga —melarang— melakukan shalat sesudah Subuh hingga matahari terbit. 53

Musnad Syafi'i #806

مسند الشافعي ٨٠٦: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَتَحَرَّى أَحَدُكُمْ فَيُصَلِّي عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَلَا عِنْدَ غُرُوبِهَا»

Musnad Syafi'i 806: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar , bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Janganlah seseorang di antara kalian bersikeras untuk melakukan shalat di saat matahari terbit dan di kala tenggelam"54

Musnad Syafi'i #807

مسند الشافعي ٨٠٧: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ الصُّنَابِحِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ تَطْلُعُ وَمَعَهَا قَرْنُ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا ارْتَفَعَتْ فَارَقَهَا، فَإِذَا اسْتَوَتْ قَارَنَهَا، فَإِذَا دَنَتْ لِلْغُرُوبِ قَارَنَهَا، فَإِذَا غَرَبَتْ فَارَقَهَا» . وَنَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّلَاةِ فِي تِلْكَ السَّاعَاتِ

Musnad Syafi'i 807: Malik menceritakan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar, dari Abdullah Ash-Shanabihi bahwa Nabi pernah bersabda, "Sesungguhnya matahari itu terbit dibarengi tanduk syetan. Apabila matahari meninggi, maka ia ditinggalkannya. Apabila berada di tengah langit, ia menyertainya; tetapi apabila telah tergelincir dari tengah langit, ditinggalkannya. Apabila matahari mulai tenggelam, ia menemaninya; tetapi apabila telah tenggelam, maka ia meninggalkannya." Rasulullah melarang melakukan shalat di waktu-waktu tersebut. 55

Musnad Syafi'i #808

مسند الشافعي ٨٠٨: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنِ ابْنِ الْمُسَيِّبِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَامَ عَنِ الصُّبْحِ فَصَلَّاهَا بَعْدَمَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ ثُمَّ قَالَ: " مَنْ نَسِيَ الصَّلَاةَ فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ: {أَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي} [طه: 14] "

Musnad Syafi'i 808: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Ibnu Al Musayyab : Bahwa Rasulullah tertidur hingga waktu subuh lewat, lalu beliau mengerjakannya sesudah matahari terbit, kemudian bersabda, "Barangsiapa lupa akan shalatnya, hendaklah ia mengerjakannya apabila ingat kepadanya, karena sesungguhnya Allah berfirman, 'Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku'." (Q.S. Thaahaa [20]: 14)56

Musnad Syafi'i #809

مسند الشافعي ٨٠٩: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرٍو، يَعْنِي ابْنَ دِينَارٍ، عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ رَجُلٍ، مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَعَرَّسَ فَقَالَ: «أَلَا رَجُلٌ صَالِحٌ يَكْلَؤُنَا اللَّيْلَةَ؛ لَا نَرْقُدُ عَنِ الصَّلَاةِ» . فَقَالَ بِلَالٌ: أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: فَاسْتَنَدَ بِلَالٌ إِلَى رَاحِلَتِهِ وَاسْتَقْبَلَ الْفَجْرَ فَلَمْ يَفْزَعُوا إِلَّا بَحْرِ الشَّمْسِ فِي وُجُوهِهِمْ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا بِلَالُ، أَيْنَ مَا قُلْتَ؟» فَقَالَ بِلَالٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخَذَ بِنَفْسِيَ الَّذِي أَخَذَ بِنَفْسِكَ، قَالَ: فَتَوَضَّأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ اقْتَادُوا شَيْئًا، ثُمَّ صَلَّى الْفَجْرَ

Musnad Syafi'i 809: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Amr —yakni Ibnu Dinar—, dari Nafi' bin Jubair, dari seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi , ia mengatakan: Nabi pernah melakukan suatu perjalanan, lalu beliau turun beristirahat di akhir malam. Maka Nabi bersabda, "Adakah seorang lelaki shalih (baik hati) yang menjaga kita malam ini dan tidak tidur agar tidak ketinggalan shalat?" Maka Bilal berkata, "Aku, wahai Rasulullah!" Maka Bilal menyandarkan punggungnya pada unta kendaraannya sebelum fajar, dan ternyata mereka tidak terbangun melainkan setelah merasakan panas matahari menerpa wajah mereka. Maka Rasulullah bersabda, "Hai Bilal, mana —janji— yang kamu katakan?" Bilal menjawab, "Wahai Rasulullah, aku mengalami hal yang sama seperti yang engkau alami." Maka Rasulullah berwudhu, kemudian shalat 2 rakaat sunah subuh, setelah itu beliau bersabda, "Tuntunlah sedikit kendaraan kalian," Kemudian beliau melaksanakan shalat Subuh.

Musnad Syafi'i #810

مسند الشافعي ٨١٠: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَابَاهِ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ، مَنْ وَلِيَ مِنْكُمْ مِنْ أَمْرِ النَّاسِ شَيْئًا فَلَا يَمْنَعَنَّ أَحَدًا طَافَ بِهَذَا الْبَيْتِ وَصَلَّى أَيَّ سَاعَةٍ شَاءَ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ»

Musnad Syafi'i 810: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zubair Al Makki, dari Abdullah bin Babah, dari Jubair bin Muth'im bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Hai Bani Abdu Manaf. Barangsiapa di antara kalian menguasai sesuatu dari urusan manusia, maka jangan sekali-kali ia melarang seseorang thawaf di Baitullah ini dan shalat di waktu kapanpun yang disukainya, di malam ataupun siang hari."58

Musnad Syafi'i #811

مسند الشافعي ٨١١: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، وَعَبْدُ الْمَجِيدِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ، أَوْ مِثْلَ مَعْنَاهُ لَا يُخَالِفُهُ، وَزَادَ عَطَاءٌ: يَا بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، أَوْ يَا بَنِي هَاشِمٍ، أَوْ يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ

Musnad Syafi'i 811: Muslim bin Khalid dan Abdul Majid menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha', dari Nabi dengan hadits yang semisalnya, atau semisal dengan maknanya, tanpa ada perbedaan, tetapi Atha' menambahkan, "Hai Bani Abdul Muthalib, atau hai Bani Hasyim, atau hai Bani Abdu Manaf!" 59

Musnad Syafi'i #812

مسند الشافعي ٨١٢: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي لَبِيدٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ قَالَ: قَدِمَ مُعَاوِيَةُ الْمَدِينَةَ، فَبَيْنَمَا هُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ إِذْ قَالَ: يَا كَثِيرُ بْنُ الصَّلْتِ، اذْهَبْ إِلَى عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ فَسَلْهَا عَنْ صَلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ. قَالَ أَبُو سَلَمَةَ: فَذَهَبْتُ مَعَهُ، وَبَعَثَ ابْنُ عَبَّاسٍ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ فَقَالَ: اذْهَبْ فَاسْمَعْ مَا تَقُولُ أُمُّ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَ: فَجَاءَهَا فَسَأَلَهَا فَقَالَتْ لَهُ عَائِشَةُ: لَا عِلْمَ لِي، وَلَكِنِ اذْهَبْ إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ فَسَلْهَا، قَالَ: فَذَهَبْتُ مَعَهُ إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَقَالَتْ: دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ بَعْدَ الْعَصْرِ فَصَلَّى عِنْدِي رَكْعَتَيْنِ لَمْ أَكُنْ أَرَاهُ يُصَلِّيهِمَا فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَقَدْ صَلَّيْتَ صَلَاةً لَمْ أَكُنْ أَرَاكَ تُصَلِّيهَا، فَقَالَ: «إِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ، وَإِنَّهُ قَدِمَ عَلَيَّ وَفْدُ بَنِي تَمِيمٍ، أَوْ صَدَقَةٌ، فَشَغَلُونِي عَنْهُمَا، فَهُمَا هَاتَانِ الرَّكْعَتَانِ»

Musnad Syafi'i 812: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abu Labid, ia mengatakan: Aku pernah mendengar Abu Salamah mengatakan: Muawiyah tiba di Madinah. Ketika berada di atas mimbar, tiba-tiba ia berkata, "Hai Katsir bin Shult, pergilah ke rumah Aisyah Ummul Mukminin dan tanyakanlah kepadanya tentang shalat Nabi 2 rakaat sesudah Ashar!" Abu Salamah mengatakan: Maka aku berangkat bersamanya, dan Ibnu Abbas mengirimkan Abdullah bin Harits bin Naufal bersama kami seraya berpesan, "Pergilah dan dengarkanlah apa yang akan dikatakan oleh Ummul Mukminin." Abu Salamah melanjutkan kisahnya: Maka Katsir datang kepadanya dan menanyakan hal itu kepadanya. Aisyah menjawabnya, "Aku tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, tetapi pergilah kepada Ummu Salamah dan tanyakan kepadanya." Abu Salamah melanjutkan kisahnya: Maka aku pergi bersamanya kepada Ummu Salamah, lalu Ummu Salamah berkata, "Pada suatu hari Rasulullah masuk ke dalam rumahku, lalu shalat 2 rakaat di dalam rumahku, yaitu shalat yang belum pernah aku lihat beliau melakukan hal itu —di waktu tersebut—. Maka aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau mengerjakan suatu shalat yang belum pernah aku melihatmu mengerjakannya'. Maka beliau bersabda, 'Sesungguhnya aku biasa mengerjakan shalat 2 rakaat sesudah zhuhur, dan sesungguhnya telah datang kepadaku delegasi Bani Tamim atau harta zakat, maka aku sibuk hingga meninggalkan 2 rakaat tersebut, kedua rakaat itu adalah yang baru aku kerjakan'." 60

Musnad Syafi'i #813

مسند الشافعي ٨١٣: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ قَيْسٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ، عَنْ جَدِّهِ، قَيْسٍ قَالَ: رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الصُّبْحِ فَقَالَ: «مَا هَاتَانِ يَا قَيْسُ؟» فَقُلْتُ: إِنِّي لَمْ أَكُنْ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، فَسَكَتَ عَنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Musnad Syafi'i 813: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Qais, dari Muhammad bin Ibrahim At-Tamimi, dari kakeknya —yaitu Qais— ia mengatakan: Rasulullah pernah melihatku sedang mengerjakan shalat 2 rakaat sesudah Subuh, maka beliau bertanya, "Hai Qais! Shalat apakah 2 rakaatmu itu?" Aku menjawab, "Sesungguhnya aku belum mengerjakan 2 rakaat sunah Subuh (yakni qabliyah-nya)." Maka, Rasulullah diam.

Musnad Syafi'i #814

مسند الشافعي ٨١٤: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ يَحْيَى بْنَ حَاطِبٍ، حَدَّثَهُ قَالَ: تُوُفِّيَ حَاطِبٌ فَأَعْتَقَ مَنْ صَلَّى مِنْ رَقِيقِهِ وَصَامَ، وَكَانَتْ لَهُ أَمَةٌ نُوبِيَّةٌ قَدْ صَلَّتْ وَصَامَتْ وَهِيَ أَعْجَمِيَّةٌ لَمْ تَفْقَهْ، فَلَمْ تَرُعْهُ إِلَّا بِحَبَلِهَا، وَكَانَتْ ثَيِّبًا، فَذَهَبَ إِلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَحَدَّثَهُ فَقَالَ عُمَرُ: لَأَنْتَ الرَّجُلُ لَا يَأْتِي بِخَيْرٍ، فَأَفْزَعَهُ ذَلِكَ، فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا عُمَرُ فَقَالَ: أَحَبَلْتِ؟ فَقَالَتْ: نَعَمْ، مِنْ مَرْعُوشٍ بِدِرْهَمَيْنِ، فَإِذَا هِيَ تَسْتَهِلُّ بِذَلِكَ لَا تَكْتُمُهُ، قَالَ: وَصَادَفَ عَلِيًّا وَعُثْمَانَ وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ فَقَالَ: أَشِيرُوا عَلَيَّ، قَالَ: وَكَانَ عُثْمَانُ جَالِسًا فَاضْطَجَعَ، فَقَالَ عَلِيُّ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ: قَدْ وَقَعَ عَلَيْهَا الْحَدُّ، فَقَالَ: أَشِرْ عَلَيَّ يَا عُثْمَانُ، فَقَالَ: قَدْ أَشَارَ عَلَيْكَ أَخَوَاكَ، فَقَالَ: أَشِرْ عَلَيَّ أَنْتَ، فَقَالَ: أُرَاهَا تَسْتَهِلُّ بِهِ كَأَنَّهَا لَا تَعْلَمُهُ، وَلَيْسَ الْحَدُّ إِلَّا عَلَى مَنْ عَلِمَهُ، فَقَالَ: صَدَقْتَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، «مَا الْحَدُّ إِلَّا عَلَى مَنْ عَلِمَهُ، فَجَلَدَهَا عُمَرُ مِائَةً وَغَرَّبَهَا عَامًا»

Musnad Syafi'i 814: Muslim bin Khalid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya bahwa Yahya bin Hathib menceritakan kepadanya, ia mengatakan: Hathib meninggal dunia dan ia pernah memerdekakan budak-budaknya yang mengerjakan shalat dan puasa. Tersebutlah bahwa ia mempunyai seorang budak wanita Nubiyah (dari Mesir selatan) ia melaksanakan shalat dan juga puasa. Ia orang a'jam yang belum mengerti, maka tidak ada yang mengejutkan Hathib selain kandungannya, sedangkan ia adalah seorang janda. Maka Hathib berangkat menemui Umar lalu menceritakan hal tersebut kepadanya. Umar berkata, "Sesungguhnya kamu adalah lelaki yang datang tidak membawa kebaikan." Maka jawaban tersebut sangat mengejutkan Hathib. Kemudian Umar mengirim utusan kepada budak perempuan itu, lalu ia bertanya, "Apakah engkau telah mengandung?" Budak itu menjawab, "Ya, dari Mar'us dengan imbalan 2 dirham." Ternyata ia terus-terang mengakui perbuatannya tanpa menyembunyikannya. Yahya bin Hathib melanjutkan kisahnya: Ketika itu ada Ali, Utsman dan Abdurrahman bin Auf, maka umar berkata, "Berilah aku saran." Yahya bin Hathib melanjutkan kisahnya: Saat itu Utsman sedang duduk, lalu ia berbaring, maka Ali dan Abdurrahman bin Auf berkata, "Ia harus dikenai hukuman had." Umar berkata, "Berikanlah saran kepadaku, hai Utsman!" Utsman menjawab, "Kedua saudaramu telah memberikan saran kepadamu." Umar berkata, "Berikanlah saranmu kepadaku." Utsman berkata, "Menurut pendapatku, ia mengaku terus- terang seakan-akan tidak mengetahui hukumnya, sedangkan hukuman had itu hanya berlaku bagi yang mengetahuinya." Umar berkata, "Kamu benar, demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman- Nya, tidaklah hukuman had itu melainkan atas orang yang mengetahuinya." Maka Umar menderanya sebanyak 100 kali, lalu mengasingkannya selama setahun. 62