كِتَابُ الطَّلَاقِ وَالْخُلْعِ وَالْإِيلَاءِ وَغَيْرِهِ

Kitab Talak, Khulu' dan Lain-lain

Sunan Daruquthni #3843

سنن الدارقطني ٣٨٤٣: نا الْقَاضِي الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ جَرِيرِ بْنِ جَبَلَةَ , نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَائِشَةَ , نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ , عَنْ قَتَادَةَ , عَنْ أَنَسٍ , أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ} [البقرة: 229] , فَلِمَ صَارَ ثَلَاثًا؟ " , قَالَ: " {فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ} [البقرة: 229] بِإِحْسَانٍ "

Sunan Daruquthni 3843: Al Qadhi Al Husain bin Ismail menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Jarir bin Jabalah menceritakan kepada kami, Ubaidulah bin Aisyah menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Anas, bahwa seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah, bukankah Allah Ta'ala telah berfirman, 'Talak itu dua kali, lalu mengapa menjadi tiga?" Beliau menjawab, "Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik." (Qs. Al Baqarah [2]: 220)

Grade

Sunan Daruquthni #3844

سنن الدارقطني ٣٨٤٤: نا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ الْقَطَّانُ , وَآخَرُونَ قَالُوا: نا إِدْرِيسُ بْنُ عَبْدِ الْكَرِيمِ الْمُقْرِئُ , نا لَيْثُ بْنُ حَمَّادٍ , نا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ , نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ سُمَيْعٍ الْحَنَفِيُّ , عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ , قَالَ: قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّي أَسْمَعُ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ {الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ} [البقرة: 229] , فَأَيْنَ الثَّالِثَةُ؟ , قَالَ: " {فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ} [البقرة: 229] بِإِحْسَانٍ هِيَ الثَّالِثَةُ ". كَذَا قَالَ عَنْ أَنَسٍ وَالصَّوَابُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ سُمَيْعٍ , عَنْ أَبِي رَزِينٍ مُرْسَلٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Sunan Daruquthni 3844: Ahmad bin Muhammad bin Ziyad Al Qaththan dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka berkata: Idris bin Abdul Karim Al Muqri menceritakan kepada kami, Laits bin Hammad menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami Ismail bin Sumai' Al Hanafi menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, dia berkata: Seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, "Sesungguhnya aku mendengar Allah Ta'ala berfirman, 'Talak itu dua kali,'' lalu bagaimana yang ketiga?'." Beliau menjawab, "Boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik adalah yang ketiga." Demikian yang ia katakan, yaitu dari Anas. Yang benar adalah, dari Ismail bin Sumai', dari Abu Razin secara mursal, dari Nabi SAW.

Grade

Sunan Daruquthni #3845

سنن الدارقطني ٣٨٤٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي الثَّلْجِ , نا مُحَمَّدُ بْنُ حَمَّادٍ الطِّهْرَانِيُّ , نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ , أَخْبَرَنِي عَمِّي وَهْبُ بْنُ نَافِعٍ قَالَ: سَمِعْتُ عِكْرِمَةَ , يُحَدِّثُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , يَقُولُ: " الطَّلَاقُ عَلَى أَرْبَعَةِ وُجُوهٍ , وَجْهَانِ حَلَالٌ وَوَجْهَانِ حَرَامٌ , فَأَمَّا الْحَلَالُ: فَأَنْ يُطَلِّقَهَا طَاهِرًا عَنْ غَيْرِ جِمَاعٍ , وَأَنْ يُطَلِّقَهَا حَامِلًا مُسْتَبِينًا , وَأَمَّا الْحَرَامُ فَأَنْ يُطَلِّقَهَا وَهِيَ حَائِضٌ , أَوْ يُطَلِّقَهَا حِينَ يُجَامِعَهَا لَا تَدْرِي أَشْتَمَلَ الرَّحِمُ عَلَى وَلَدٍ أَمْ لَا؟ "

Sunan Daruquthni 3845: Muhammad bin Ahmad Abu Ats-Tsalj menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hammad Ath-Thihrani menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, pamanku Wahb bin Nafi' mengabarkan kepadaku, dia berkata: "Aku mendengar Ikrimah menceritakan dari Ibnu Abbas, dia berkata, 'Talak itu ada empat macam. Dua macam halal dan dua macam haram. Yang halal adalah: Menalaknya (yakni menalak istri) dalam keadaan suci tanpa dicampuri lagi, dan menalaknya dalam keadaan hamil yang nyata. Adapun yang haram: Menalaknya dalam keadaan haid, atau menalaknya pada masa setelah dicampuri, sehingga tidak tahu apakah rahimnya mengandung anak atau tidak'."

Grade

Sunan Daruquthni #3846

سنن الدارقطني ٣٨٤٦: نا الْحُسَيْنُ , وَالْقَاسِمُ , أنا إِسْمَاعِيلُ الْمَحَامِلِيُّ , قَالَا: نا أَبُو السَّائِبِ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ , نا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ , عَنِ الْأَعْمَشِ , عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ , عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ , قَالَ: «طَلَاقُ السُّنَّةِ أَنْ يُطَلِّقَهَا فِي كُلِّ طُهْرٍ تَطْلِيقَةً فَإِذَا كَانَ آخِرُ ذَلِكَ فَتِلْكَ الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ بِهَا»

Sunan Daruquthni 3846: Al Husain dan Al Qasim —keduanya putra Ismail Al Mahamili,— menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu As-Sa'ib Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Abu Ishaq, dari Abu Al Ahwash, dari Abdullah, dia berkata, "Talak sunah adalah menalaknya satu kali pada masa suci. Jika yang terakhirnya demikian, maka itulah iddah yang telah diperintahkan Allah di kala menalak istri."

Grade

Sunan Daruquthni #3847

سنن الدارقطني ٣٨٤٧: نا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمِصْرِيُّ , نا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ , نا الْفِرْيَابِيُّ , نا سُفْيَانُ , عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ , عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ , قَالَ: «مَنْ أَرَادَ السُّنَّةَ فَلْيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا عَنْ غَيْرِ جِمَاعٍ وَيُشْهِدُ»

Sunan Daruquthni 3847: Ali bin Muhammad Al Mishri menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Al Firyabi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dari Abu Al Ahwash, dari Abdullah, dia berkata, "Siapa yang menginginkan sunnah, maka hendaklah menalaknya dalam keadaan suci tanpa ada percampuran (di masa itu) dan dipersaksikan."

Grade

Sunan Daruquthni #3848

سنن الدارقطني ٣٨٤٨: نا عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ الدَّقَّاقُ , نا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مُحَمَّدٍ أَبُو قِلَابَةَ , نا بِشْرُ بْنُ عُمَرَ , نا شُعْبَةُ , عَنْ أَنَسِ بْنِ سِيرِينَ , قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ , يَقُولُ: طَلَّقْتُ امْرَأَتِي وَهِيَ حَائِضٌ فَأَتَى عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ فَقَالَ: «مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا فَإِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْهَا إِنْ شَاءَ» , قَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَتُحْتَسَبُ بِتِلْكَ التَّطْلِيقَةِ؟ , قَالَ: «نَعَمْ».

Sunan Daruquthni 3848: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Abdul Malik bin Muhammad Abu Qilabah menceritakan kepada kami, Bisyr bin Umar menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Anas bin Sirin, dia berkata: Aku mendengar Ibnu Umar menuturkan, "Aku menalak istriku dalam keadaan haid, kemudian Umar menemui Nabi SAW lalu menanyakan hal itu, beliau pun bersabda, 'Suruhlah dia agar merujuknya. Bila dia (istrinya) telah suci, hendaklah dia menalaknya bila mau.' Lalu Umar bertanya, 'Wahai Rasulullah. Apakah talak tersebut dihitung?' Beliau menjawab, 'Ya'."

Grade

Sunan Daruquthni #3849

سنن الدارقطني ٣٨٤٩: قَالَ: وَنا شُعْبَةُ , عَنْ قَتَادَةَ , عَنْ يُونُسَ بْنِ جُبَيْرٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , أَنَّ عُمَرَ سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ نَحْوَهُ

Sunan Daruquthni 3849: Dia berkata: Dan Syu'bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Yunus bin Jubair, dari Ibnu Umar, bahwa Umar menanyakan kepada Nabi SAW. Lalu dikemukakan yang menyerupai yang tadi.

Grade

Sunan Daruquthni #3850

سنن الدارقطني ٣٨٥٠: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا مَوْهَبُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ خَالِدٍ أَبُو سَعِيدٍ , وَأَبُو ثَوْرٍ عَمْرُو بْنُ سَعْدٍ , قَالَا: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ , أَخْبَرَنِي يُونُسُ , عَنِ ابْنِ شِهَابٍ , عَنْ سَالِمٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عُمَرُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَغَيَّظَ عَلَيْهِ , وَقَالَ: «مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ يُمْسِكْهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ ثُمَّ تَطْهُرَ ثُمَّ يُطَلِّقَهَا طَاهِرًا قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا , فَذَلِكَ الطَّلَاقُ لِلْعِدَّةِ كَمَا أَمَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ»

Sunan Daruquthni 3850: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Mauhib bin Yazid bin Khalid Abu Sa'id dan Abu Tsaur Amr bin Sa'd menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab dari Salim, dari Ibnu Umar, bahwa ia menalak istrinya dalam kadaan haid pada masa Rasulullah SAW, lalu Umar menanyakan (hal tersebut) kepada Rasulullah SAW, dan beliau pun marah terhadapnya sambil bersabda, "Suruhlah dia (Ibnu Umar) merujuknya (istrinya), kemudian menahannya hingga suci, lalu haid, lalu suci lagi, kemudian barulah dia menalaknya dalam keadaan suci sebelum menyentuhnya (mencampurinya). Itulah talak untuk beriddah sebagaimana yang diperintahkan Allah Azza wa Jalla."

Sunan Daruquthni #3851

سنن الدارقطني ٣٨٥١: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى , وَأَبُو الْأَزْهَرِ , قَالَا: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ , نا ابْنُ أَخِي الزُّهْرِيِّ , عَنْ عَمِّهِ , أَخْبَرَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ , أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ , قَالَ: طَلَّقْتُ امْرَأَتِي وَهِيَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَغَيَّظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ: «لِيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيُمْسِكْهَا حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً مُسْتَقْبَلَةً سِوَى حَيْضَتِهَا الَّتِي طَلَّقَهَا فِيهَا , فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يُطَلِّقَهَا فَلْيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا مِنْ حَيْضَتِهَا قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا فَذَلِكَ الطَّلَاقُ لِلْعِدَّةِ كَمَا أَمَرَ اللَّهُ» , وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ طَلَّقَهَا تَطْلِيقَةً فَحُسِبَ فِي طَلَاقِهَا وَرَاجَعَهَا عَبْدُ اللَّهِ كَمَا أَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Sunan Daruquthni 3851: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya dan Abu Al Azhar menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, putra saudara Az-Zuhri menceritakan kepada kami dari pamannya, Salim bin Abdullah bin Umar mengabarkan kepadaku, bahwa Abdullah bin Umar menuturkan, "Aku menalak istriku dalam keadaan haid, kemudian Umar menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW pun marah, lalu bersabda, 'Dia hendaknya dia merujuknya, kemudian menahannya hingga haid satu kali lagi selain haid yang dialaminya ketika dia menalaknya. Bila setelah itu dia merasa perlu untuk menalaknya, maka talaklah setelah istrinya suci dari haidnya sebelum dicampuri. Sebab itulah talak untuk beriddah sebagaimana yang diperintahkan Allah'.'' Saat itu Abdullah menalaknya satu kali dan itu dihitung dalam talaknya. Kemudian Abdullah merujuknya sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW.

Sunan Daruquthni #3852

سنن الدارقطني ٣٨٥٢: نا أَبُو بَكْرٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عُزَيْزٍ هُوَ الْأَيْلِيُّ , نا سَلَامَةُ , عَنْ عَقِيلٍ , وَنا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدٍ , نا حَجَّاجٌ، عَنْ عَقِيلٍ , وَنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى , نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حُمَيْدٍ , نا صَالِحُ بْنُ أَبِي الْأَخْضَرِ , جَمِيعًا عَنِ الزُّهْرِيِّ , بِهَذَا قَالَ: فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَغَيَّظَ فِيهِ. وَقَالَ صَالِحٌ: فَتَغَيَّظَ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ ثُمَّ ذَكَرَ نَحْوَهُ

Sunan Daruquthni 3852: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Uzaiz —yaitu Al Aili,— menceritakan kepada kami, Salamah menceritakan kepada kami dari Uqail. Dan Yusuf bin Sa'id menceritakan kepada kami, Hajjaj menceritakan kepada kami dari Laits, dari Uqail. Dan Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Humaid menceritakan kepada kami, Shalih bin Abu Al Akhdhar menceritakan kepada kami, semuanya dari Az-Zuhri, dia berkata, "Ketika Umar menceritakan hal itu kepada Nabi SAW, maka beliau pun marah." Shalih menyebutkan (dalam riwayat yang dikemukakannya), "Maka beliau pun marah terhadap Abdullah." setelah itu ia menyebutkan redaksi yang serupa.

Grade