النهي عن الصلاة بعد الصبح وبعد العصر

Bab Larangan shalat sesudah subuh dan sesudah ashar

Muwatha' Malik #457

موطأ مالك ٤٥٧: حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ الصُّنَابِحِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الشَّمْسَ تَطْلُعُ وَمَعَهَا قَرْنُ الشَّيْطَانِ فَإِذَا ارْتَفَعَتْ فَارَقَهَا ثُمَّ إِذَا اسْتَوَتْ قَارَنَهَا فَإِذَا زَالَتْ فَارَقَهَا فَإِذَا دَنَتْ لِلْغُرُوبِ قَارَنَهَا فَإِذَا غَرَبَتْ فَارَقَهَا وَنَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الصَّلَاةِ فِي تِلْكَ السَّاعَاتِ

Muwatha' Malik 457: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] dari [Abdullah bin Ash Shunabihi], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Matahari itu terbit bersama dengan tanduk setan. Jika sudah mulai naik, maka tanduk itu terpisah darinya. Jika tepat di atas kepala, tanduk itu mendampinginya lagi. Jika telah tergelincir, tanduk itu menjauhinya. Jika sudah menjelang tenggelam, tanduk itu mendatanginya kembali. Jika telah tenggelam, tanduk itu meninggalkannya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang shalat pada waktu-waktu tersebut."

Muwatha' Malik #458

موطأ مالك ٤٥٨: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا بَدَا حَاجِبُ الشَّمْسِ فَأَخِّرُوا الصَّلَاةَ حَتَّى تَبْرُزَ وَإِذَا غَابَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَأَخِّرُوا الصَّلَاةَ حَتَّى تَغِيبَ

Muwatha' Malik 458: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] bahwa dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika sudah mulai tampak bayangan matahari, maka akhirkanlah shalat sampai benar-benar muncul. Jika sudah mulai menghilang cahaya bayangan matahari, maka tundalah shalat sampai benar-benar hilang."

Muwatha' Malik #459

موطأ مالك ٤٥٩: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ بَعْدَ الظُّهْرِ فَقَامَ يُصَلِّي الْعَصْرَ فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ ذَكَرْنَا تَعْجِيلَ الصَّلَاةِ أَوْ ذَكَرَهَا فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِينَ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِينَ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِينَ يَجْلِسُ أَحَدُهُمْ حَتَّى إِذَا اصْفَرَّتْ الشَّمْسُ وَكَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيْ الشَّيْطَانِ أَوْ عَلَى قَرْنِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَ أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا

Muwatha' Malik 459: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman] berkata: "Kami menemui [Anas bin Malik] setelah zhuhur. Saat itu ia sedang berdiri melakukan shalat ashar. Setelah selesai shalat, kami bertanya tentang pemajuan shalat, atau ia yang menyatakan sendiri. Anas berkata: 'Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Itu adalah shalatnya orang munafik, itu adalah shalatnya orang munafik, itu adalah shalatnya orang munafik. Seseorang dari kalian duduk-duduk hingga jika cahaya matahari sudah mulai menguning, yaitu saat berada di antara dua tanduk setan atau di atas tanduk setan, lalu dia mematuk empat kali. Dia tidak mengingat Allah kecuali sedikit"."

Muwatha' Malik #460

موطأ مالك ٤٦٠: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَتَحَرَّ أَحَدُكُمْ فَيُصَلِّيَ عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَلَا عِنْدَ غُرُوبِهَا

Muwatha' Malik 460: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian menepatkan shalat pada saat matahari terbit maupun tenggelam."

Muwatha' Malik #461

موطأ مالك ٤٦١: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ وَعَنْ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ

Muwatha' Malik 461: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang melakukan shalat setelah asar hingga matahari tenggelam, dan melarang shalat setelah subuh hingga matahari terbit."

Muwatha' Malik #462

موطأ مالك ٤٦٢: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ كَانَ يَقُولُ لَا تَحَرَّوْا بِصَلَاتِكُمْ طُلُوعَ الشَّمْسِ وَلَا غُرُوبَهَا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَطْلُعُ قَرْنَاهُ مَعَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَيَغْرُبَانِ مَعَ غُرُوبِهَا وَكَانَ يَضْرِبُ النَّاسَ عَلَى تِلْكَ الصَّلَاةِ

Muwatha' Malik 462: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] bahwa [Umar bin Khatthab] berkata: "Janganlah kalian melakukan shalat pada saat matahari terbit maupun tenggelam. Sesungguhnya setan itu menampakkan kedua tanduknya bersamaan dengan terbitnya matahari dan meninggalkannya bersamaan dengan tenggelamnya. Dan setan selalu membuat bingung manusia yang sedang shalat."

Muwatha' Malik #463

موطأ مالك ٤٦٣: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ أَنَّهُ رَأَى عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَضْرِبُ الْمُنْكَدِرَ فِي الصَّلَاةِ بَعْدَ الْعَصْرِ

Muwatha' Malik 463: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [As Sa`ib bin Yazid], bahwa dia melihat [Umar bin Khatthab] memukul Al Munkadir karena shalat setelah shalat ashar."