التغليظ في الدين

Bab Teguran keras masalah hutang

Sunan Nasa'i #4605

سنن النسائي ٤٦٠٥: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ عَنْ أَبِي كَثِيرٍ مَوْلَى مُحَمَّدِ بْنِ جَحْشٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَحْشٍ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ وَضَعَ رَاحَتَهُ عَلَى جَبْهَتِهِ ثُمَّ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا نُزِّلَ مِنْ التَّشْدِيدِ فَسَكَتْنَا وَفَزِعْنَا فَلَمَّا كَانَ مِنْ الْغَدِ سَأَلْتُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذَا التَّشْدِيدُ الَّذِي نُزِّلَ فَقَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلًا قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِيَ ثُمَّ قُتِلَ ثُمَّ أُحْيِيَ ثُمَّ قُتِلَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ

Sunan Nasa'i 4605: Telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Hujr] dari [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Al 'Ala`] dari [Abu Katsir], budak Muhammad bin Jahsy dari [Muhammad bin Jahsy], dia berkata: "Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian beliau mendongakkan kepala beliau ke langit kemudian beliau meletakkan telapak tangan beliau pada kening beliau kemudian bersabda: "Subhanallah, apakah yang telah diturunkan dari sikap keras?" kemudian kami diam dan terkejut. Kemudian setelah besok harinya saya bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, sikap keras apakah yang telah diturunkan ini? Beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, seandainya seseorang terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan, kemudian terbunuh, kemudian dihidupkan, kemudian terbunuh dan ia memiliki tanggungan hutang maka ia tidak akan masuk Surga hingga terbayarkan hutangnya."

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,

Sunan Nasa'i #4606

سنن النسائي ٤٦٠٦: أَخْبَرَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ حَدَّثَنَا الثَّوْرِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ سَمْعَانَ عَنْ سَمُرَةَ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ فَقَالَ أَهَا هُنَا مِنْ بَنِي فُلَانٍ أَحَدٌ ثَلَاثًا فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مَنَعَكَ فِي الْمَرَّتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ أَنْ لَا تَكُونَ أَجَبْتَنِي أَمَا إِنِّي لَمْ أُنَوِّهْ بِكَ إِلَّا بِخَيْرٍ إِنَّ فُلَانًا لِرَجُلٍ مِنْهُمْ مَاتَ مَأْسُورًا بِدَيْنِهِ

Sunan Nasa'i 4606: Telah mengabarkan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] telah menceritakan kepada kami [Ats Tsauri] dari [ayahnya] dari [Asy Sya'bi] dari [Sam'an] dari [Samurah], dia berkata: "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika mengurusi jenazah, lalu beliau bersabda: "Apakah disini ada seseorang yang berasal dari Bani Fulan, " sebanyak tiga kali, lalu berdirilah seseorang, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Apa yang menghalangimu untuk menjawabku pada kedua panggilan pertama, aku tidak bermaksud kepadamu selain kebaikan, sesungguhnya Fulan (yaitu seseorang diantara mereka) meninggal dalam keadaan tertahan oleh hutangnya."

Grade

Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Dha'if 4689,