فلما جاوزا قال لفتاه آتنا غداءنا لقد لقينا من سفرنا

Bab Surat Al Kahfi ayat 62

Shahih Bukhari #4358

صحيح البخاري ٤٣٥٨: حَدَّثَنِي قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنِي سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّ نَوْفًا الْبَكَالِيَّ يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ لَيْسَ بِمُوسَى الْخَضِرِ فَقَالَ كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ حَدَّثَنَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَامَ مُوسَى خَطِيبًا فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ فَقِيلَ لَهُ أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ قَالَ أَنَا فَعَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ وَأَوْحَى إِلَيْهِ بَلَى عَبْدٌ مِنْ عِبَادِي بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ أَيْ رَبِّ كَيْفَ السَّبِيلُ إِلَيْهِ قَالَ تَأْخُذُ حُوتًا فِي مِكْتَلٍ فَحَيْثُمَا فَقَدْتَ الْحُوتَ فَاتَّبِعْهُ قَالَ فَخَرَجَ مُوسَى وَمَعَهُ فَتَاهُ يُوشَعُ بْنُ نُونٍ وَمَعَهُمَا الْحُوتُ حَتَّى انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَنَزَلَا عِنْدَهَا قَالَ فَوَضَعَ مُوسَى رَأْسَهُ فَنَامَ قَالَ سُفْيَانُ وَفِي حَدِيثِ غَيْرِ عَمْرٍو قَالَ وَفِي أَصْلِ الصَّخْرَةِ عَيْنٌ يُقَالُ لَهَا الْحَيَاةُ لَا يُصِيبُ مِنْ مَائِهَا شَيْءٌ إِلَّا حَيِيَ فَأَصَابَ الْحُوتَ مِنْ مَاءِ تِلْكَ الْعَيْنِ قَالَ فَتَحَرَّكَ وَانْسَلَّ مِنْ الْمِكْتَلِ فَدَخَلَ الْبَحْرَ فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ مُوسَى قَالَ { لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا } الْآيَةَ قَالَ وَلَمْ يَجِدْ النَّصَبَ حَتَّى جَاوَزَ مَا أُمِرَ بِهِ قَالَ لَهُ فَتَاهُ يُوشَعُ بْنُ نُونٍ { أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ } الْآيَةَ قَالَ فَرَجَعَا يَقُصَّانِ فِي آثَارِهِمَا فَوَجَدَا فِي الْبَحْرِ كَالطَّاقِ مَمَرَّ الْحُوتِ فَكَانَ لِفَتَاهُ عَجَبًا وَلِلْحُوتِ سَرَبًا قَالَ فَلَمَّا انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ إِذْ هُمَا بِرَجُلٍ مُسَجًّى بِثَوْبٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ مُوسَى قَالَ وَأَنَّى بِأَرْضِكَ السَّلَامُ فَقَالَ أَنَا مُوسَى قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ قَالَ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلِّمْتَ رَشَدًا قَالَ لَهُ الْخَضِرُ يَا مُوسَى إِنَّكَ عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَكَهُ اللَّهُ لَا أَعْلَمُهُ وَأَنَا عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَنِيهِ اللَّهُ لَا تَعْلَمُهُ قَالَ بَلْ أَتَّبِعُكَ قَالَ { فَإِنْ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا } فَانْطَلَقَا يَمْشِيَانِ عَلَى السَّاحِلِ فَمَرَّتْ بِهِمْ سَفِينَةٌ فَعُرِفَ الْخَضِرُ فَحَمَلُوهُمْ فِي سَفِينَتِهِمْ بِغَيْرِ نَوْلٍ يَقُولُ بِغَيْرِ أَجْرٍ فَرَكِبَا السَّفِينَةَ قَالَ وَوَقَعَ عُصْفُورٌ عَلَى حَرْفِ السَّفِينَةِ فَغَمَسَ مِنْقَارَهُ فِي الْبَحْرِ فَقَالَ الْخَضِرُ لِمُوسَى مَا عِلْمُكَ وَعِلْمِي وَعِلْمُ الْخَلَائِقِ فِي عِلْمِ اللَّهِ إِلَّا مِقْدَارُ مَا غَمَسَ هَذَا الْعُصْفُورُ مِنْقَارَهُ قَالَ فَلَمْ يَفْجَأْ مُوسَى إِذْ عَمَدَ الْخَضِرُ إِلَى قَدُومٍ فَخَرَقَ السَّفِينَةَ فَقَالَ لَهُ مُوسَى قَوْمٌ حَمَلُونَا بِغَيْرِ نَوْلٍ عَمَدْتَ إِلَى سَفِينَتِهِمْ فَخَرَقْتَهَا { لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ } الْآيَةَ فَانْطَلَقَا إِذَا هُمَا بِغُلَامٍ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَ الْخَضِرُ بِرَأْسِهِ فَقَطَعَهُ قَالَ لَهُ مُوسَى { أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِي صَبْرًا إِلَى قَوْلِهِ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ } فَقَالَ بِيَدِهِ هَكَذَا فَأَقَامَهُ فَقَالَ لَهُ مُوسَى إِنَّا دَخَلْنَا هَذِهِ الْقَرْيَةَ فَلَمْ يُضَيِّفُونَا وَلَمْ يُطْعِمُونَا { لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا } فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدِدْنَا أَنَّ مُوسَى صَبَرَ حَتَّى يُقَصَّ عَلَيْنَا مِنْ أَمْرِهِمَا قَالَ وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَقْرَأُ وَكَانَ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ صَالِحَةٍ غَصْبًا وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ كَافِرًا

Shahih Bukhari 4358: Telah menceritakan kepadaku [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Amru bin Dinar] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata: "Saya telah berkata kepada [Ibnu Abbas] bahwasanya Nauf Al Bikali mengatakan bahwa Musa 'Alaihis Salam yang berada di tengah kaum Bani Israil bukanlah Musa yang menyertai Nabi Khidhir." Ibnu Abbas berkata: Berdustalah musuh Allah. Telah menceritakan kepada kami [Ubay bin Ka'ab] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Suatu ketika Nabi Musa 'Alaihis Salam berdiri untuk berkhutbah di hadapan kaum Bani israil. Setalah itu, seseorang bertanya kepadanya: 'Siapakah orang yang paling banyak ilmunya?' Nabi Musa menjawab: 'Akulah orang yang paling banyak ilmunya.' Rasulullah berkata: Oleh karena itu, Allah sangat mencela Musa. Karena ia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Lalu Allah mewahyukan kepada Musa: 'Bahkan ada seorang hamba dari hamba-hamba Ku yang berada di pertemuan dua lautan, dia lebih banyak ilmunya darimu.' Nabi Musa 'Alaihis Salam bertanya: 'Ya Tuhan, bagaimana caranya saya dapat bertemu dengan hambaMu itu?' Dijawab: 'Bawalah seekor ikan di dalam keranjang dari daun kurma. Dimana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka ikutilah (jejaknya semula).' Rasulullah berkata: Kemudian Musa pun berangkat dengan ditemani seorang muridnya yang bernama Yusya' bin Nun dan mereka membawa seekor ikan. Ketika keduanya sampai di sebuah batu besar, maka keduanya pun beristirahat disisi batu tersebut. Berkata: Maka Musa menyandarkan kepalanya kemudian tertidur lelap. Sufyan berkata: Dan pada hadits selain hadits Amru, dia berkata: Dan di dasar batu tersebut terdapat sumber mata air yang dinamakan Al Hayat, dimana tidaklah sesuatu pun menyentuh airnya melainkan akan menjadi hidup. Kemudian sebagian air dari mata air itu pun jatuh mengenai ikan tersebut. Berkata: Maka ikan itu bergerak dan melompat keluar dari keranjang, lalu masuk ke dalam air laut. Ketika Musa terbangun dari tidurnya, {berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah kemari makanan kita."} (QS. Al Kahfi: 62) Perawi berkata: Dan tidaklah Musa merasa lelah melainkan setelah melewati tempat yang diperintahkan untuk mencarinya. Muridnya yakni Yusya bin Nun berkata kepadanya: {"Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu"}. Perawi berkata: Kemudian mereka kembali mengikuti jejak mereka semula, hingga mereka sampai di laut. Jalan yang dilalui ikan tersebut tampak seperti terowongan. Hal itu membuat muridnya kagum adanya terowongan yang dilalui oleh ikan. Perawi berkata: Setelah keduanya tiba di batu besar tadi, maka mereka melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur berselimutkan kain. Lalu Nabi Musa mengucapkan salam kepadanya. Nabi Khidhir bertanya kepada Musa: 'Dari manakah salam di negerimu?' Musa berkata: 'Saya adalah Musa.' Nabi Khidhir bertanya: 'Musa Bani Israil?' Nabi Musa menjawab: 'Ya.' Musa melanjutkan: 'Bolehkah aku mengikutimu agar kamu dapat mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?' Nabi Khidhir berkata kepada Musa: 'Wahai Musa, sesungguhnya kamu mendapatkan sebagian ilmu Allah yang diajarkanNya kepadamu yang tidak aku ketahui dan aku mendapatkan sebagian ilmu Allah yang diajarkanNya kepadaku yang kamu tidak ketahui.' Musa berkata kepada Khidhir: 'Tapi saya akan mengikutimu.' Nabi Khidhir menjawab: {"Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".} (QS. Al Kahfi: 70). Kemudian Musa dan Khidhir berjalan menusuri pantai. Tak lama kemudian ada sebuah perahu yang melintas. Ternyata orang-orang di perahu itu mengenal Khidhir, hingga akhirnya mereka mengangkut keduanya tanpa meminta upah.' Dikatakan: Tanpa imbalan lalu keduanya naik ke atas perahu tersebut. Perawi berkata: Lalu seekor burung hinggap di sisi perahu kemudian mencelupkan paruhnya ke air laut. Maka Khidlir berkata kepada Musa: 'Tidaklah ilmu kamu dan ilmu saya serta ilmu seluruh makhluq dibandingkan ilmu Allah melainkan hanya seperti air yang didapatkan burung ini dengan paruhnya'. Kemudian Musa terkejut dengan apa yang dilakukan Khidlir ketika dia mengambil kapak lalu melubangi perahu yang ditumpanginya. Maka Musa berkata kepadanya: 'Mereka ini adalah orang-orang yang mengangkut kita tanpa meminta upah, tetapi mengapa kamu malah melubangi perahu mereka {untuk kamu tenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah mendatangkan perkara}'. (QS. Al Kahfi: 71) Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan hingga berjumpa dengan seorang anak kecil yang sedang bermain dengan anak-anak lainnya, kemudian Khidhir memegang kepala anak itu lalu memotong kepala anak kecil itu. Musa pun berkata kepada Khidhir: {"Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar". Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?"} hingga firmanNya {tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh.} (QS. Al Kahfi: 74-77) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Dinding itu miring (sambil memberi isyarat dengan tangannya) lalu ditegakkan oleh Khidhir.' Musa berkata kepada Khidhir: 'Sesungguhnya kita memasuki desa ini tetapi penduduk desa ini tidak mau menjamu kita dan tidak juga memberi kita makan {"Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu". Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya."} (QS. Al Kahfi: 77-78) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: 'Sebenarnya kita lebih senang jika Musa dapat sedikit bersabar, hingga kisah Musa dan Khidhir bisa diceritakan kepada kita dengan lebih panjang lagi. Sa'id bin Zubair berkata: 'Ibnu Abbas membacakan ayat Al Qur'an yang artinya: 'Di depan mereka ada seorang penguasa yang merampas setiap perahu yang bagus. Dan adapun 'Anak kecil yang dibunuh Nabi Khidhir itu adalah kafir.'