قوله أيود أحدكم أن تكون له جنة من نخيل وأعناب

Bab Surat al Baqarah ayat 266

Shahih Bukhari #4174

صحيح البخاري ٤١٧٤: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي مُلَيْكَةَ يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ وَسَمِعْتُ أَخَاهُ أَبَا بَكْرِ بْنَ أَبِي مُلَيْكَةَ يُحَدِّثُ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ قَالَ قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَوْمًا لِأَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَ تَرَوْنَ هَذِهِ الْآيَةَ نَزَلَتْ { أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ } قَالُوا اللَّهُ أَعْلَمُ فَغَضِبَ عُمَرُ فَقَالَ قُولُوا نَعْلَمُ أَوْ لَا نَعْلَمُ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فِي نَفْسِي مِنْهَا شَيْءٌ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ قَالَ عُمَرُ يَا ابْنَ أَخِي قُلْ وَلَا تَحْقِرْ نَفْسَكَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ ضُرِبَتْ مَثَلًا لِعَمَلٍ قَالَ عُمَرُ أَيُّ عَمَلٍ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ لِعَمَلٍ قَالَ عُمَرُ لِرَجُلٍ غَنِيٍّ يَعْمَلُ بِطَاعَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ بَعَثَ اللَّهُ لَهُ الشَّيْطَانَ فَعَمِلَ بِالْمَعَاصِي حَتَّى أَغْرَقَ أَعْمَالَهُ

Shahih Bukhari 4174: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ibnu Juraij] Aku mendengar [Abdullah bin Abu Mulaikah] bercerita dari [Ibnu Abbas] dia berkata: dan aku juga mendengar saudaranya yaitu Abu Bakar bin Abu Mulaikah bercerita dari [Ubaid bin Umair] dia berkata: Pada suatu hari Umar radliyallahu 'anhu berkata kepada para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Menurut kalian berkenaan dengan apakah ayat ini diturunkan: (Adakah salah seorang dari kalian yang ingin memiliki kebun) (QS. Al Baqarah: 266). Para sahabat menjawab: 'Allahu A'lam.' Maka 'Umar pun marah, seraya berkata: "Katakan kami tahu atau kami tidak tahu." Kemudian Ibnu Abbas berkata: "Aku mengerti sedikit tentang ayat itu wahai Amirul Mukminin." 'Umar berkata: "Wahai anak saudaraku, katakanlah! Jangan kamu cela dirimu sendiri." Ibnu Abbas berkata: "Ayat itu membuat sebuah perumpamaan tentang suatu amalan." 'Umar berkata: "Amalan apakah?" Ibnu Abbas menjawab: "Tentang suatu amalan." Umar melanjutkan: "Yaitu tentang seorang laki-laki yang kaya, lalu dia beramal dengan menta'ati Allah Azza Wa Jalla. Kemudian Allah mengutus setan kepadanya. Maka ia pun melakukan maksiat hingga ia tenggelamkan amalan kebaikan yang telah dilakukannya."